49. Menjenguk Ares

13.8K 443 3
                                    

Satu minggu kemudian, Lia sudah kembali bekerja, karena memaksakan kehendaknya dan juga terlalu keras kepala. Sampai Davin menyerah dan membiarkannya, meski tidak sepenuhnya demikian karena Davin masih mengawasinya.

Sepanjang perjalanan memasuki kantor dan menuju lantai atas di mana tempat kerjanya berada, Lia berjalan dibelakang Davin. Lalu wanita itu mendengar desas-desus yang tak mengenakkan. Ini sudah biasa sebenarnya, hanya saja di saat hamil begini, dia lebih sensitif dan Lia sangat terganggu dengan hal itu.

"Lihatlah wanita rendah*n itu, dia pasti sudah merayu boss, aku yakin itu!" ujar seorang staf pada temannya.

"Hm, itu kesempatan yang bagus dan sekretaris rendah*n itu pasti tidak akan melewatkan kesempatan. Jangan-jangan dia sudah naik ke atas tempat tidur boss!"

"Mana mungkin tidak. Lihat saja postur tubuhnya dan juga caranya berjalan. Itu seperti ciri-ciri wanita hamil, jangan-jangan dia sudah hamil juga dan akan menggunakan kesempatan itu agar boss menikah dengannya!"

Lia tertegun, jalannya melambat dan bahkan dia berhenti. Ingin rasanya dia melabrak kedua perempuan itu, tapi Lia teringat bagaimana tempramen Davin. Pria itu pasti marah dan berpikir dia sengaja menciptakan kekacauan.

"Tutup mulut kalian. Jika masih ingin bekerja di sini, berhenti menggosipkan istriku!"

Lia membulatkan matanya, tak sadar kini Davin sudah berbalik dan memperingatkan dua perempuan itu. Lia terkejut, tapi sebelum dia menyelesaikan keterkejutannya, Davin datang dan mengapit pinggangnya. "Kamu baik-baik saja sayang?"

Sementara itu dua perempuan tersebut langsung pucat, dan mereka menyalahkan satu sama lain. "Ini salahmu, jika sampai aku dipecat kamu harus bertanggungjawab jawab!"

"Kamu yang mulai dan sibuk dengan urusan orang lain. Berhenti menyalahkan aku, lagipula siapa yang tahu dia istri boss CEO di perusahaan ini!"

Davin tak memperdulikan mereka lagi, dia malah agak menyeret Lia menjauh dari sana. Secepatnya mereka telah memasuki lift khusus untuk para atasan. Kebetulannya hanya mereka yang ada di sana.

"Lain kali jangan biarkan orang lain merendahkan dirimu. Kamu adalah wanitaku Lia, dan kamu punya hak untuk membela dirimu," ujar Davin membuat Lia terheran dan cukup kaget.

"Ada apa denganmu kenapa tiba-tiba peduli begitu?" tanya Lia mengutarakan isi hatinya.

Davin tersenyum lalu mengecup Lia karena gemas. "Apanya yang kenapa, aku ini suamimu priamu Lia sudah seharusnya aku melindungimu!"

"Dasar aneh!" gerutu Lia tak mengerti.

Davin tak menjawab lagi, dia hanya terus memperhatikan Lia tanpa teralihkan sama sekali.

❍ᴥ❍

"Mas, Ares sakit. Dia demam panas sekali dan dia meraung-raung memanggil namamu!" ujar Liona memberitahu saat panggilan teleponnya dengan Davin terhubung.

"Jangan menipuku lagi. Aku sedang sibuk, dan sedang tidak bisa meladeni permainan konyolmu!" peringat Davin kesal. "Lagipula kita sudah berakhir, apa kau bisa untuk tidak menggangguku lagi?!"

"Aku serius, anak kita Ares sedang demam tinggi. Aku bisa membuktikannya padamu. Kamu bisa melakukan apapun padaku jika berbohong!" jelas Liona serius.

Davin mendengus kasar lalu dengan kesal diapun memutuskan panggilan teleponnya. "Awas saja jika wanita itu berani bermain-main denganku lagi!"

Menyambar kunci mobilnya, Davin tanpa membereskan pekerjaannya segera keluar dari ruangannya. Lia yang mejanya di depan ruang kerja Davin, melihat itu dan mengingat kalau suaminya tak mempunyai jadwal pertemuan di luar kantor.

"Mau kemana Dia?" tanya Lia pada dirinya sendiri. "Tidak bisa dibiarkan, aku harus ikut!"

Sampai diparkiran, Davin lumayan kaget tiba-tiba Lia sudah bersamanya dan bahkan sudah duduk disebelahnya. "Kamu kapan di sini?"

"Kenapa kaget begitu Mas, bukannya dalam perjanjian kita yang terakhir aku akan selalu bersamamu kemanapun kamu pergi. Itukan yang kamu mau agar mengembalikan anakku ke sisiku," jelas Lia dengan cerdas mengingatkan.

"Tapi hari ini kamu boleh tidak ikut," jelas Davin yang berpikir kalau Lia ketemu Liona pasti akan menciptakan permasalahan.

"Tidak. Hari ini aku sungguh ingin ikut!" tolak Lia keras kepala.

"Kamu tidak boleh kecapean Lia," jelas Davin mengingatkan.

"Apanya yang capek, memangnya Mas mau kemana?" tanya Lia lumayan sarkas.

Davin menghela nafasnya kasar. Dia benar-benar tidak punya pilihan selain jujur. "Aku hanya ingin bertemu Ares, dia sedang demam. Apa kamu tetap mau ikut?" tanya Davin memperingatkan.

'Tentu saja. Aku nggak mau ini alibi kamu buat bertemu perempuan jadi-jadian itu, Mas Davin. Kamu bilang aku milikmu bukan, maka baiklah milikmu ini tidak akan membuatmu dirimu memiliki wanita lain!' batin Lia tiba-tiba geram.

"Kenapa tidak? Aku tetap harus ikut, apa salahnya menjenguk anak yang sakit, lagian aku istrimu bukan dan artinya anakmu yang lain meski bukan aku yang melahirkannya dia tetap anakku bukan?"

"Baiklah kamu boleh ikut, tapi berjanjilah untuk tidak stress setelah ini," ujar Davin mengingatkan.

"Apanya yang stress? Cuma melihat anakmu, mana mungkin stress," jawab Lia sambil mengangkat bahunya acuh.

❍ᴥ❍

Liona terlihat senang, saat melihat Davin kembali menemuinya. Dia sudah melakukan persiapan penuh dan seperti di masa lalu, kali ini diapun menjebak Davin agar tidur dengannya menggunakan Ares.

Akan tetapi, wajahnya langsung muram ketika melihat Davin tak sendiri. "Kenapa wanita ini ikut?"

"Apanya yang wanita ini, aku istrinya suamiku. Iya kan sayang?" tanya Lia dengan sengaja untuk memanasi Liona.

Davin mengangguk saja, tapi kemudian Lia tak mau melakukannya setengah, memenuhinya dengan sengaja mencium Davin dihadapan Liona. Dia pikir wanita itu jangan cuma memanas, tapi juga harus meledak sekalian.

"Dasar wanita tidak benar, jangan tunjukkan tingkah jala*gmu di sini!" geram Liona.

Bukannya tersinggung, Lia malah tersenyum mengejek. "Terus dimana dong, di ranjang terus aku videokan dan kukirim ke kamu?"

Liona tak tahan lagi, sehingga dia mengangkat tangannya untuk menampar Lia, tapi Davin tentu saja tak membiarkannya. "Sial--"

"Jangan berani menyakiti istriku!"

"Mas, wanita ini kotor dia sudah menjebakmu, dia memanfaatkanmu!" jelas Liona memperingatkan.

"Tidak ada salahnya seorang istri memanfaatkan suaminya, tapi jangan berani mengatakan istriku kotor. Dia wanitaku, perempuan paling berharga dalam hidupku!" tegas Davin dengan sangat serius.

Lia yang tak menyangka akan dibela seperti itu, selesai tersenyum mengejek Liona, diapun cukup tersentuh.

"Tapi aku nggak mau, wanita ini ikut masuk ke rumahku!" ujar Liona yang kemudian tak mau kalah.

"Kalau begitu aku juga tidak akan masuk. Bawa Ares keluar, biar dia dirawat di rumah sakit saja!" ujar Davin tak mau kalah. Memangnya siapa yang bisa mengancam pria seperti dirinya.

"Mas, Ares hanya butuh kamu, bukan wanita ini. Dia mungkin akan bertambah sakit, jika tahu kamu sudah punya wanita lain dan mengkhianati ibunya!" tegur Liona sekali lagi.

Kali ini Lia mundur, karena teringat Raka. Dia agak iba mendengar sosok Ares ini meski sekalipun belum pernah bertemu. Akan tetapi Davin malah menahannya dan mengapit pinggangnya erat.

"Ares sudah tahu segalanya, karena aku sudah pernah memberitahunya di rumah sakit!" ujar Davin dengan tegas.

❍ᴥ❍
Bersambung

MY BOSS IS MY EX-HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang