-2 TAHUN KEMUDIAN-
"Lee Jehan!"
Itu masih pagi, tapi suara Jaemin yang tidak ada lembutnya sama sekali sudah menggema dirumah mereka.
Jeno tidak lagi tinggal dipenthouse kemarin.
Jaemin tidak suka, ada jejak Karina katanya.
Sebagai gantinya, mereka membeli sebuah rumah di kawasan yang cukup tenang, tak terlalu jauh dari kota tapi cukup pribadi.
Rumahnya tidak terlalu besar, dua lantai dengan taman asri yang cukup luas untuk bermain anak dan mereka tidak mempekerjakan banyak pelayan untuk itu.
Hanya seorang bibi yang datang setiap pagi untuk membersihkan rumah, dan mencuci pakaian.
Sisanya, semuanya Jaemin lakukan sendiri, termasuk memasak.
Jeno tidak setuju sebenarnya, tapi Jaemin cukup posesif. Dia tidak ingin hal - hal sederhana yang bisa ia lakukan untuk keluarganya di lakukan oleh orang lain.
Ini salah satu keluhan Jeno.
Sepertinya Jaemin hidup susah untuk waktu lama sampai dia menganggap hal - hal seperti ini adalah kewajibannya.
Jeno sebenarnya tak senang pada awalnya. Tapi melihat bagaimana Jaemin tampak bahagia mengurus semua itu sendiri, Jeno jadi tak punya banyak alasan untuk protes.
Lagipula, selama Jaemin bahagia, maka semua cukup untuk Jeno. Dia tidak memaksakan apapun pada Jaemin dan selalu memanjakan Jaemin sebanyak yang ia sanggup.
Lalu soal pernikahan, mereka sudah melakukan itu tidak sampai 1 bulan setelah Jeno berhasil membawa Jaemin kembali.
Berjalan di atas altar yang sama dengan tepukan tangan dari orang - orang.
Pestanya mewah dan berlansung cukup panjang. Jaemin menyukai hal - hal seperti itu. Semuanya Jeno lakukan seperti ingin submissivenya.
Lalu sekarang, menghitung dari hari itu, hari pernikahan mereka, itu sudah berjalan 3 tahun.
Mari kembali pada suara Jaemin yang menggema dan kedipan sang pemilik nama begitu suara itu sampai padanya.
Jehan yang mendengar suara papanya dengan cepat bangkit dan berlari menuruni anak tangga untuk menghampiri papanya yang berada di lantai bawah.
Dia tau salahnya dimana.
Dia juga tau sejak tadi sang papa memanggilnya, sengaja pura - pura tidak dengar untuk menghindari masalah.
Tapi jika suara papa-nya sudah sebesar itu, Jehan tau masalah yang menantinya sepertinya jauh lebih besar.
Begitu tiba dilantai bawah, Jeno melemparkan headphone pada anaknya yang dengan cepat Jehan tangkap dan kalungkan pada lehernya.
"Terima kasih ayah." bisiknya sebelum melanjutkan langkahnya kedapur.
Begitu tiba disana, Jaemin dan cangkir pecah milik papanya itu adalah hal pertama yang menjadi pemandangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories|NOMIN {END}
FanfictionJeno dan Jaemin adalah sahabat lama yang bertemu 7 tahun kemudian. Masalahnya, persahabatan mereka tidak sesederhana itu. 🚫MENTION🚫 Sex, alcohol, drugs, mental issue, rape, suicide BXB, Mpreg Yang dibawah umur mending minggir dulu. #2 Jeno #3 No...