61. Suami Perhatian

11.4K 262 1
                                    

Lia, ibunya dan Kiandra bergantian menjaga sang ayah. Akan tetapi karena sedang hamil, giliran Lia lebih singkat, sebab keluarganya memikirkan kondisi juga tak mau dia terlalu lelah.

Kini tiba saatnya giliran Lia. Dia datang ke rumah sakit di antar oleh Davin. Tak ada yang tahu akan hal itu karena Lia sudah berbohong pada Linda ibunya. Dia mengatakan akan pergi dengan naik taksi.

Segera setelah sampai tujuan, Lia turun terlebih dahulu, lalu menyuruh adiknya pergi. "Kamu masih mempunyai jadwal untuk ke kantor. Pergilah, biar Papa sekarang aku yang jaga."

"Oke, Kak. Aku tidak akan lama. Sore nanti aku akan kemari lagi, dan jika tak memungkinkan hubungi Mama. Jangan menyiksa diri dengan terlalu lama di rumah sakit," jawab Kiandra membuat Lia cukup kesal.

"Apa maksudmu mengatakan itu. Papa ini ayahku dan aku kemari untuk menjaganya. Bagaimana bisa kamu bilang, aku menyiksa diri?!" omel Lia tak terima.

"Kak, maaf ... aku tidak bermaksud mengatakan itu," jelas Kiandra menyesal, Lia menganggukkan kepala mencoba untuk memahaminya. "Oh, iya. Siang ini Kakak sudah makan?" tanya Kiandra melanjutkan.

"Jangan ditanya, kalau kamu mau membelikan makan siang untukku bawa saja langsung," jawab Lia.

"Siapa tahu saja Kakak sudah makan," jelas Kiandra membela diri.

Lia menghela nafas, sebenarnya dia memang melupakan makan siangnya, tapi kemudian dia malah menganggukkan kepalanya tak mau merepotkan sang adik. "Aku cuma bercanda dan aku sudah makan dan juga minum susu serta vitaminku."

"Baiklah, sekarang aku bisa pergi dengan tenang dan aku harap kakak fokus pada bayinya Kakak saja. Tidak perlu memikirkan Raka, karena anak itu benar-benar lebih memilih ayahnya daripada Kakak. Juga Ares si anak hasil selingkuhan itu dan suamimu yang brengs*k itu. Kakak bisa bahagia dengan kami, tanpa mereka," ujar Kiandra menasehati, membuat Lia jujur saja jadi badmood.

"Hahhh, siapa yang memikirkan mereka. Kamu tuh yang suka menginginkan tenang mereka. Ah, sudahlah. Pergilah ke kantor, nanti kamu terlambat," ujar Lia mengusir halus adik.

Tak salah Kiandra berkata begitu. Andai Raka sudah dewasa atau setidaknya mengerti, anaknya itu mungkin sudah sangat keterlaluan, sebab lebih memilih ayahnya daripada Lia yang lima tahun sendirian merawat dan membesarkannya.

Namun, ini mungkin hanya dimengerti oleh seorang ibu saja. Walau bagaimanapun anak mereka, ibu tidak akan pernah bisa membencinya, dan itu yang Lia rasakan.

Sementara itu untuk Ares, Lia juga tidak bisa membencinya, walaupun ibunya Ares adalah orang yang pernah menghancurkan rumah tangganya. Dia tak bisa berpikir tentang itu dan bahkan tak sampai hati menyalahkannya.

Entah karena wajah, rambut yang tak mirip dengan Liona maupun Davin. Hal itu mungkin salah satu penyebabnya. Faktanya saja, saat ditanya pads nurani terdalamnya, Lia bahkan merasa Ares bukanlah bagian dari suaminya.

Untuk Davin, ada banyak hal yang membuat Lia terus bertahan disisinya, walau luka yang pria torehkan sangatlah dalam. Tak ada yang lebih peka pada dirinya selain pria itu, tak ada yang lebih membuatnya nyaman selain kekasihnya itu, tak ada yang bisa membuatnya lebih baik, selain kehadirannya suaminya itu, dan itulah mungkin yang membuatnya bodoh.

"Bagaimana kondisi papa, apakah dia sudah baikan?" tanya Davin yang kini sudah masuk ke ruang rawat ayah mertuanya.

Sebenarnya Lion sudah sadar, tapi sedang tidur pulas untuk saat ini. Lia sudah memberitahu suaminya tentang itu, sebelum Davin bisa dengan berani ikut masuk ke dalam.

"Papa sudah lebih baik dan sedang tidur seperti yang Mas lihat. Hm, tapi kata dokter, papa mengalami sulit bicara karena kejadian kemarin," jelas Lia dengan nada sedih.

MY BOSS IS MY EX-HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang