Chapter 33

1.9K 241 88
                                    

Rin memutuskan untuk menetap dan tidak kembali ke markas ketentaraan Nippon demi tunangannya.

Entah berapa hari dia akan menetap, dia ingin menemani [Name] dalam sakitnya.

Tidak parah, dan sepertinya sudah lebih baik. Kedatangan Rin tentu membuat gadis itu bahagia, rasa bahagia itu mempengaruhi kondisinya.

Menghabiskan waktu 4 hari pria itu menetap. Tidak memberikan kabar apapun pada ayah angkatnya, Nakamoto, maupun satu rekannya. Keberadaannya menjadi hal yang dipertanyakan rekan-rekannya.

"Rin tidak kembali?! Sejak kapan dia pergi?" bentak Nakamoto begitu agresif saat mendengarnya. Dia bangkit dari posisinya dan menatap gelap ke arah Karasu.

"Bocah itu... Dia semakin sering membantah seiring bersama pribumi yang dia cintai..."

Beliau menghela nafas kasar. Hatinya termakan emosi. Entah karena khawatir, atau murka. Apa mungkin Nakamoto khawatir pada putra angkatnya sendiri?

"Dia bisa saja pergi ke lokasi pribumi itu tinggal. Rin baru-baru ini sering tidak menghadiri organisasi, sidang, dan rapat. Tolong perintahkan Shidou untuk mencari rekannya, sekarang."

"Laksanakan, yang mulia jendral."

Dengan senyum menggoda, Karasu mengangguk. Dia berjalan menuju ruangan, dan pergi mencari keberadaan Shidou. Seperti yang diperintahkan.

"Bagaimana jadinya jika Jendral menghukum Rin kemudian aku bisa mengambil alih [Name] ke pihakku?"

Ia bergumam, berhalusinasi soal apa yang baru saja dia katakan. Tidak ada harapan seperti itu, namun jika terjadi? Mengapa tidak ia gunakan saja pribumi itu?

"Benar-benar brengsek, padahal aku sudah memberikan hiburan untuk gadis itu, tapi dia memilih pria yang bukan apa-apa itu..." Karasu terkekeh jengkel.

Kedua bola matanya menangkap pria yang sedang ia cari sekarang. Segeralah ia hampiri dan menepuk santai pundaknya.

"Hey, aku ada tugas yang harus disampaikan padamu..." sahutnya dengan seringai sombong. Shidou tak menoleh sebelumnya, dia melirik kecil.

"Apalagi yang harus kudengar darimu, binatang?"

"Kasar sekali. Jendral yang memerintahkan ini padaku."

Mendengar perihal itu, Shidou langsung melemparkan lirikan tajam setajam pisau. Hanya disambut kekehan keras dari pria di sampingnya.

"Aku sibuk. Besok aku harus menghadapi organisasi dan mengatur persenjataan," tegasnya memberitahu.

"Untuk apa? Jendral yang memerintahimu?" ia bertanya.

"Tentu saja, bodoh. Baru-baru ini pribumi miskin seperti mereka memberanikan diri untuk menyerbu beberapa pasukan Nippon. Walau mereka pada akhirnya kalah, itu tidak menghilangkan fakta bahwa mereka-mereka akan segera melawan perintah Nippon dengan senjata mematikan alami itu. Kroco lemah yang pemberani." Ledeknya dengan kekehan merendahkan.

"Senjata harus tetap sedia. Membunuh siapapun yang berani menantang perintah. Siapa tahu aku bisa menemukan wanita pribumi pemberani seperti [Name]~"

Perkataan panjang lebar itu mengundang tawa bagi Karasu.

"Sepertinya kau kalah dari Rin yang sudah memiliki tunangan, huh? Bukankah sebelumnya kau hampir memperkosanya?" Unjuknya menanyakan.

Shidou larut dalam tawa merendahkan itu. Dia memutar mata dengan seringai lebar di wajahnya.

"Ah, kau membuatku ingin mengulang aksi yang sama pada gadis yang sama pada hari itu. Andaikan brengsek itu tidak datang, [Name] akan menjadi milikku~!"

Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang