39. Rumah

41 3 0
                                    

Kebutuhan rumahnya seperti bahan makanan sudah habis dengan itu Ocha kini sedang berada di minimarket untuk membeli beberapa bahan makanan juga cemilan.

GREP!

"Lo aja yang ambil."

Arjuna? -batinnya.

"Lo aja."

"Gak usah, udah lo aja."

"Yaudah lepas." Ocha melirik ke arah tangan Arjuna yang masih memegang tangannya di atas cemilan yang akan mereka beli.

"Sorry."

Merasa sudah cukup berbelanja, Ocha pergi ke kasir untuk membayar.

Namun..

"Aduh mbak, saya boleh ijin pulang dulu sebentar? Dompet saya ketin-"

"Pakai ini saja, mbak."

"Gak us-"

"Sudah dibayar ya pak, terima kasih." Ucap kasir itu sambil mengembalikan card Arjuna.

Di luar minimarket..

"Gue gak mau berhutang budi sama lo, kenapa lo harus bayarin belanjaan gue? Gue gak perlu bantuan lo."

"Lo pulang sama gue aja. Udah malem."

"Gue pulang sen-"

"Ocha!!!" Arjuna menarik Ocha sampai tak menyadarinya Ocha jatuh ke pelukan Arjuna. Untung saja ada Arjuna jika tidak, Ocha sudah tertabrak oleh sepeda motor yang melaju sembarangan.

Pelukan ini. -batin Ocha.

Gue kangen pelukan ini. -batin Arjuna.

"Let's go to home!"

Tiba - tiba saja suara perempuan datang membuyarkan pandangan mereka dan pelukannya terlepas.

"Ah iya, kamu udah selesai?"

"Iyah ternyata ini tanggal merah ak- eh kamu? Kamu temennya suami saya, kan?"

Ocha mengangguk kecil dan tersenyum singkat.

"Kita anter temen aku dulu gapapa kan?"

"Ya boleh, ayok. Lagian udah malem juga bahaya kan perempuan pergi di malam hari." Ucap Salsa.

Terpaksa Ocha pulang bersama Arjuna dan istrinya. Melihat mantannya bersama istrinya itu jujur saja hati Ocha sangat sakit. Pandangannya beralih ke kaca mobil di sampingnya.

"Makasi."

"Iya sama-sama, kita pergi dulu ya." Salsa melambaikan tangan kepada Ocha.

Langkah Ocha hendak masuk ke dalam rumah akan tetapi Ervin sudah berada duduk di kursi terasnya.

"Ervin?"

"Iya ini aku."

"Ka-kamu dari tadi disini?"

"Iya, aku juga lihat kamu di antar pulang sama mantan kamu."

DEG!

Jantung Ocha berdegup kencang, takut sang pacar akan merasa marah dan kecewa kepadanya.

"Ervin, i'm sorry."

"No, it's okay. Kamu udah lama ketemu mantan kamu lagi?"

"Dua hari."

"Ohh." Jawabnya singkat.

"Ervin tapi aku gak bermak-"

"Ayo duduk dulu." Ervin membawa Ocha duduk di sampingnya.

"Ocha aku gak larang kamu untuk jalan sama laki-laki lain sekalipun itu mantan kamu selama kamu ingat kalau rumahmu itu aku."

"I always remember that. Aku cuma ingin kejelasan dari semuanya supaya aku bisa berdamai dengan masa laluku."

"I trust you."

"Ervin, makasi karena selalu ngertiin aku."

"Anytime."

Sejujurnya gue cemburu dan takut kalau lo akan balik lagi sama mantan lo. -batin Ervin.

MAS MANTAN || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang