38

2K 185 49
                                    



5 Bulan Kemudian


Tiga deringan, dan Jeno bangkit dari tempatnya berbaring.

Meraih satu - satunya kain yang tergeletak di lantai dan menggunakan itu untuk menutupi tubuh bugilnya, ia melanjutkan langkahnya kearah ponselnya yang berada di atas nakas.

Satu panggilan, nama Guanlin tertulis dengan jelas disana.

Jeno mengangkat panggilan itu.

"Ada apa?" tanyanya dengan suara dingin, khas dia sekali.

".."

"Em."

".."

"Tidak."

Sekian, dan panggilan berakhir.

"Siapa?" tanya seseorang pria manis yang keluar dari bawah selimut.

Jeno melirik sebentar, tak begitu peduli lalu memungut satu persatu pakaiannya yang berserakan dilantai dan mengenakannya satu persatu.

"Hei, apa kita akan bertemu lagi?" tanya pria manis itu berusaha mendapatkan perhatian Jeno.

Tapi setelah mengenakan pakaiannya, Jeno mengambil kunci mobil dan juga dompetnya lalu meninggalkan tempat itu tanpa tertarik mengatakan apapun.

Hanya seperti itu.

Tidak ada yang spesial, antara Jeno dengan siapapun.

Hidupnya hanya berjalan seperti itu.

Jeno memasuki sebuah mobil mewah berwarna terang yang terparkir di basement.

Menekan tombol power, mobil mewahnya melesat membelah jalanan kota yang sudah tak terlalu ramai.

Kalian tanya apa yang Jeno lakukan?

Jawabannya, hidup.

Itu benar, Jeno bercinta dengan pria manis tadi. Tapi jika ditanya soal nama, Jeno tidak akan ingat. Mereka tidak punya sesi seperti itu.

Jeno butuh sex untuk mengalihkan malam - malam yang membuatnya harus terjaga sambil memikirkan semua hal yang tidak ingin ia ingat.

Jangan salahkan Jeno.

Akan selalu ada mimpi buruk yang menggerogoti tidurnya atau hal lain yang mirip dengan itu sepanjang malam yang ia punya, setiap ia berusaha untuk terlelap.

Selain melakukan sex dengan submissive, Jeno juga tidak lagi bekerja. Sekarang dia pengangguran.

Jisung berkali - kali menyarankan untuk menemui psikiater tapi jangankan menolak, Jeno tampak seperti seseorang yang tidak tertarik untuk menjawab ucapan Jisung sama sekali.

Mobil mewah itu tiba dikediaman keluarga Lee hampir pukul 6 pagi.

Jeno turun lalu melempar kunci mobilnya kearah juru parkir mereka.

Langkahnya yang santai berjalan memasuki kediaman keluarganya.

Menapaki beberapa anak tangga, Jeno tiba di lantai dua, tepat didepan pintu kamarnya.

Memories|NOMIN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang