Brakk!
Tiba-tiba Lia yang baru saja keluar dari toilet, tertarik masuk kembali ke dalam. Dia kaget setengah mati dan syok dengan kejadian itu dalam sekejap. Namun belum juga selesai dengan kekagetannya, sesuatu menyusul seperti menghimpit lalu membungkamnya. Lia tak bisa berbuat banyak karena pergerakannya bahkan tanpa disadari sudah terkunci.
"Cemburu eh?!" ujar Davin meledek setelah puas berbuat seenaknya pada Lia.
Ah, ya pria itulah yang membuat Lia dalam posisi sekarang. Dia tiba-tiba datang, lalu dalam sekejap menarik Lia masuk ke dalam dan menguasainya.
Tersenyum terlihat puas, apalagi saat melihat wajah yang tak berdaya Lia. Wajah itu bukannya membuatnya iba, tapi malah seperti menjadi kesenangan tersendiri bagi Davin bisa menyaksikannya.
"Sudah puas melakukannya?!" bentak Lia sambil kemudian bergerak memberontak.
"Belum Lia. Apa yang terjadi denganmu belum sepadan dengan penderitaanku lima tahun ini! Kau menghancurkan hatiku, kau menghancurkan kehidupanku Lia. Kau ingat, bahkan setelah dua tahun kita bersama tanpa anak yang kita mimpikan, aku tidak mencari pelarian atau menghianatimu. Aku bahkan mencintaimu sampai sekarang, walaupun mungkin kebencianku jauh lebih banyak daripada itu!!" tekan Davin diakhir kalimatnya sambil kemudian semakin menguatkan cengkramannya pada rahang Lia.
"Lepaskan!!" teriak Lia sambil masih berusaha.
"Kenapa Lia?" jawab Davin dengan nada suara yang mempermainkan.
"Aku tidak sudi disentuh pria rendah-an sepertimu. Dulu kau meminta aku percaya antara dirimu dan Liona tak ada hubungan apapun, tapi sekarang kita lihat sendiri siapa penghianatnya!!"
Davin tertohok, egonya terluka, sedetik kemudian diapun melepas Lia lalu mendorongnya kasar.
Brak!!
Davin meninju dinding keras sampai menciptakan suara dan bahkan membuat tangannya sendiri terluka sampai mengeluarkan darah. Lia yang sebelumnya mau kabur karena punya kesempatan, terkejut dan menatapnya tak percaya.
Sejujurnya dia cukup syok dan tak bisa mengelak untuk khawatir. Dia terdiam, lalu tanpa sadar dia sudah kembali di dalam cengkraman Davin.
"Kau benar-benar perempuan sialan! Dengarkan ini baik-baik Lia. Aku memang tidak memiliki hubungan apapun dengan Lia, tidak pernah sebelum kita berpisah!" tegas Davin menjelaskan.
"Lalu kau pikir aku perduli. Sekarang atau saat kita berpisah, mau kalian punya hubungan apapun terserah saja. Pada akhirnya kita sekarang memang bukan siapa-siapa dan aku juga tidak berhak mencampuri urusanmu. Kau dengar? Aku tidak perduli!!" jawab Lia sambil menekan kalimat terakhirnya.
"Oh, jadi kau mau status Lia?" tanya Davin serius, tapi kalimatnya belum selesai, mengejutkannya dia melanjutkan dengan sesuatu yang tak pernah dibayangkan dan benar-benar membuat Lia kaget. "Baiklah kita akan kembali menikah secepatnya!"
"Apa?!" tanya Lia dengan nada tak percaya.
"Kita akan menikah, lalu seperti yang kau lakukan padaku lima tahun lalu, aku akan membalasmu dengan perselingkuhan!"
"Breng-sek!" umpat tak terima.
Namun dia bisa apa, Davin terlalu kuat untuk dilawan dan Lia terlalu lemah untuk melawan.
❍ᴥ❍
Siang itu setelah kejadian di toilet, Lia lagi-lagi mendapatkan perlakuan yang tidak seharusnya dari Davin. Dia kembali di rendahkan dan membuatnya merasa sudah tak punya harga diri lagi.
Lia bahkan melewatkan makan siangnya dan dia sangat kelelahan sekarang. Tubuh, hati, dan pikirannya, ketiganya membutuhkan istirahat, tapi Lia tak mungkin mendapatkannya. Jam kerjanya belum selesai
Liona sudah pulang, sementara Davin sedang pergi menjumpai klien pentingnya. Saat ini Lia hanya sendirian di lantai atas, lantai khusus CEO dan juga sekretaris dan asisten pribadinya. Namun karena Davin memilih membawa asisten pribadinya, maka Lia berkutat di sana dan menyelesaikan pekerjaan yang lainnya.
Seseorang tiba-tiba datang, tapi tiba-tiba terdiam saat melihat Lia. Merasa ada yang memperhatikannya Lia pun mengangkat kepalanya.
Deg!
Itu ibu mertuanya, wanita yang pernah bungkam padahal tahu kebenarannya. Kunci sekaligus masalah pencariannya.
Menegakkan cara duduknya, Lia dengan sekejap tiba-tiba tersenyum ramah. "Ada yang bisa saya bantu, Bu. Mohon maaf, akan tetapi jika Ibu kemari untuk bertemu Pak Davin, beliau sedang tidak di ruangannya. Dia sudah pergi dua jam lalu."
"Li-lia kamu Lia kan, Nak?!" Tiba-tiba wanita itu memperlihatkan wajah muram, tatapan berkaca-kaca di iringi dengan nada suaranya yang bergetar. "Kam-kamu bekerja di sini sekarang sayang?"
Amel nama ibu mertuanya itu. Dia dalam sekejap sudah bergerak memeluk Lia. "Kamu kemana saja?"
"Tolong jaga sikap, Anda!" jawab Lia dengan tegas.
Bagaimanapun juga dia tak bisa bersikap baik terus pada wanita yang menjadi salah satu alasan dari kehancurannya.
"Maafkan Mama, Nak. Mama melakukan itu kare--"
"Cukup!" potong Lia dengan perasaan yang sudah sangat bercampur aduk. "Lupakan masa lalu, sekarang kita bukan siapa-siapa, jadi tolong bersikaplah yang sewajarnya. Maaf, aku bukannya tidak mau bersikap sopan, tapi di sini saya cuma sekretaris anakmu, bukan menantumu!" tegas Lia membuat runtuh sudah pertahanan Amel.
Perasaannya tersayat mendengar perkataan perempuan yang pernah menjadi menantu kesayangannya. Dulu mereka sangat dekat melebihi ibu dan anak, tapi saat dua tahun dalam hubungan itu dan Lia masih memberikannya seorang cucu, Amel khilaf dan mulai menuntut.
Bukan hanya menekan Lia, tapi karena takut dia takkan pernah mendapatkan cucu dari Lia dan di saat yang sama Liona mengaku hamil anak Davin padanya, Amel sengaja bungkam lima tahun lalu. Dia bahkan menghina Lia dan mencacinya, meskipun tahu kebenarannya.
Namun saat sudah berhasil membuat anak dan menantunya berpisah, Amel malah tak bahagia, meski percaya anak yang dikandung Liona cucunya. Setelah kepergian Lia, dia kehilangan dan bahkan sudah tak menginginkan cucu lagi. Dia tak perduli jika seandainya selamanya tak punya cucu dari Davin, toh anaknya yang lain bisa memberikannya.
Namun apa boleh buat, penyesalan memang selalu diakhir. Lia. Pantas membencinya sekarang.
❍ᴥ❍
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS IS MY EX-HUSBAND
RomanceLia pikir masa lalunya yang suram sudah berlalu. Setelah sekian tahun harusnya dia sudah moveon dan melupakan kenangan pahit itu, lalu melanjutkan hidupnya dengan bahagia. Namun siapa yang menyangka, kalau takdir malah mempertemukannya dengan Davin...