50. Happy Ending

142 5 2
                                    

"Main bakset, gas!" Ajak Sadewa.

"Basket, nyet." Geram Bianca, pacarnya.

Masih seperti biasa, sepasang kekasih itu selalu bertengkar dalam hal kecil membuat semua orang menggelengkan kepalanya. Tetapi jujur saja jika tidak ada mereka berdua mungkin liburan hari ini tidak terasa seru.

Ervin rupanya mengajak semua temannya dan juga sang pacar bahkan teman Ocha, Asha untuk berlibur karena sudah lama mereka tidak berjumpa dan menghabiskan waktu bersama.

Berlokasi di sebuah villa yang berada di lembang, jawa barat. Meskipun sudah siang, cuaca disana terasa sejuk. Villa sana pun terdapat lapangan basket di belakang, kebetulan sekali. Sebenarnya, Ervin meminta bantuan kepada ketiga temannya untuk bermain basket karena ia ingin Ocha kembali kepada hobinya yakni bermain basket.

"Siapa yang mau masuk tim gue?" -Haikal.

"Gue."

"Yok sini kur kur ku-"

"Gue ogah maksudnya." -Candra.

"Hahahahahha." Semuanya tertawa.

Ervin memperhatikan Ocha yang sedang terdiam, ia menghampirinya pun memegang kedua tangannya untuk meyakinkannya.

"Cha, ini waktunya."

"Udah lama banget, Ervin."

"Kenapa? Gak ada masalah dengan waktu, lakuin apa yang kamu sukai. Aku tahu, basket selalu jadi hobi kamu. Jangan hanya karena seseorang kamu berhenti bermain."

"I'll try."

"Good!" Elus Ervin.

"Ocha, ayo!!" Teriak Bianca.

"Gue sama Haikal, Bianca." -Ervin.

Ocha pun berlari untuk segera memasuki lapangan. Dua tim sudah terbagi. Tim satu ada Ervin, Haikal dan Bianca. Tim dua ada Ocha, Sadewa dan Candra. Sementara itu, Asha memilih untuk menjadi Wasit.

Permainan di mulai oleh tim satu. Haikal mulai memainkan bola tersebut dengan ceroboh karena bola tersebut berhasil di rebut oleh Candra. Merasa tidak aman karena lawannya mulai mendekat, Candra mengoper bola tersebut namun hal konyol terjadi saat permainan.

"Hahahaha anjing tolol." Bianca tertawa terbahak-bahak karena pacarnya.

"Sadewa!!!" Teriak Ocha namun ikut tertawa juga.

"Basket nying basket bukan futsal." -Haikal.

"Di tangkep bodoh, bukan di sundul!" -Candra heran.

"When kapten futsal di suruh main basket." -Ervin.

Semua orang tertawa keras karena Sadewa menyundul bola basket yang Candra over kepadanya dengan kepalanya seperti bermain futsal pada umumnya.

Permainan kembali berlanjut dengan Ervin dan Ocha yang saling menghalangi satu sama lain sebagai lawan. Ocha berhasil merebut bola dari pacarnya, tak ragu ia pun melempar bola dengan teknik yang benar ke dalam ring hingga mencetak poin untuk timnya.

"Uhuwww Ocha lo keren banget!" Teriak Sadewa penuh kemenangan sambil memeluk Ocha.

"Dikira lo doang nyet yang bisa meluk cewek orang. Gue juga bisa meluk cowok orang. Ahahahaha ya kan, Er?"

"Hah? Haha haha haha bener." Tawa sengaja Ervin karena Ocha pun refleks membalas pelukan Sadewa.

"PRIT PRITT!!"

Suara peluit alami berasal dari mulut Asha sebagai wasit.

"Stop! Kalian mau main basket atau mau saling manas-manasin?"

"Sadewa noh yang mulai duluan." -Bianca.

"Dih ngapa? Cemburu lo?" -Sadewa.

"Berisik banget ini duo lintah, dah bubar bubar." -Candra.

Permainan diakhiri begitu saja. Bianca menyeret Sadewa untuk di beri pelajaran. Sementara yang lain pergi untuk beristirahat, Ervin terduduk di lapangan. Ocha menahan tawanya, ia paham bahwa Ervin sedang di landa cemburu.

"Hai, cowok."

"Sorry, Sadewa gak ada disini." Ketus Ervin.

"Oh gak ada, ya? Yaudah deh aku mau cari Sa-"

GREP!

Lengan Ocha di tarik oleh Ervin hingga keduanya terjatuh. Ocha jatuh di atas tubuh Ervin.

"Are u sure?"

"Hmm?"

"Kamu yakin cari Sadewa?"

"Kamu cemburu?"

"Iya, tolong jangan peluk laki-laki lain selain aku. Meskipun itu gak di sengaja."

Nada bicara Ervin terdengar begitu serius membuat Ocha takut. Ini pertama kalinya Ervin merasa sangat cemburu.

DEG!

Ervin semankin menarik tubuh Ocha sampai menempel, ia raih wajahnya, di tatap kedua matanya amat dalam.

CUP!

Ciuman mendarat di bibir Ocha. Tidak ada penolakan dari perempuan itu. Ocha membuka mulutnya agar mempermudah Ervin menguasainya. Ciuman tersebut berubah menjadi lumatan. Keduanya memejamkan mata menikmati keromantisan tersebut.

"Sayang."

Ervin terkejut dengan panggilan tersebut. Pasalnya ini pertama kali, Ocha memanggilnya dengan romantis seperti itu.

"Ya, my baby?"

"Thank you for keeping your promise, making me happy and buat aku kembali jadi diriku sendiri."

""Please stay with me for the happiness to come."

Ocha mengangguk tersenyum menatap kedua mata Ervin. Ervin menggendong Ocha seraya berputar-putar dan saling menempelkan hidung mereka. Begitu manis melihatnya. Perjuangan Ervin untuk mendapatkan hati Ocha sungguh luar biasa. Begitupun Ocha sangat beruntung memiliki sosok Ervin di hidupnya yang sudah membantunya keluar dari masa lalu, mengembalikan kehidupan indahnya yang sudah lama hilang, membuatnya merasa sangat dicintai.

--Mas Mantan, End--

MAS MANTAN || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang