Hyunjin baru tiba dari New York saat itu.Dia dalam kendaraan untuk kembali kerumahnya saat ia melewati jembatan.
Hyunjin menurunkan jendela mobil yang disetir oleh supirnya untuk menghirup udara segar.
Dia sedikit lelah soalnya.
Lalu itu terjadi saat itu, saat dimana matanya menangkap sesuatu yang tak biasa.
Seseorang yang memanjat naik keatas pagar pembatas jalanan.
Hyunjin berdecih pelan awalnya.
"Orang miskin selalu punya solusi yang dangkal." gumamnya dengan suara kecil.
"Ada apa tuan?" tanya Supirnya, takut - takut melewatkan satu perintah.
"Tak ada." jawab Hyunjin.
Dia hanya memperhatikan dari jauh, bahkan saat mobil yang ia tumpangi melewati orang itu. Dia bukan orang yang tertarik terlibat dihidup orang lain. Dia bukan orang yang peduli tentang itu.
Tapi ketika kepala memproses lebih banyak, Hyunjin menangkap, siluet itu tampak tidak asing.
"Hentikan mobilnya." perintah Hyunjin pada sang sopir.
Dan mobil mewah yang ia tumpangi menepi sebelum berhenti sesuai perintahnya.
Hyunjin dengan gerakan cepat turun dari mobilnya.
Itu cukup jauh.
Mungkin sekitar 100 meter.
Tapi Hyunjin tidak peduli.
Dia berlari secepat yang ia bisa.
Meski pada akhirnya, yah,..
..dia terlambat.
Karena begitu berhasil memastikan dengan matanya bahwa itu Jaemin, sosok itu lebih dulu melompat terjun dari sana.
Hyunjin panik bukan main.
Entah didorong oleh apa, dia tidak berfikir banyak ketika tanpa melepas sepatunya, dia ikut memanjat lalu selanjutnya ikut melompat dari sana.
Mungkin itu dilandasi dari banyak rasa bersalah yang menyerangnya ketika menerima surel yang ia minta pada sekertarisnya beberapa hari yang lalu.
Hyunjin tidak tau, tapi pada akhirnya ia melompat dari sana tanpa berfikir dua kali.
Dan setelah semua kejadian tiba - tiba itu, disinilah Hyunjin berakhir sekarang.
Berdiri didepan bangsal tempat Jaemin berbaring dengan pakaian yang sudah hampir kering oleh waktu, mengabaikan dering telpon yang terus masuk pada ponselnya.
Matahari sudah terbit, tapi Hyunjin masih diam disana, ditempat yang sama.
Dia seolah berfikir. Ini tentang bagaimana dia harus bertanggung jawab atas semuanya.
Karena Hyunjin yakin dengan baik bahwa apa yang membuat Jaemin berakhir dengan keputusan itu, dia pasti terlibat disana.
Ia ingat dengan baik.
Dulu Jaemin pernah datang padanya, berlutut didepan kakinya sembari menangis dengan seguk penuh pilu.
Permintaan Jaemin waktu itu cuma satu. Dia harap Hyunjin mengatakan semuanya pada Jeno.
Tapi Hyunjin terlalu muda saat itu. Dia terlalu muda untuk paham dan ambisinya untuk mengalahkan Jeno juga terlalu kuat.
Hyunjin terlalu arogan hingga lebih memilih acuh dan berbalik memunggungi Jaemin.
Pagi ini, Hyunjin menerima surel tentang anak bernama Lee Jehan.
Tentang kehidupan Jaemin, penyakit anaknya dan banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories|NOMIN {END}
FanfictionJeno dan Jaemin adalah sahabat lama yang bertemu 7 tahun kemudian. Masalahnya, persahabatan mereka tidak sesederhana itu. 🚫MENTION🚫 Sex, alcohol, drugs, mental issue, rape, suicide BXB, Mpreg Yang dibawah umur mending minggir dulu. #2 Jeno #3 No...