Lee Jehan, 6 tahun.
Jenis penyakit Tricuspid atresia, terjadi ketika katup di antara serambi kanan dan bilik kanan pada jantung tidak terbentuk dengan sempurna.
Penyebab : mengkomsumsi obat terlarang (anti -depresan, merokok, minum alkohol) saat sedang hamil dan percobaan pengguguran kandungan.
"bagaimana keadaannya?" tanya Jaemin.
"Minggu ini, cukup baik. Dia tidak pernah terlalu kelelahan. Dia melakukan segalanya sangat hati - hati. Untuk ukuran anak 6 tahun, Jehan sangat penurut." ucap bibi dirumah Jaemin sembari tersenyum. "Kau tidak perlu terlalu khawatir."
Saat ini mereka berdua sedang duduk dimeja makan. Jaemin keluar untuk itu setelah memastikan putranya tidur dengan nyenyak.
Bibi itu, biasa di panggil Xiao. Dia berasal dari China. Seorang mantan perawat. Ikut Jaemin ke Korea untuk menjaga Jehan sekaligus menjadi perawat pribadi. Bayarannya tidak terlalu mahal, dan menurut Jaemin, itu cara paling baik untuk mengontrol kesehatan putranya.
Bibi Xiao dulunya tetangga Jaemin di China. Dia sebatang kara dan sangat baik pada Jaemin. Orang asing yang mendapatkan kepercayaan Jaemin sejak hari pertama mereka bertemu. Dulu, bibi Xiao banyak membantunya. Jadi ketika pindah, Jaemin menawari bibi Xiao untuk ikut dan diterima dengan baik oleh wanita itu.
Lagipula, Jehan pintar katanya.
Jadi disalah bibi Xiao berakhir, menjadi perawat sekaligus baby sitter Jehan.
Untuk rumah yang Jehan dan bibi Xiao tempati, itu rumah yang Jaemin beli sebelum meninggalkan korea. Dengan uang hasil jual apart pemberian orang tua Jeno tentu saja. Otak cerdas Jaemin sudah merencanakan masa depannya cukup baik. Dia tidak yakin akan kembali, tapi untuk jaga - jaga, dia membeli tempat itu.
Rumah itu satu lantai bergaya amerika dan tidak tampak murah, lingkungannya juga tidak buruk.
Untuk Jehan, Jaemin menyekolahkannya disekolah terbaik dikota itu. Ulsan, sebuah kota yang berada di tenggara korea. cukup jauh, tapi masih termasuk kota besar.
Jaemin membuat putranya tidak tampak berbeda dengan anak - anak lainnya disana. Dia tidak memberi celah untuk putranya mendapat perlakuan tidak adil seperti yang pernah ia lalui.
Jaemin berusaha memberikan yang terbaik yang ia bisa untuk putranya. Walaupun sebenarnya tidak dengan cara yang baik. Karena banyak uang Jaemin berasal dari hutang tentu saja.
Jehan adalah alasan Jaemin masih hidup hingga sekarang.
Jehan adalah satu - satunya keluarga yang dia punya.
Jaemin menatap putranya yang terlelap setelah kembali kekamar.
Setiap ia melihat wajah lelap putranya, Jaemin selalu merasa bersalah.
Seandainya dulu dia tidak pernah meneguk obat - obat itu, mungkin putranya bisa hidup normal seperti anak lainnya.
Jaemin melempar tatap kearah gambar - gambar di dinding kamar milik putranya yang penuh dengan gambar - gambar pemain basket.
Itu adalah alasan Jaemin pulang. Jaemin ingin mewujudkan keinginan Jehan untuk bisa bermain basket.
Jaemin ingin Jehan hidup normal seperti anak usianya. Bermimpi sebanyak yang anak lain lakukan. Dan jika perlu menjual tubuhnya untuk itu, Jaemin rasa itu bukan masalah besar.
-
"Kau menghilang dua hari." ucap Jeno. Itu ia ucapkan begitu Jaemin memasuki radarnya, duduk disofa didepannya, dijam makan siang.
![](https://img.wattpad.com/cover/354876112-288-k215900.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories|NOMIN {END}
FanfictionJeno dan Jaemin adalah sahabat lama yang bertemu 7 tahun kemudian. Masalahnya, persahabatan mereka tidak sesederhana itu. 🚫MENTION🚫 Sex, alcohol, drugs, mental issue, rape, suicide BXB, Mpreg Yang dibawah umur mending minggir dulu. #2 Jeno #3 No...