6. Pertemuan Si Polos dan Buaya Darat

91 17 4
                                    

Dua hari berlalu, tetapi tidak ada satu pun tempat yang ia datangi membutuhkan pekerjaan. Soraya sudah nyaris menyerah karena berkeliling seperti ini bukannya tak butuh modal. Uang yang ia miliki sudah sangat-sangat dihemat. Bahkan gaji yang biasanya dicukup-cukupkan untuk sebulan kini terasa kurang.

Soraya menghela napas panjang, hampir menangis kalo saja di sekitarnya sepi. Terkadang ia berharap kalau tiba-tiba ada orang baik yang sedang berbagi rezeki berupa uang atau makanan, lah. Dari pagi ia belum makan karena harus berhemat. Semalam, pun, ia hanya makan sekali dengan sebungkus mi instan.

Gadis kelahiran Oktober itu akhirnya memutuskan untuk berhenti di sebuah minimarket. Kerongkongannya kering sekali. Menyesal karena tidak membawa bekal minum. Selain itu, Soraya juga merasa kesal, sebab semula ia berniat membeli tumbler ketika gajian nanti, tetapi rencana itu gagal karena merasa uang yang dipegangnya sekarang tak cukup untuk memanjakan diri.

Walaupun niatnya berhemat, ujung-ujungnya tetap boncos juga karena membeli barang yang semula tidak niat dibeli. Habisnya bagaimana? Jiwa 'emak-emak' yang pasti selalu ada di diri seseorang mendadak menyala karena melihat diskon. Alhasil sekarang di atas meja teras minimarket tersebut, terdapat sebotol minuman dingin, sebungkus roti lima ribuan, lima bungkus mi instan, sabun mandi serta pewangi pakaian.

Gadis itu menghela napas. "Ujung-ujungnya boncos juga, kan, lo." Sambil membuka tutup botol menggunakan ujung kaus yang ia kenakan, Soraya melihat-lihat sekitar. Karena kehausan, ia bahkan meneguk minuman tersebut hingga tersisa setengah. Setelahnya, gadis berambut hitam sebahu itu mengeluarkan ponsel miliknya dari tas selempang yang ia pakai.

Omong-omong, ponsel tersebut dibelinya dua tahun lalu dengan uang hasil bekerja selama tiga bulan. Sebelumnya ia hanya menggunakan ponsel jadul yang belum memiliki akses internet, makanya agak kudet. Karena merasa di zaman sekarang ponsel sangat dibutuhkan, alhasil Soraya bekerja dan menahan diri mati-matian untuk berhemat agar segera bisa membeli ponsel.

Lumayan, sekarang ia sudah memilikinya dan itulah yang menjadi teman hidupnya selama ini. Ya, walaupun termasuk merek murah, setidaknya 'punya' saja sudah syukur.

Soraya membuka Instagram untuk mencari-cari daftar lowongan pekerjaan di beberapa akun yang diikutinya. Terkadang, syarat yang diberikan cukup membebaninya dan membuat gadis itu jadi cukup malas untuk mencari pekerjaan yang syaratnya ribet seperti itu. Namun, untuk sekarang sepertinya mau tak mau ia harus menghilangkan rasa enggan dalam hatinya demi mendapat pekerjaan baru.

Sebenarnya, Soraya bukan tipe yang memilih-milih pekerjaan. Hanya saja, lowongan pekerjaan zaman sekarang yang persyaratannya cukup banyak. Bahkan hingga hal-hal yang tidak nyambung dengan bidangnya pun dimasukkan menjadi salah satu syarat dan ketentuan para pelamar.

Contohnya, waktu itu Soraya pernah melihat lowongan pekerjaan untuk bagian office boy/girl. Lalu salah satu syarat dan ketentuannya adalah harus menyertakan transkrip nilai segala. Entah apa maksud dan tujuannya, Soraya tidak tahu. Intinya, mencari pekerjaan di zaman sekarang sangat-sangat sulit. Bukan karena jarang ada, tetapi karena syarat dan ketentuan yang diberikan seringnya terlalu mengada-ada.

"Katanya kalo ketemu tiga kali berturut-turut tanpa sengaja, artinya jodoh."

Soraya tersentak kaget saat tiba-tiba saja ada seseorang yang duduk di hadapannya, sambil mengatakan kalimat yang ada kata jodoh-jodohnya di dalamnya. Sontak saja ia mengangkat kepala dan menatap tepat di mata sosok tersebut, lalu berkedip dua kali.

Sementara itu, sosok yang duduk di hadapannya malah cengengesan. "Kaget, ya? Ah, maaf-maaf. Saya nggak maksud ngagetin kamu, kok."

Tidak tahu harus merespons seperti apa, Soraya hanya diam sejenak dan menatap sosok di hadapannya seraya menggigit bibir bawahnya. "Um ... Mas yang kemaren, ya?" tanyanya kemudian. Sekadar memastikan, sih. Takutnya salah orang. Sosok tinggi menjulang itu mengangguk semangat, membuat Soraya ikut-ikutan mengangguk.

Terombang-ambing Diriku Dalam Lautan PesonamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang