Chapter 09

2.8K 334 71
                                    

Rin membelalakkan matanya. Dia tentu saja terkejut mendengarkan kisah pedih itu. Ia mencoba menenangkan diri, mengatur emosinya agar ia bisa mencari tahu lebih banyak informasi.

Si bajingan tengik ini benar-benar...

"Apa lagi yang kau ketahui?" sahut nya serak. Memberi Shidou tatapan datar.

"Heh~? Oh, ya ya, tentu saja~. Kau ingin mendengarnya juga?" goda nya sembari terkikik menatap Rin. Dia merentangkan tubuhnya diatas anyaman.

"Astaga~ pertama kalinya binatang hijau ingin mendengarkan ku~ Aku jadi terharu..." godanya kembali. Tersenyuman genit bahkan sisi tersipu di pipinya.

"Menjijikan." Ucapnya memberi ekspresi jijik.

"Aku akan menceritakan 2 cerita sekaligus~ Pasang telinga mu, binatang."

***

Tatkala Shidou pergi ke lokasi berikutnya, pandangannya tertuju pada sepasang suami-istri lanjut usia. Mereka menolak untuk patuh meskipun beberapa tentara Jepang sudah menodongkan senapan ke arah mereka.

Itu menarik perhatiannya.

Dia segera berjalan menuju keduanya dan menahan bawahannya.

"Jangan menembaknya," sergah nya tegas sembari menyeringai kecil. "Biarkan aku berinteraksi~" timbalnya kembali.

Para bawahan nya menegakkan senjatanya dan memberi hormat. "Baik, komandan," Ucap mereka bersamaan.

Shidou segera merendahkan tubuhnya dan menghadapi dua pasangan lansia yang terlihat ringkih. Mereka terlihat lemah dan terus berpelukan satu sama lain.

"Apa anda berdua bersedia mendengarkan ku? Aku tidak akan membunuh kalian jika kalian ingin menuruti perintah ku."

Ia terkekeh pelan dan seringainya tak pudar.

"Tolong, bawakan senjata ku," pintanya sambil tersenyum. Dia mengulurkan senjatanya ke arah salah satu dari mereka.

"Dibawa kemana, anak muda?"

"Kemana saja yang anda inginkan, tuan~!"

Seorang kakek akhirnya menuruti perintah Shidou. Itu sangat memuaskan dirinya.

Namun seketika, seringai puas nya sedikit memudar ketika melihat sang kakek tak kuat mengangkat senjata miliknya. Dia begitu berumur. Terlihat keberatan bahkan mulai bertindak pun masih belum dilaksanakan. Merasa sudah muak, dia langsung memutar mata.

"Apa anda sengaja berleha-leha? Lakukan lebih cepat." Bentak nya setelah memberikan dorongan kecil di punggung sang lansia.

Istrinya tentu tidak suka, dia perlahan bangkit dan mendekati suaminya.

Membantunya untuk membawa senjata yang cukup berat.

Shidou lagi-lagi dibuat tak puas.

Dia segera menarik nenek itu menjauhi suaminya, langsung memelototinya.

"Aku tidak menyuruh anda, dasar tua. Biarkan suami anda yang melakukan nya."

Sang nenek mulai mengerutkan kening, dia tidak suka dengan perlakuan shidou. Tingkahnya yang semena-mena membuatnya kesal.

"Begitu tidak sopannya dirimu...! Suami saya sudah berumur! Seharusnya kau yang membawa senjatanya! Kau lebih muda!"

Shidou hanya mengangkat bahu dan menutupi wajahnya, tertawa.

"Ah~? Aku mencium bibit melawan perintah~" Gumamnya nakal.

Shidou tiba-tiba berjalan mendekati suami dari nenek itu dan merebut senjatanya. Tanpa basa-basi langsung menembaki nya di bagian perut, dan itu sungguh mengejutkan.

Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang