Chapter 02

4.2K 526 102
                                    

Setelah menatap lama, Rin mulai kembali menunggangi kudanya. melewati mereka saat berpelukan secara emosional. [Name] yang melihat seekor kuda akan melewati mereka, dia segera memeluk gadis itu lebih erat dan memberikan tatapan tajam ke arah pria yang dilihatnya. Seperti dendam yang mendalam.

Rin tidak memperhatikannya, dia tidak suka menoleh hanya untuk melihat manusia yang lebih rendah darinya.

[Name] kemudian menoleh ke arah gadis itu, dia mengusap kepalanya. "Aku harus buru-buru, temanku sudah menunggu di suatu tempat. Apakah tidak apa-apa jika aku meninggalkanmu sekarang?" Gadis itu segera menjawab,

"Tidak apa-apa..." bisiknya lirih, [Name] menghela napas lega.

"Baguslah..." [name] kemudian berdiri kembali dan menatapnya dengan lembut. Dia memberikan lambaian tangan tanda perpisahan. Berharap gadis itu baik-baik saja selama menjadi budak tentara Nippon.

[name] bersikeras mencari bambu yang menurutnya sempurna.

Melihat banyak bambu di sebuah gudang kosong, [name] merasa senang. Dia segera berlari ke dalam rumah kosong yang remang-remang itu dan mengambil beberapa bambu, memilah-milahnya satu per satu, lalu memotongnya menjadi beberapa bagian untuk dimasukkan ke dalam tas nya.

Aku rasa ini sudah cukup, Kenyu pasti sudah lama menunggu ku... Aku harus kembali, [name] berpikir. Dia dengan cepat memasukkan potongan-potongan bambu itu ke dalam tas nya, dan dengan cepat berlari menjauh dari rumah kosong itu menuju tempat tinggalnya. Rambutnya yang diikat ke belakang tampak melompat-lompat karena irama larinya.

Dengan rok kebayanya, cukup sulit baginya untuk berlari dengan bebas.

Ketika sampai, ia langsung mencari Kenyu.

"Kenyu, aku kembali..." Katanya lirih sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Anehnya, tidak ada kenyu seperti yang [name] cari. Hal itu membuatnya bingung, bercampur dengan rasa cemas.

"Kenyu..."

"Kenyu...?"

[Name] terus memanggilnya. Tapi tidak ada jawaban yang terdengar.

Hingga tiba-tiba, [name] mendengar suara sayup-sayup yang serak sekaligus keras. Suara itu tidak jauh dari lokasinya. Ia segera menjatuhkan tas nya dan berlari ke arah suara tersebut.

Kenyu...

[Name] terus menyebut namanya di dalam pikirannya. Berharap suara yang didengarnya bukanlah sesuatu yang buruk yang sedang terjadi. Saat itu, [name] melihat Kenyu. Dia merasa senang, namun juga terkejut.

Tubuhnya yang terikat, dan wajahnya yang marah, emosi terlihat jelas di wajah Kenyu.

[Name] terdiam.

Temannya dikelilingi oleh empat orang tentara nippon. Masing-masing dari mereka memegang senjata panjang dan berat di depan perutnya, dan salah satu tentara mengarahkan senjatanya ke Kenyu.

[name] langsung segera berlari ke arah Kenyu, dengan seruannya yang lantang.

"Kenyu!" [name] berteriak, berlari ke arahnya, tatapannya tidak bisa berbohong bahwa dia mengkhawatirkan Kenyu. Sayangnya, salah satu dari empat tentara nippon menahannya.

[Name] hampir tidak bisa bergerak, seolah-olah dia dilarang mendekati Kenyu pada saat itu.

Kenyu yang melihat hal itu, merasa ingin berdiri dengan tubuhnya yang bebas. Dia tidak bisa, benar-benar tidak bisa jika dia harus melihat [Name] seperti ini, mengkhawatirkannya.

"Lepaskan! Kau prajurit tak berperasaan!" [name] berteriak kesal. Dia terus berusaha mendorong tentara yang memegangi tubuhnya, tetapi usahanya sia-sia.

Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang