21

3.8K 367 55
                                    


Jeno berjalan keluar dari kamar mandi sebelum meraih ponselnya.

Satu panggilan tak terjawab, dari sekertarisnya.

Jadi Jeno menelpon kembali.

"Bagaimana?" tanya Jeno tanpa basa basi.

"Hasilnya sudah keluar tuan." ucap orang diseberang sana "Hasilnya,."

Jeno mengepal kuat tangannya setelah mendengar itu.

"Panggil wanita itu pulang." perintah Jeno sebelum dia memutuskan panggilan itu.

Setelah panggilan itu selesai, Jeno tidak bisa menahan dirinya untuk melampiaskan amarahnya. Dia meninju cermin didepannya hingga pecah dan menghasilkan pantulan yang berantakan.

"Sial." umpat Jeno.

Jeno sudah menduganya sebenarnya.

Bahkan jika bukan anak Hyunjin, anak itu akan menjadi anak bajingan lain diluar sana, pikirnya. Dia sudah tau itu. Tapi entah bagaimana, dia tetap benci ketika itu dikonfirmasi oleh sekertarisnya.

Jeno terkekeh pelan.

Tapi bagaimanapun, dia tetap benci perasaan kalah yang dia dapat malam itu dan malam ini.

Sialan, dia tiba - tiba mengingat ucapan Hyunjin hari itu. Hari ketika ia mendapati mereka di kamar hotel.

-7 tahun lalu-

Malam itu, Jeno sedang duduk diruang makan exclusive hotel berbintang, milik keluarga Hyunjin.

Disampingnya duduk Taeyong juga Jaehyun dan di seberang mereka, duduk Karina dan keluarganya.

Itu makan malam biasa.

Perayaan setelah pertunangan Jeno dan Karina diumumkan dimedia.

Harusnya Jeno merasa senang malam itu. Tapi sebuah pesan masuk mengalihkan fokusnya.

"Kamar 3010, atau kau akan menyesal." tulisan itu tertulis dengan jelas dilayar ponselnya, dari Hyunjin.

Jeno hanya menatap sebentar sebelum mematikan layar itu.

Tapi pesan lain masuk.

Hyunjin mengirim gambar.

Jeno yang sedari tadi menyimak pembicaraan antara orang tuanya dan Karina, tidak bisa untuk tidak penasaran. Jadi dia meraih ponselnya, menekan sandi dan membukanya.

Matanya membulat melihat gambar yang dikirim oleh Hyunjin.

Itu foto Jaemin yang setengah bugil. Berbaring dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Lalu pesan lain masuk.

"Kalau kau tidak datang dalam 10 menit, aku mungkin tidak akan bisa menahannya."

Jeno meremas ponselnya kuat.

"Ini proyek besar." ayah Karina mengangguk membenarkan. "Bagaimana menurutmu Jeno?"

Dan seisi ruangan melirik kearah Jeno "Jika kau sepakat, calon ayah mertuamu ini akan mewujudkan itu untukmu." tambah ayah Karina.

Jeno dengan cepat mengatur ekspresinya, dia tersenyum miring, "Itu terdengar bagus, ayah."

Kecuali Taeyong yang merasa jijik, seisi ruangan tertawa pelan setelahnya.

Itu adalah proyek besar. Jika Jeno pergi sekarang, dia akan kehilangan terlampau banyak. Tapi disisi lain tempat itu, Jaemin berbaring dengan Hyunjin disekitarnya.

Harusnya, Jeno pergi saat itu.

Harusnya dia bangkit dan berlari.

Tapi kakinya seperti ditawan beban ribuan ton.

Memories|NOMIN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang