Chapter 05

3.4K 394 22
                                    

Karena malam itu sudah larut, para tentara mulai beristirahat sembari nongkrong bersama, meminum banyak alkohol dan bersulang dengan tawa lelucon yang mereka lontarkan.

Penjara bawah tanah terasa gelap dan dingin... Juga lembab. [Name] merasa seperti benda yang ditelantarkan. Dia hanya duduk, membiksu, dan menatap sana sini dalam diam.

Tawa bahak yang tentara Jepang itu katakan, membuat [name] muak berada di sana. Belum lagi, dia akan mati dalam beberapa hari.

Apa si komandan tentara Nippon yang menemui ku tidak akan muncul lagi di hadapanku? [Name] mulai memikirkan kata-kata yang sebelumnya dia ucapkan. Perasaan bersalah menyelimuti hati rapuhnya yang berkidik takut.

Aku sepertinya terlalu berlebihan... [Name] menelan ludah dalam batinnya.

Teng!

Suara tabrakan besi yang cukup mengagetkan itu membuat [name] terkesiap dari lamunannya. Suara itu cukup jauh dari lokasinya berada. Para tentara Jepang langsung pergi ke arah suara itu berada.

Seketika, suara tawa bahak tentara yang mabuk itu hening.

Seperti tidak ada insan yang menerawang di sana.

"Hey.."

Bisikan suara seseorang yang menghasut, membuat [name] berkidik merinding. Dia tidak ingin mengatakan apapun selain mengamati siapa yang berbisik hasutan seperti hembusan nafas.

"Hey... Katakan sesuatu! Setidaknya kau masih hidup!"

Lanjutnya berbisik. Pemuda itu memegangi jeruji besi yang membatasi jarak mereka. [Name] mendengar suara itu, dia berbicara bahasa Indonesia, bukan bahasa Jepang.

"Siapa... Kamu...?" Bisik [name] kebingungan dan ragu untuk mendekatinya. Dia lalu segera membuka kunci gembok jeruji menggunakan sebuah tusuk sate. Butuh waktu yang cukup lama hingga akhirnya, gembok jeruji besi itu terbuka.

Pemuda itu perlahan membuka nya dan berjalan mendekati [Name]. Berusaha untuk tidak membuat banyak suara gesekan besi yang nyaring.

"Jangan takut padaku, ayo kita keluar bersama..."

"J-jangan mendekat..."

Lirih [name] ragu. Dia justru, semakin berdiam di pojokan.

"Jangan takut, aku hanya ingin menyelamatkan mu..." Pemuda itu mengulurkan tangannya, "kumohon, aku hanya ingin membantumu.."

[Name] diselimuti rasa ragu yang terus membuatnya gentar. Pada akhirnya, dia menerima tawaran itu. Mereka berdua berlari mengendap-endap menyusuri lorong tiap penjara.

Menaiki tangga perlahan-lahan dan bersembunyi jika ada tentara Nippon yang lewat. Perlu ketelitian dalam pelarian itu. Hingga, mereka berdua berhasil keluar dan terus berlari menjauh dari markas mengerikan itu.

Merasa suah cukup jauh, Pemuda itu berhenti berlari dan nafasnya terengah-engah kelelahan. Dia kemudian menoleh kearah [Name], mengkhawatirkan energinya.

"Apa kamu lelah?" Bisiknya pelan.

"Tidak... Aku hanya tegang..." Balas [Name] mengusap dahinya yang berkeringat dingin.

Pemuda itu tidak berhenti begitu saja, dia menuntun [Name] pergi ke suatu rumah yang kosong dan sepertinya cukup aman? Disana, tidak hanya ada mereka berdua, satu orang terlihat duduk merenung disana. Melihat kehadiran [name] dan Pemuda itu datang, dia langsung bangkit dan tersenyum gembira.

"Isagi! Akhirnya kamu kembali! Kamu berhasil menyelamatkan gadis ini?! Bagaimana bisa?"

Ia sepertinya merasa kebingungan dan kebahagiaan disaat yang sama.

Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang