1 minggu berlalu.
Semenjak hari sendu itu, ia sudah tidak pernah menemukan keberadaan Komandan angkatan Darat ketentaraan Nippon, Itoshi Rin.
Dirinya kini memfokuskan diri untuk bertahan hidup dari berbagai kondisi bersama kedua manusia yang sudah ia anggap keluarga.
Gadis itu dengan tak kenal lelahnya terus menerus memikirkan keberadaan Rin.
Biasanya ia akan selalu melihat pria itu menunggangi kudanya dan mengawasi sekitar. Namun kini, sosok pria itu seolah hilang ditelan bumi.
[Name] di penuhi banyak sekali harapan. Setiap pagi ia selalu duduk di atas sebuah kursi goyang sembari memegangi lipatan surat yang Rin berikan untuknya.
Meratapi langit hingga 1 jam berlalu, hanya untuk menunggu kedatangan Rin setiap harinya.
Bukankah sang kata menuliskan, 'Aku bisa kembali'?
Terkadang ia sampai tertidur, atau bahkan mengenakan syal hitam yang pernah Rin berikan untuknya.
Isagi dan Bachira sampai terheran akan hal itu.
"[Name], sebentar lagi hujan, ayo masuk..." ajak Isagi khawatir meratapi ekspresi kosongnya. [Name] sudah 1 jam lebih duduk disana, sementara awan mengepul gelap.
"Tidak, sebentar lagi," jawabnya pelan dengan kedua tangan bersilang memeluk kertas usang itu.
"Aku akan masuk sebentar lagi."
"... Sesukamu, jangan lupa untuk masuk ketika hujan deras datang..."
"... Iya."
Berulang-ulang Isagi membujuk [Name] untuk berhenti melakukan kebiasaan seperti itu, justru [Name] abaikan dengan gusar.
Menatap gadis itu tengah duduk sembari meratapi langit, memeluk sebuah surat, dan bersenandung kecil. Mereka pikir [Name] sedang depresi akan sesuatu.
Semua selalu terjadi setiap hari.
"Tidak bisakah kau berhenti berdiam diri di depan rumah? Berteduhlah!" bentak Isagi mulai kesal dan segera berjalan mendekatinya.
Ia kira [Name] akan tetap duduk merenung saat hujan turun dengan deras, tetapi kenyataan berkata sebaliknya, dia berdiri diam menatap langit mengepul abu seperti kalbu di saat tetesan air hujan membasahi seluruh tubuhnya.
Meraih pergelangan tangannya untuk berteduh dari genangan rintis hujan.
"Lepas! Kau tidak ada urusannya!"
"Hujan bisa membuatmu sakit! Sebenarnya siapa yang kau tunggu selama berbulan-bulan? Tidak bisakah kau memikirkan betapa pentingnya menjaga dirimu sendiri?" Isagi tetap berusaha menariknya, namun yang terjadi, tubuh pemuda itu langsung tertarik ke bawah tangisan langit.
Pada akhirnya, tubuh mereka berdua terguyur hujan.
"Aku menunggu seseorang! Sudah berapa kali aku katakan itu padamu?!"
"Tidak ada gunanya jika kau terus menunggu tapi seseorang yang kau bicarakan tidak beranjak menemuimu! Apa kau ingin membodohi dirimu sendiri?" bentaknya bercampur rasa khawatir.
"Tidak, kau tidak mengerti apapun soal itu! Aku menunggunya karena aku tahu dia akan kembali!" bantahnya keras kepala menolak semua perkataan Isagi.
"Siapa seseorang yang baru saja kau bicarakan?!"
"Siapa? Tentu saja Rin! Rin yang selalu menolongku meski aku tidak pernah menolongnya!"
Dan disaat itu pula, petir bergedar keras. Menimbulkan keterkejutan diantara mereka berdua. Seolah tubuh mereka mendadak beku oleh satu suara guntur keras mendadak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au)
Fanfiction"Aku hanyalah gadis Pribumi dan aku membencimu. Mengapa kau terus bersikap baik padaku?" "Karena aku mencintaimu." . . . . ⛔ I hate who people like to copy this story ✅ If there is something you want to convey, you can provide suggestions, criti...