Kisah 1

249 16 0
                                        

Skip aja klo males baca.

Teater kecil

Seorang gadis menatap dari sebuah jendela kamarnya. Hujan yg sedang turun membasahi kaca jendela serta tumbuhan yg ada di bumi.

Matanya yg tenang tampa gelombang sedikitpun. Menatap lurus ke arah luar.

Gadis itu memeluk bantal seraya berkata dengan tenang. "Aku..berhasil mengikhlaskan mu. Tapi, tak bisa mencintai orang lain setelahnya."

"Setiap kali, pertemuan yg tak di sengaja mempertemukan kita. Walaupun hanya sekilas. Walaupun di tengah keramaian. Aku mampu mengenali mu, walau wajah mu ditutupi, dan hanya menyisakan mata yg kelam itu." Suaranya yg lembut dengan nada yg rendah.

Diiringi suara rintikan hujan yg menghantam kaca jendela. Membuat suasana yg berbeda.

"..heh. Dan hebatnya lagi, aku mampu melihat senyumnya yg lembut walau wajah itu tertutup."

Gadis itu menutup matanya sambil menyenderkan kepalanya di bantal yg di peluknya. "Setiap pertemuan yg tak di sengaja. Mampu, membuatku sangat bahagia. Walau tak saling berbicara, namun mampu membuat ku tersenyum seharian."

"Suatu kali, aku pernah melupakan mu. Ku kupikir, rasa ini sudh hilang. Aku bersyukur atasnya. Karna rasa itu menyiksaku. Namun, ketika bertemu dengannya, dalam pertemuan yg tak di sengaja. Rasa itu kembali hadir dalam hati ku.

Sungguh, aku bertanya-tanya. Kenapa rasa ini tak pernah hilang. Ketika berpisah darinya, seluruh kontak dengannya hilang. Itu, benar-benar perpisahan. Dan hanya takdirlah yg mempertemukan. Selama hampir tiga tahun. Walaupun tak pernah bertemu. Dan tak pernah saling berbicara. Rasa ini terus berkembang.

Apakah ini obsesi?

Tapi, aku tidak pernah benar-benar ingin memiliki nya. Jika dia benar-benar takdirku, aku akan bersyukur. Jika dia bukan takdirku. Maka, rasa inilah yg salah. Tidak, mungkin akulah yg salah. Memelihara Cinta yg bukan menjadi milikku."

Perlahan gadis itu berbaring di kasurnya. Meringkuk. Sambil mengingat momen ketika remaja itu, menatapnya, tersenyum lembut dengannya, bicara dengan lemah lembut padanya, bercanda dengannya, selalu menemani nya ketika di butuhkan. Dan selalu membantunya. Walaupun kadang terkesan dingin, acuh tak acuh, remaja itu selalu ada ketika dia kesulitan atau bersedih.

Walaupun baru bertemu, aku dan dia seakan sudh saling kenal dengan akrab. Walau jarang berbicara dengannya. Namun, pemahaman diam-diam itu benar-benar nyata.

Dengan mata yg tertutup, gadis itu menggumankan sesuatu yg tidak jelas. Namun, itu.. sepertinya adalah sebuah nama.

Nama yg selalu terbayang-bayang dalam ingatan, dan terukir dengan jelas di hati.

🕊️🕊️

Otsutsuki SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang