"Ini aku, anggota Nippon yang sangat kau benci."
Rin berdiri diam. Saat gadis itu hendak melarikan diri, Rin mulai mengayunkan pedangnya. Tepat di samping wajahnya.
"Berhenti di situ, pribumi," teriaknya kembali dengan kasar. [Name] terdiam tapi terlihat jelas ada kekesalan di tatapannya.
"Apa?" [Name] menjawab dengan sinis.
Rin menatap gadis di hadapannya dengan saksama. Pakaian tradisional kebayanya yang khas, dan rambutnya yang dikuncir kuda, selalu tampak melompat-lompat saat ia berlari. Wajah alami khas nusantara yang bersih. Mengundang tatapan Rin.
"Apa kau membenciku?"
[Name] langsung memutar matanya.
"Tentu saja."
"Apa alasanmu membenciku, nona pribumi?"
Rin mengubah topik pembicaraan, mencoba membuat [name] berhenti berakting dan fokus pada percakapan di antara mereka berdua. Dia tidak ingin gadis itu pergi sebelum dia selesai mengatakan apa yang ingin dia katakan.
"Itu bukan urusanmu."
[Name] mengangkat salah satu tangannya, dan dengan cepat berusaha menampar Rin atas emosi dalam jiwanya.
Sebelum hal itu terjadi, sebuah tangan yang kuat nan kekar berhasil mencegahnya. Membuat seluruh bagian tangan [name] bergetar tidak bisa melepaskan tekanan. Apalagi, tubuhnya pendek, kira-kira setinggi bahu Rin.
"Jika seseorang mengajukan pertanyaan, mereka harus menjawabnya... Bukan menghindari pertanyaan itu dengan cara yang tidak sopan..." Rin menekankan dengan tatapan tajam ke arah [name].
Apa dia tahu apa yang aku maksud? Kenapa gadis lancang ini selalu muncul saat aku sendirian... Rin berpikir dengan kesal. Ia tidak mengerti, setiap kejadian yang terjadi dengan gadis ini, tak lain dan tak bukan adalah gadis yang hampir ia bunuh.
"Hei..." Rin bernada geram.
[Name] menggeram kesal dengan keluhannya. Memalingkan wajah begitu saja.
"Itu karena kau hampir membunuhku... Dan membiarkan para bawahan mu membunuh keluargaku... Tidak... Bahkan membunuh orang yang mencintaiku!" Jerit [name] tak kuat dengan mental nya yang berantakan. Rin yang mendengar itu, tidak melepaskan tangan [name].
Dia mendengar nya dengan jelas, dalam kata 'orang yang mencintaiku' itu membuat Rin tidak suka.
"Yang mencintaimu? Siapa?"
"Untuk apa kau tahu? Kau tidak berhak menggali privasi orang lain. Kau kira aku takut? Hah, konyol, aku sama sekali tidak takut pada mu." [name] balas merendahkan.
Rin mulai sedikit geram, namun dia menahannya.
Hingga radio genggam Rin mulai bergetar, suara seorang Jenderal atasan nya yang memberikan sebuah informasi penting bagi para Komandan dan bawahannya.
"Cek, cek! Saya sampaikan informasi ini pada para Komandan dan para tentara. Di laporkan ada 2 budak gadis yang melarikan diri dan 3 gadis Jugun ianfu yang diketahui telah membunuh salah satu tentara Jepang. Sebagai Jendral, saya ingin kalian membunuh sang pelaku yang bernama [Name] yang diketahui telah melarikan diri dari pemaksaan jugun ianfu. Tolong, laksanakan sebaik mungkin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au)
Fanfiction"Aku hanyalah gadis Pribumi dan aku membencimu. Mengapa kau terus bersikap baik padaku?" "Karena aku mencintaimu." . . . . ⛔ I hate who people like to copy this story ✅ If there is something you want to convey, you can provide suggestions, criti...