Jaemin hapal Jeno. Lebih dari separuh umur mereka, mereka lalui sama - sama.Mungkin ini hanya 'mungkin'. Tapi melihat Jeno yang tidak ramah, mungkin Jeno kesal saat Jaemin pergi saat itu. Jaemin tidak berani untuk percaya diri soal ini.
Jeno mungkin tampak seperti memberi kesempatan. Tapi Jaemin tau, Jeno tidak. Jeno hanya sedang memberi makan rasa penasarannya.
Jaemin menghela nafas. Ini akan sulit. Maksut Jaemin, memperbaiki hubungan mereka.
"Jeno, apa kau marah padaku?" tanya Jaemin kemudian.
Pertanyaannya sederhana. Tapi itu berhasil menghentikan gerak tangan Jeno yang sedang memotong steak diatas piringnya.
"Untuk apa?"
Jaemin tidak menjawab. Yah benar juga, untuk apa Jeno harus marah? Haha, Jeno benar.
Tapi jawaban Jeno membuat Jaemin merasa sedikit kecewa. Seolah pilihannya untuk pergi benar adalah pilihan yang paling tepat.
Sial, hatinya sakit lagi.
"Lagipula, itu sudah 7 tahun yang lalu." Jeno melanjutkan makannya.
Jaemin mengangguk membenarkan. "Benar. Lagipula itu masalalu." ada sedikit jeda disini "Lalu Jeno, apa kita bisa kembali berteman seperti dulu?" tanya Jaemin. Raut sedih diwajahnya seolah hilang begitu saja. Berganti senyum ramah.
"Entahlah. Kita bukan anak sekolah lagi. Dan kau tau, aku sangat sibuk sekarang."
Jeno benar lagi. Jaemin tidak ingin menyerah, tapi Jeno seolah menutup semua pintu untuknya.
Setelah percakapan yang tergolong sulit itu, Jaemin kembali ketempatnya dengan perasaan yang buruk.
Jaemin menyadari satu hal. 7 tahun cukup mengubah banyak hal. Cukup untuk membuat seseorang yang pergi untuk benar - benar dilupakan.
Jeno bukan lagi Jeno, sahabatnya yang dulu.
Jaemin jadi merindukan Jeno yang dulu.
Ia merebahkan tubuhnya diatas singel bed miliknya dan pikirannya mulai berkelana jauh ke kehidupan nyamannya bertahun lamanya.
•-8 Tahun lalu-•
"Jaemin, bisakah kau lebih cepat?" Tanya Jeno sudah mulai kesal "kita bisa ketahuan kalau kau selama itu." tambahnya.
Sedang Jaemin sudah hampir menangis ditempatnya.
Dia ingin, tapi tidak bisa. Dia tidak berani untuk melompat.
Saat ini mereka sedang berada ditembok belakang sekolah. Rencananya mereka memanjat untuk bolos.
Sebenarnya, mereka bisa saja keluar dari sekolah tanpa kabur seperti itu. Jeno hanya perlu mengatakan itu pada sekertaris ayahnya dan itu akan mudah untuknya.
Hanya saja, Jaemin sedang banyak tingkahnya. Katanya, dia ingin mencoba bolos dengan cara yang sama seperti yang orang - orang lakukan di sinetron.
Jadilah mereka memanjat pagar belakang sekolah dengan mengendap - endap.
Tapi Jeno menurut saja, toh jika tidak menuruti permintaan Jaemin, Jaemin akan jauh lebih rewel dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories|NOMIN {END}
FanfictionJeno dan Jaemin adalah sahabat lama yang bertemu 7 tahun kemudian. Masalahnya, persahabatan mereka tidak sesederhana itu. 🚫MENTION🚫 Sex, alcohol, drugs, mental issue, rape, suicide BXB, Mpreg Yang dibawah umur mending minggir dulu. #2 Jeno #3 No...