1

16.9K 655 39
                                    

❤️





TRING..

TRING..

TRING..

Suara berisik dari alarm itu menggema ribut diruangan tak terlalu besar.

Targetnya jelas adalah pemuda manis yang terbaring berantakan diatas tempat tidurnya.

Ribut.

Tapi ribut itu sama sekali tak mengusik tidur si manis.

Dia punya masalah dengan bangun pagi yang parah ketika begadang dimalam sebelumnya.

Kabar baiknya, Renjun, sahabatnya tau tentang itu.

Jadi disanalah Renjun berdiri setelah menyiapkan makanan dimeja kecil ditengah - tengah ruangan yang hanya berukuran 6x6 itu.

Ia mengambil alih ponsel Jaemin dan mematikan alarmnya. Itu tidak akan berhasil, pikirnya.

"Jaemin, ini hari pertamamu masuk kerja." ucap Renjun dengan suara yang ia usahakan sesopan mungkin tepat disamping telinga sahabatnya.

Dia tau, itu mustahil berhasil.

Tapi apa salahnya mencoba? Setidaknya ia akan punya alibi 'telah mencoba selembut mungkin' jika harus berdebat kemudian.

Ia bahkan meniup telinga itu beberapa kali. Tujuannya jelas, agar Jaemin merasa terganggu.

Tapi alih - alih terganggu, si manis dengan bulu mata panjang nan lentik itu malah cosplay jadi tuan putri, dimana ia menyamankan tidurnya sambil tersenyum lebar.

Kesabaran Renjun tidak setebal itu.

Melihat Jaemin yang tidak terusik sama sekali, ia menarik nafas dalam, sebelum kemudian mulai aksi berutalnya membangunkan sahabatnya.

Jaemin digulingkan turun dari tempat tidur.

"Aw." Jaemin meringis pelan kala tubuhnya menghantam tegel lantai. Mau tidak mau, dia harus membuka matanya.

Sebenarnya dia merasa kesal, tapi melihat Renjun berdiri disana, nyalinya untuk kesal menciut. Oh ayolah, Renjun itu lebih menakutkan dari siapapun dipermukaan bumi. Dan Jaemin menolak berurusan dengan manusia itu, pagi - pagi.

"Iya aku bangun!" Jaemin buru - buru mengganti muka sebalnya dengan senyum terpaksa.

Atau Renjun akan bertindak jauh lebih anarkis.

"Kau jahat sekali." ucap Jaemin berusaha mengumpulkan nyawanya sambil mengelus bokongnya, pelan.

"Hari ini hari pertamamu kerja kalau kau lupa." ucap Renjun sinis dan mata Jaemin membola sempurna.

Dia cepat - cepat melirik kearah jam dinding diatas tempat tidurnya.

Jam 6.30.

Jaemin menghela nafas, dia pikir dia telat. Ternyata itu masih terlalu pagi.

"untungnya Haechan sudah menebak kalau kau akan telat bangun karena begadang. Jadi dia menerorku pagi - pagi sekali."

Jaemin mengangguk paham, "dia teman yang baik." ucapnya seraya bangkit dari duduknya, menuju kekamar mandi untuk segera siap - siap. Tapi makanan dimeja kecil itu terlalu menggiurkan, jadi Jaemin singgah sebentar disana.

Baru saja tangannya akan meraih salah satu lauk, Renjun memukul tangannya "mandi dulu." ucap Renjun sinis.

Untuk Jaemin, Renjun itu galak sekali. Jadi dia menurut begitu saja, berdebat pagi - pagi dengan Renjun akan menghabiskan banyak sekali tenaga.

Memories|NOMIN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang