"Cukup suntikkan ke masing-masing wanita. Jika ada yang hamil, segera gugurkan."
Perintah itu segera diangguki bawahannya. Mereka bergegas kembali melakukan tugas mereka seperti yang seharusnya mereka lakukan.
Merepotkan saja... Pikirnya sembari memutar mata.
Shidou kembali berjalan menuju ruangan sebelumnya. Dengan santai ia melewati banyak lorong menuju bawah tanah hanya untuk kembali melanjutkan aktivitas yang nyaris akan ia lakukan.
Ketika pintu dibuka, dia terbelalak kaget. Sosok Pribumi itu...?
"Hah, sialan, aku ceroboh, ya?"
Kedua bola matanya langsung mengamati seisi ruangan. Benar-benar tidak ada jejak satupun yang tertinggal.
Tak kalah ekspresif, dia langsung menghantam pintu besi ruangan itu. Menimbulkan suara hantaman yang cukup keras hingga membuat beberapa prajurit langsung menghindar. Menyeringai dengan penuh kekesalan.
"[Name], kau benar-benar menyuruh ku bertindak sedikit lebih kasar..."
***
Brak!
Rin menendang pintu kamarnya sendiri tanpa memedulikan keras nya suara tabrakan itu. Dia kembali menutupnya dengan kekuatan yang sama lalu meletakkan [name] untuk duduk diatas ranjang.
Gadis itu hanya memberikan tatapan kosong. Disaat Rin berusaha menyadarkan nya dengan ayunan tangan bergerak ke kanan dan kiri tepat di depan matanya.
Sepertinya gadis ini masih shock.
Mendengus dengan kasar, Rin segera duduk di samping nya, lalu memaksa tubuh gadis itu untuk mengarah kearahnya.
"Lihat? Pakaian mu berantakan. Apa yang dilakukan bedebah itu padamu?"
Ia terdiam sejenak, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan itu.
"Dia hampir memperkosa ku."
Itu sudah terduga, tapi bukan itu yang ia ingin tanyakan.
"Lebih detail lagi," tuntut nya memaksa.
"Dia memaksaku untuk berbaring, lalu berusaha melepaskan pakaian ku... Aku.."
Ucapan nya terhenti disaat matanya kembali berlinang berkaca-kaca.
Cukup kesal melihat ekspresi itu, ia menginisiatifkan diri untuk mengusap linangan air mata terbendungi itu.
Dengan hati-hati dia menggerakkan salah satu ibu jari ke sisi mata kanannya, lalu mengusap air mata yang akan jatuh dengan ibu jarinya.
"Bodoh, jangan menangis.."
[Name] hanya mengerutkan kening, bibirnya condong ke depan yang menggambarkan bahwa dia tidak menyukai komentar itu.
Tak ada jawaban apapun, Rin kembali menggerakkan tangannya untuk memperbaiki posisi pakaian kebaya yang dikenakan gadis itu.
Menarik ujung pakaian kembali ke posisi di pundaknya, lalu mengancingi kancing yang copot dibagian atas.
[Name] terdiam dengan aksi itu, dia terus menerus menatap Rin saat pria itu berusaha memperbaiki pakaiannya.
Kau benar-benar baik, lebih baik dalam melakukan sesuatu ketimbang ucapanmu...
Rin bahkan menurunkan tubuhnya ke dasar lantai untuk memperbaiki posisi rok kebaya nya yang sedikit terangkat kemana-mana.
Mengambil salah satu lekuk kaki nya dan menarik rok kebaya itu lebih kebawah untuk menutupi kaki telanjang nya.
"ugh," Rintihnya merasa nyeri saat Rin mengambil salah satu kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au)
Fiksi Penggemar"Aku hanyalah gadis Pribumi dan aku membencimu. Mengapa kau terus bersikap baik padaku?" "Karena aku mencintaimu." . . . . ⛔ I hate who people like to copy this story ✅ If there is something you want to convey, you can provide suggestions, criti...