62. Waktu Keluarga

8.3K 243 5
                                    

"Mamaaaa!" teriak Raka cukup keras saat melihat Lia ibunya di depan pintu. Saat ini anak itu tengah bermain di ruang tengah bersama Ares. Saat Lia datang bersama Davin, Raka langsung berhenti bermain dan menghampiri keduanya.

Dia menatap Raka dengan rindu dan haru, begitu juga pada Ares yang meski bukan anak yang dilahirkan olehnya. Lia mengulurkan tangan seolah memanggil anak itu supaya ikut mendekat juga. Sehingga keduanya, baik Raka dan Ares dengan sedikit berlarian menghampiri, lalu memeluknya.

Davin tersenyum, perasaannya menghangat menatap ketiganya. Pria itu berharap semua masalah yang ada segera berakhir dan keluarganya bisa berkumpul kembali dengan bahagia.

"Mama!" panggil Raka sambil mendongak menatap ibunya.

Saat ini dia masih memeluk Lia dengan tak leluasa karena perut besar ibunya dan juga keadaan Lia yang sudah sulit berjongkok untuk menyamai tinggi badannya.

"Iya, Sayang. Ada apa, Nak. Apa yang ingin kamu katakan, katakanlah," jawab Lia sambil berbinar.

"Raka udah bosan ayam goreng Oma, rasanya tidak sama sepelti masakan Mama," beritahu Raka tak tahu jika sang Oma ada di sana dan mendengarnya.

"Oh, jadi udah nggak mau makan ayam goreng buatan Oma?" ulang Amel sengaja bicara supaya Raka menyadari kehadirannya, dan benar sana anak itu segera menoleh lalu menemukannya.

Raka segera menggelengkan kepala dan menatap ayahnya Davin untuk meminta bantuan. Sayangnya Davin malah sengaja buang muka, dan pertama kalinya tega ada anak kesayangannya itu.

Tak punya pilihan Raka pun terpaksa mengelak. "Eng-engga Oma, Raka suka ayam goyeng masakan Oma!"

"Yang benar?!" tanya Amel pura-pura serius. Sebenarnya dia cuma mau menggoda cucunya itu dan tak benar-benar serius.

"Iya, Oma! Raka suka ayam goyeng Oma. Hm, tapi Raka suka ayam goyeng Mama juga," jawab anak itu dengan cerdas. "Benarkan Yes?" lanjut Raka kali ini meminta dukungan saudaranya itu.

"Iya kami suka masakan Oma," jawab Ares sambil tersenyum menganggukkan kepala. Dia sebenarnya tidak begitu suka ayam goreng, dan lebih netral. Menyukai apapun tanpa mengkhususkan sesuatu.

Namun karena keluarga barunya sangat baik, dan Raka mau bermain dengannya, Ares jadi seperti pendukung Raka. Dia selalu mengikuti kemauan kakaknya itu tanpa terkecuali.

"Bisa aja anak nakalnya Mama ini ngelesnya, kalau Mama jadi Oma, Mama nggak akan percaya sih," ujar Lia dengan jahil.

"Mama galak!" balas Raka langsung merubah wajahnya jadi kesal, tapi malah menggemaskan di mata semua orang.

"Oh, Mama galak? Baiklah, kalau gitu nggak ada ayam goreng mulai sekarang! Oma juga dilarang masak ayam goreng!" ujar Lia pura-pura mengancam.

Mendengar itu, kali ini Raka langsung menghampiri ayahnya dan menarik jasnya sambil merengek. "Papa! Lihat Mama ... Mama nggak bolehin Raka makan ayam goyeng lagi!"

Lia segera melotot sementara Amel segera tersenyum gemas. Jujur dia merindukan suasana yang seperti ini. Raka yang merengek, Lia yang cerewet dan Davin yang seperti tak berdaya, lalu Ares yang ikut jadi peserta belakangan ini.

"Sayang kamu jangan gitu dong, aku dan anak-anak bisa sakit kalau nggak makan ayam goreng," ujar Davin akhirnya tak berdaya untuk tak membela anaknya, apa boleh buat, diapun sama dengan Raka. Sama-sama pecandu ayam goreng masakan ibu dan istrinya.

"Ares kamu juga bilangin Mama, nanti kita nggak makan apa kamu mau?" ujar Raka yang segera dijawab gelengan kepala oleh Ares.

"Tidak mau. Ares nggak mau lapar lagi," jawab anak itu, tapi anehnya Ares mengungkapkannya dengan nada yang tak biasa. Kata 'lagi' membuat Lia yang peka dan langsung merasa ada yang aneh.

MY BOSS IS MY EX-HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang