7

6.6K 520 11
                                    

Berita itu mulai tersebar.

Ini soal hubungan Jeno dan Karina si ballerina terkenal disekolah mereka.

"Mereka pacaran?" tanya Renjun, ia bahkan menatap bodoh kearah Jeno dan Karina yang datang bersama hari itu kesekolah. Padahal biasanya Jeno sangat menempel dengan Jaemin.

Sedang Haechan sama kehabisan kata - kata dengan pemandangan dihadapannya.

Jaemin diam, tidak tertarik menjawab pertanyaan yang Renjun ajukan meski sebenarnya dia tau jawabannya.

Acuh, Jaemin melangkah lebih dulu meninggalkan dua sahabatnya disana.

"Hei, kau tak apa?" pertanyaan ini muncul dari Haechan ketika mereka tiba dikelas.

Renjun mengambil duduk dibangku Jeno, tepat didepan Jaemin dan Haechan duduk dibangkunya sendiri.

visual kelas mereka:

"Kenapa bertanya begitu?" tanya Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Kenapa bertanya begitu?" tanya Jaemin. Ia mengeluarkan buku dari tasnya. "pertanyaan itu aneh."

Jaemin itu murid pintar. Meski begitu, dia tidak tampak banyak belajar. Jadi ketika si pintar itu mengeluarkan buku tebal keatas mejanya, Haechan pun Renjun tau bahwa Jaemin sedang tidak baik - baik saja.

Yah, manusia cenderung begitu, berperilaku abnormal untuk mengalihkan perasaannya.

Dan mereka tau, Jaemin salah satu manusia itu. Jaemin cenderung bekerja lebih keras ketika sedang banyak pikiran.

Renjun menghela nafas.

"Wah, apa sekarang dia kehilangan backingannya?" Hyuna, salah satu teman kelas Jaemin berbicara dengan nada cukup besar. Itu sindiran.

"Sepertinya begitu. Tebak siapa yang aku lihat datang bersama pagi ini?" gadis yang lain menimpali.

"Tidak perlu ditebak, satu sekolah tau."

Mereka kemudian tertawa.

"Sial." Haechan mengumpat "Telingaku gatal sekali. Hei, kau tidak perlu berteriak. Kalau mau berisik, lakukan diluar kelas." Bukan sindiran, soalnya Haechan menatap tepat kearah 3 gadis itu.

"Hei, apa urusannya denganmu." tanya gadis pertama menatap kesal kearah Haechan. Hyuna, orang tuanya cukup punya pengaruh, dia anak pejabat kalau Haechan tidak salah ingat.

"suaramu berisik, itu menggangguku." Jawab Haechan tak kalah kesal.

Gadis itu saling siku sebelum meninggalkan tempat itu. Yah, lagipula siapa yang berani terlibat masalah dengan Lee Haechan? Orang tuanya mungkin tampak bisa. Hanya orang terkenal, tapi mereka menguasai industri itu. Hanya sesama mereka yang tau.

Disekolah itu, kekuatan seseorang dilihat dari garis keturunan dan isi dompetnya. Nilai ulangan tidak benar - benar berguna jika membicarakan kekuatan disini.

Memories|NOMIN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang