19. First Meet

66 3 1
                                    

Cuaca sangat cerah sama seperti suasana hati gadis remaja yang baru saja duduk di bangku sekolah menengah atas dengan kejuruan IPA. Ini hari ke-5 Ocha bersekolah di sekolah impiannya. Oh, ada hal yang tidak kita ketahui. Rupanya gadis remaja itu mengikuti extrakulikuler dalam bidang olahraga yaitu basket. Ocha sangat menyukai basket. Kebetulan hari ini ialah hari pertamanya menjalani eskul basket tersebut.

Ocha pun memperhatikan setiap detail apa yang di sampaikan oleh sang pelatih seperti cara bermain basket yang benar dan teknik-teknik apa saja yang harus di perhatikan. Ternyata bermain basket bukan hanya memantulkan dan memasukan ke dalam keranjang saja, banyak sekali yang harus di pelajari oleh Ocha.

Untuk hari ini hanya ada materi, maka dari itu semua anggota baru sudah bisa pulang lebih awal.

"Aduh sial, hujan lagi. Gue mana ada bawa payung. Gak bawa motor juga aarghhh."

Satu persatu murid meninggalkan sekolah sore itu. Ada yang di jemput pun ada yang memakai jas hujan dengan mengendarai motornya sendiri. Sialnya, Ocha hari ini tidak membawa sepeda motornya karena sedang ia service. Payung pun ia tak membawanya.

"Ih kok eror sih, gila banget ini aplikasi." Kesal Ocha.

Selama sepuluh menit lamanya, Ocha mencoba memesan ojeg online akan tetapi aplikasunya tetap eror.

"AISHHHH." Ocha mengacak rambutnya dan menendang genangan air hujan di depannya.

"Bar-bar banget jadi cewek."

DEG!

Suara laki-laki terdengar jelas di kedua telinga Ocha. Ocha menatap ke arah depan dan benar saja seorang murid laki-laki bertubuh tinggi dan tampan memakai baju basket berwarna
merah yang berbicara kepadanya karena terciprat genangan air yang Ocha tendang.

"Apa sih, gak jelas."

"Eh lo yang gak jelas, aneh. Minta maaf, gak?"

"Diem gue lagi pusing jangan ngajak ribut."

Laki-laki itu terkekeh.

"Ngapa ketawa?"

"Sewot mulu lo, bodo amat deh gue balik aj-"

"Eh tunggu."

Ocha menghentikan langkah murid laki-laki tersebut.

"Apa lagi? Lo gak mau minta maaf kan, yaudah gue balik aja."

"Iya iya gue bakal minta maaf asal lo tolongin gue dulu."

"Emang kita kenal? Ngapain gue tolongin lo."

"Ih kan sesama manusia harus saling tolong menolong. Berarti lo bukan manusia karena gak mau nolongin gue."

"Iya gue bukan manusia. Gue vampire, sini gue gigit."

"Najis, jauh jauh sono."

"Dih yaudah gak gue tolongin."

"Eh."

"Ya kan kata lo jauh jauh, yaudah ya bye."

Murid itu berjalan menjauh meninggalkan Ocha. Kembali dengan rasa kesalnya, Ocha mencipratkan genangan air di hadapannya.

Tak lama..

TIN TIN!

"Ayo balik."

Laki-laki itu mengahampiri Ocha dengan motor trail miliknya.

"Hah?"

"Mau balik kan lo?"

Ocha diam mematung saja. Bagaimana bisa laki-laki tersebut mengetahui bahwa ia kesulitan untuk pulang.

"Buruan ini hujan. Gak mau balik? Yau-"

"Iya gue mau, tunggu dong."

Ocha segera saja naik ke atas motornya. Diam-diam di balik helm full facenya laki-laki itu tersenyum.

MAS MANTAN || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang