Chapter 14

2.5K 304 91
                                    

Suara gemuruh bisik terdengar di seisi kelas. Masing-masing tatapan mereka benar-benar tidak bisa diartikan satu persatu. Yang kebanyakan dari mereka, terlihat iri.

Itu hanya membuat [name] terus menunduk dengan kedua tangan yang sibuk menjahit sebuah robekan di bagian lutut celana seragam.

"Kalian berdua lucu banget, gak ada niat berpacaran?" Goda Utari seraya menyenggol pelan bahu [name] dengan bahunya.

"Toh, kalian dekat kan? Kenyu itu pria yang setia lho~ jangan buang kesempatan mu untuk lebih dekat dengan nya!" kekeh nya pelan.

"Bilang saja kalau kau yang ingin mendekatinya, ti..." Balas [name] yang hanya mengangkat bahu.

"Hey! Aku justru membela mu lho..."

"Iya, iya, aku tahu..."

Ia hanya tersenyum tipis dan memutar mata.

Mencuri pandangan kearah Kenyu yang tengah duduk di kursi nya, mengobrol dengan temannya, tanpa mengenakan celana seragam selain celana pendek berwarna coklat muda. Bukan Kenyu jika ia tidak pernah mengalami robekan di celana nya sebab bermain futsal di lapangan tanah. Bagi [name], menjahit bagian yang rusak untuk Kenyu seolah menunjukkan bahwa dirinya berguna.

"Konyol sekali bukan? Dia meminta mu untuk menjahit celana seragam nya sementara sekarang dia hanya mengenakan celana pendek? Pft-" Utari menahan tawa nya.

[Name] ikut tertawa saat mendengar nya. Dia menggeleng pelan dipenuhi keheranan.

"Siapa tahu dia sedang jatuh cinta dengan perempuan lain. Aku hanya suka membantunya... Terutama menjahitkan setiap pakaian nya. Itu menggambarkan bahwa aku berguna untuknya..."

"Yee... Kamu ini terkadang lembut terkadang pemarah ya? Atau terkadang ceria juga?" Kekeh Utari meratapi [name] yang tengah sibuk menjahit celana milik Kenyu.

"Entah, mungkin tergantung mood?" Ungkap nya seraya mengangkat bahu.

"Tapi menurutmu, Kenyu itu tipe bagaimana? Apa dia tampan? Penyayang?"

"Y-ya... Tampan iya penyayang juga iya. Dia juga baik, suka datang ke rumah ku lalu membantu ku melakukan aktivitas..."

"Contohnya tuh?"

"Mm, cuci piring? Jemur baju? Saat sore tiba, dia pulang..."

"Aww, mendengarkan nya saja sudah membuatku yakin bahwa dia tertarik padamu!"

"Ngga, ngga! Dia cuma teman!" Bentak nya mengelak seraya menggunting benang jahitan. Lalu mengamati kisaran celah yang lainnya.

"Kau selesai menjahitnya?"

"Mm, ya,"

[Name] segera merapihkan gulungan benang. Lalu menyelipkan jarum jahit di sela-sela kumpulan benang.

Dia menoleh kearah Kenyu, "ini sudah selesai..." Lirihnya seraya bangkit dan mulai berjalan mendekati nya. Celana itu di serahkan sebelum salah satu teman Kenyu, Nanase, langsung tertawa melihat [name] menyerahkan nya tanpa basa basi.

"Ku kira celana mu hilang, ternyata [name] sedang menjahitnya ya?" Kekeh nya sambil mendorong kecil punggung nya. Kenyu hanya tersenyum tipis.

"Selagi ada yang bisa, kenapa aku perlu ke tukang jahit? Toh, [name] bisa melakukan nya..." jawab Kenyu dengan hias tawa nya. [Name] hanya tertawa kecil saat Mendengar nya.

Seseorang tiba-tiba saja merangkul pundaknya, [name] tersentak kecil.

"Nanase~! Apa kamu punya firasat yang sama denganku?" Ucapnya jahil sembari mengedipkan sebelah matanya. Nanase segera tersenyum lebar, lalu bangkit dari posisi nya dan menunjuk kearah Utari.

Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang