[Name] tersenyum tenang. Meskipun ada banyak kekacauan yang terjadi, melihat seseorang yang dia kenal masih hidup sudah cukup baginya untuk merasa tenang. Sangat tenang.
"Nada, kamu bisa menjaga dirimu... Kamu sudah membuatku tenang hanya dengan melihatmu masih hidup..." Lirih [name] pecah sambil mengusap-usap kepala gadis itu.
"Aku juga senang melihat kakak masih hidup! Kakak tidak perlu khawatir! Aku pasti tidak akan mati-"
Jleb!
[Name] merasakan cairan hangat mengenai telapak tangannya. Saat dia memeriksa, telapaknya berlumuran darah. Gadis itu mendadak berhenti bicara, mulutnya mengeluarkan aliran darah.
Tatapan mata gadis kecil itu mendadak kosong, dan kulitnya perlahan pucat.
"Nada?" [Name] melebarkan matanya.
Ada apa... Ini?
Sebuah pisau ternyata menusuk daging nya. Tentara Nippon yang sebelumnya [name] serang, tentu masih hidup. Tubuhnya merangkak dan tangannya bergerak menusuk punggung belakang gadis itu sebanyak tiga kali begitu cepat. Hingga [name] sendiri tak menyadarinya.
Keinginan [name] untuk melindungi orang-orang yang dicintainya gagal lagi. Sebaliknya, ia malah meratapi kematian.
Dor!
Peluru diluncurkan, [name] terkena tembakan di pundaknya. Tapi dia tak bereaksi. Rasa sakit itu seolah tidak ada, selain menatap Nada yang sudah tiada dipelukannya.
Tentara yang sedang merangkak itu akan menembak [name] sekali lagi. Dia mengarahkan jitu tembak kearah wajah [name]. Saat pelatuk akan ditarik, wajahnya langsung menempel ke tanah.
Tangannya segera jatuh. Kepala nya diinjak begitu keras, hingga dia sendiri mulai lemas.
[Name] mendongak perlahan. Wajahnya sudah dibasahi air mata, menunjukkan ekspresi sedih dan isakan. Dia tentu sangat terkejut melihat siapa manusia dihadapannya.
"Kita bertemu lagi, [name]."
"Kau?!"
[Name] Segera bangkit, tapi sedikit gusar karena pundaknya terkena tembakan. Menggendong gadis di pelukannya begitu memaksa meski dia sudah tiada.
"Jangan mendekat... Aku akan membunuh mu... Aku akan membunuhmu jika kau mendekat..." [Name] menggenggam sebatang bambu runcing di tangan kirinya.
Rin masih menginjak kepala salah seorang tentara Nippon. Dia tidak melepaskannya.
"Bunuh saja aku," jawab Rin datar menatap [name].
[Name] terdiam terkejut.
Apa-apaan pria ini?! Dia ingin aku membunuhnya, bahkan menginjak kepala sesama anggota nya. Apa dia gila?! Dia sangat berbeda... Apa ini hanya firasat ku?
Dasar gila...
[Name] membatin diam menatap Rin.
"Kalaupun kau ingin membunuhku, lihat dirimu sekarang. Kamu terlalu lemah untuk bergerak," Cetus Rin berusaha menggugurkan niat gadis dihadapannya.
[name] melirik kanan kiri. Dia kemudian menjatuhkan senjatanya, dan berlari begitu saja meninggalkan Rin. Menggendong seorang mayat di pelukannya, dan air mata terus mengalir keluar.
Tujuan [name] adalah menjauhi Rin dan fokus untuk mengubur Nada. Rin juga tidak akan berdiam diri. Dia segera menaiki kudanya dan mulai bergerak mengikuti [name].
Disaat pelarian nya itu, [name] jatuh tersandung. Luka tembak di pundaknya benar-benar membuatnya kesakitan dan lelah. Dia menangis pecah dan terus berusaha bergerak meski harus merangkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au)
Fiksi Penggemar"Aku hanyalah gadis Pribumi dan aku membencimu. Mengapa kau terus bersikap baik padaku?" "Karena aku mencintaimu." . . . . ⛔ I hate who people like to copy this story ✅ If there is something you want to convey, you can provide suggestions, criti...