8. Lowongan dan Interview Dadakan

86 15 6
                                    

Bangun tidur langsung scroll sosial media adalah hal yang selalu Soraya lakukan. Sudah menjadi kegiatan rutin, seperti telah menjadi kewajiban. Namun, yang kali ini lebih berfaedah, kok, sebab gadis itu sekalian mencari lowongan pekerjaan.

Sebenarnya, ada banyak lowongan yang dilihatnya. Namun, jaraknya cukup jauh dari indekos tempatnya tinggal sekarang. Selain itu, syarat dan ketentuannya pun terlalu macam-macam. Soraya mana punya uang untuk membuat surat lamar, membeli map cokelat serta memfotokopi berkas-berkas yang diperlukan. Walaupun jumlah pengeluarannya tak seberapa, tetapi rasanya sayang mengingat belum tentu ia diterima bekerja.

Memang agak bodoh, sih, kalau dipikir-pikir. Soraya hanya mau bekerja di tempat yang syarat dan ketentuannya tidak ribet. Minimal hanya membutuhkan surat lamaran dan CV saja, deh. Maksimalnya ya, dua syarat tersebut bisa dikirim hanya dalam bentuk soft copy yang dapat dikirim lewat email atau chat. Kasarannya sih, sama saja dengan kalimat 'sudah miskin, banyak gaya pula'.

Soraya juga seolah lupa kalau dirinya tinggal di kota besar. Saingannya dalam mencari pekerjaan tentunya tidak hanya satu atau dua orang. Namun, entah kenapa gadis itu sangat percaya kalau rezeki sudah diatur Tuhan.

Buktinya benar. Mata yang semula masih agak mengantuk, mendadak terasa segar saat dirinya melihat sebuah lowongan di akun penyedia informasi lowongan pekerjaan yang ada di Instagram. Kebetulan, lokasinya tak begitu jauh dari tempatnya tinggal sekarang. Hanya memakan waktu kurang lebih lima belas sampai dua puluh menit. Barusan, Soraya lihat rutenya di Google Maps. Maklum, Soraya ini anak Google banget.

Merasa bahwa mungkin ini adalah peluangnya, gadis itu segera mencari CV dan surat lamaran yang sempat dibuatnya di Google Docs beberapa bulan lalu. Kebetulan, lowongan yang tersedia adalah untuk bagian kebersihan. Office Boy atau Office Girl. Syarat dan ketentuannya pun mudah, hanya perlu mengirimkan surat lamaran serta curriculum vitae via email. Tanpa membuang waktu, Soraya langsung mengirimkan syarat-syarat tersebut sambil memohon kepada Tuhan, semoga saja yang kali ini adalah rezekinya.

Sudah. Selesai mengirim email dengan perasaan berdebar, gadis itu menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya. "Semangat, Aya! Optimis keterima dulu!" Setelahnya, ia memutuskan untuk mandi.

Tidak butuh waktu lama karena gadis itu hanya mandi bebek, ia kembali scroll media sosial. Mencari akun tempat yang baru saja ia kirimkan surat lamaran. Dahinya berkerut untuk mengingat-ingat. "Apa tadi namanya, ya? Rads ... apa ya? Sur apa tur?"

Ingatan gadis ini memang sangat buruk. Alhasil, ia terpaksa harus membuka kembali informasi lowongan tadi dan mengingat jelas-jelas nama perusahaan tersebut. "Ah, Rads-fur!"

Segera, Soraya mengetikkan nama perusahaan itu di kolom pencarian Instagram. Ketemu! Matanya seketika dibuat melotot kaget saat melihat jumlah followers akun tersebut yang hampir menyentuh angka dua juta pengikut. Rupanya, Rads-fur adalah perusahaan furniture yang sepertinya sudah sangat terkenal. Mungkin, terkenal di kalangan atas, sih, pasalnya, ia yang miskin ini belum pernah tahu ada merek furniture bernama Rads-fur.

Maklum, lah. Dirinya, kan, langganan membeli barang-barang murah karena ketidakmampuan dalam segi biaya. Ah, ralat. Rasanya, ia belum pernah membeli furniture seperti itu mengingat kebiasan hidupnya yang nomaden karena satu dan lain hal.

"Duh, kalo perusahaan besar kayak gini, pasti yang ngirim lamaran banyak, sih," gumamnya sambil menggigiti kuku. "Lagian, siapa juga yang nggak mau kerja di tempat bagus kayak gini? Pasti persaingannya ketat banget."

Gadis itu menghela napas panjang. Padahal, tadi dirinya sudah yakin kalau pasti bakal diterima bekerja menjadi office girl di perusahaan bernama Rads-fur tersebut. Namun, setelah melihat seberapa besarnya perusahaan itu, membuat mentalnya seketika ciut. Sekelas tukang bersih-bersih saja pasti akan diseleksi dengan sebaik mungkin. Walaupun Soraya masih bingung akan satu hal.

Terombang-ambing Diriku Dalam Lautan PesonamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang