05. Pembalasan

22.5K 792 4
                                    

Perkataan Lia bukan hanya mempengaruhi seorang Davin Geraldo, tapi juga membuatnya tak tenang. Sepanjang waktu, pria itu terus memikirkannya dan terhina karenanya. Seperti radio rusak itu terus berputar dikepalanya.

"Sial! Aku tidak akan membuat perempuan itu merasa menang dan menghinaku begini. Aku harus melakukan sesuatu untuk mempermalukannya dan membuatnya sadar dengan posisinya!" ujar Davin serius sambil mengepalkan tangannya erat.

"Perempuan brengsek itu harus tahu diri, apapun caranya!" lanjutnya seperti tengah berapi-api. "Cih, secepatnya akan kuberi perhitungan supaya tahu rasa!"

Davin benar-benar tak terima dan marah dengan ucapan Lia beberapa saat lalu padanya. Sementara itu Lia di depan ruangan Davin juga terlihat tak tenang.

Wanita itu bukan menyesali perkataannya pada Davin, tapi merasa waswas sekarang. Jika tadi saja Davin berani melecehkan dirinya, bagaimana kedepannya mau jadi apa Lia selanjutnya di perusahaan itu. Dia tak mau jadi jala-ng pribadi pria itu. Sungguh, membayangkannya saja, Lia sudah jijik pada dirinya sendiri. Sentuhan Davin bahkan seperti luka yang menyakitkan bagi dirinya.

Namun apa yang harus dia lakukan, posisinya bahkan tidak bisa mendukungnya apalagi orang-orang di perusahaan sudah mencap buruk atas dirinya.

Brak!!

Tiba-tiba Liona muncul dihadapannya. Wanita itu rupanya belum pulang dan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang ada dalam kepalanya.

"Aku peringatkan padamu untuk jangan macam-macam pada Davin. Jangan berani menggodanya atau bahkan merayunya. Jala-ng sepertimu tidak pantas dengannya dan aku bersumpah akan menyingkirkan dirimu secepatnya dari perusahaan ini!!" gertak Liona sambil menatapnya tajam.

Namun Lia tidak takut dan bahkan muak dengan wanita dihadapannya. Liona ini baginya adalah perusak rumah tangganya di masa lalu dan Lia sangat membencinya. Akan tetapi bagian ucapan wanita itu tentang mengatakan akan menyingkirkan dirinya dari perusahaan, entah mengapa membuat Lia merasa tertantang, walaupun Lia sendiri sangat ingin keluar dari sana.

"Menyingkirkanku?" ulang Lia sambil berdiri dan mempermainkan Liona dengan nada suaranya. "Coba saja jika bisa dan oh, ya untuk masalah Davin. Jangan menyuruhku untuk tidak menggodanya, tapi jagalah dia untuk tidak tergoda denganku!"

"Sialan! Kau pikir siapa dirimu sampai begitu percaya diri Davin tergoda denganmu?!" bentak Liona marah dan tidak terima. "Lihat saja nanti, aku benar-benar akan menyingkirkanmu dan membuatmu tidak diterima diperusahaan manapun!!"

Lia mencoba tenang dan tidak terpancing. "Silahkan saja dan lakukan semaumu. Kita lihat saja siapa yang pecundang diantara kita dan kali ini siapa yang disingkirkan Davin dari sisinya!"

Liona mengepalkan tangan, ingin marah atau menampar Lia saat itu juga. Andai akal sehat tak bersamanya mungkin dia sudah melakukannya, tapi Liona nyatanya tak melakukannya. Dia tak mau menciptakan kerusuhan dan membuat namanya buruk.

"Kali ini kau bisa bersikap angkuh dihadapanku, tapi lihatlah lain kali. Lima tahun lalu aku berhasil membuatmu di posisi terrendah dan lain kali kau juga akan begitu. Jadi bersiap-siap saja!" tegas Liona tak mau kalah.

Lia mengepalkan tangannya, menahan amarah yang muncul tiba-tiba. Teringat bagaimana wanita dihadapannya adalah salah satu penyebab kehancuran kehidupannya di masa lalu, tak bisa ditahan air muka Lia memang berubah karenanya. Namun, dia juga tak mau perempuan itu menang, sehingga terus saja bersikeras mempertahankan ketenangannya.

"Santai saja Liona, tidak usah tegang begitu. Aku saja yang kehidupannya pernah kau rusak tidak seperti itu. Hm, apa jangan-jangan kau terancam takut kali ini akan kalah eh?! Hm, apapun itu sebenarnya aku tidak perduli sih, tapi satu hal yang perlu kamu tahu kalau sekarang aku bukan Adelia yang sama dengan Adelia lima tahun lalu!" tegas Lia serius membalas tatapan Liona dengan sinisnya.

MY BOSS IS MY EX-HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang