Mereka tiba di dalam markas utama Nippon. Ada banyak tentara yang berlalu lalang, banyak pula yang menatapnya dengan sisipan seperti menatap musuh.
Dalam hati, [name] tengah berusaha melawan kekhawatiran dan ketakutan nya. Ia ingin merubah semua itu menjadi keberanian saat ini. Hanya itu.
Kretek...
Sebuah pintu bercorak khas Jawa itu dibuka perlahan. Menampilkan sesosok pria si penggoda yang tengah duduk sendirian sementara ada banyak sekali kursi dan satu buah meja panjang. Sepertinya, itu adalah ruang rapat.
Pria itu langsung menatap mangsa nya, tersenyum bahagia.
"Akhirnya datang juga~"
Karasu berdiri dari posisinya. Menatap [name] seperti seekor kucing yang siap mempermainkan tikusnya. Pipinya tertutupi sebuah penutup lebam yang sebelumnya dia alami.
"Kembali pada tugas kalian. Tutup pintunya."
"Siap laksanakan."
Brak!
Suara benturan pintu terdengar kompak. Menyisakan dua sepasang manusia yang terus saling memandangi.
"A-apa mau mu?!"
[Name] memojokkan diri di sudut ruangan. menutupi dirinya dengan kedua lengannya di depan dada.
"Jangan gugup, aku hanya ingin kita punya waktu berdua. Hanya satu jam."
Karasu terkekeh. Dia segera duduk kembali di kursinya. Menarik salah satu kursi kosong ke sisi kursinya. Menepuk dataran kursi itu seolah memberikan kode agar [name] duduk di samping nya.
Dengan tegas, ia menggeleng cepat.
"Ayolah, hanya duduk."
"Tidak mau!"
"Cukup duduk dan aku tidak akan mengaturmu."
"Tetap aku tidak mau!"
Karasu kembali dibuat tertawa karena tingkah nya. Dia kemudian menyerah pada pilihan gadis pribumi itu. Ia memilih untuk menyilangkan kedua kaki nya.
"Melihat mu menolak adalah hal yang imut untukku."
"Menjijikan! Aku tidak pernah menganggapmu imut sekalipun."
[name] menggeram geli. Dia merasa ingin pulang sekarang. Situasi ini membuatnya sama seperti digoda seekor serangga.
"Aku ingin pulang, apa urusanmu sekarang? Satu jam itu terlalu lama." Sahut [name] dengan wajah badmood nya.
"Aku ingin mengobrol."
[name] langsung menunjukkan ekspresi heran bercampur jijik.
"Hanya mengobrol?! Itu sia-sia!" Bantah nya mentah-mentah.
Karasu menyeringai kecil. Dia mengangkat turun alis dengan wajah kurang ajar itu.
"Kau pasti ingin segera selesai lalu pulang, kan?" Goda nya sembari menyilangkan tangannya.
"Itu sudah pasti!" Balasnya cepat.
"Kalau begitu, turuti perintahku dan aku akan memperbolehkan mu pulang. Dimulai dari duduk diatas kursi yang sudah ku sediakan di sebelahku. Tidak sulit, kan?" Ia menepuk dataran kursi di sebelahnya.
[Name] tidak habis pikir. Dia mendengus kasar dan segera berjalan kearah kursi tersebut. Terlihat sekali bahwa dia melakukan nya dengan enggan.
Ia akhirnya duduk sesuai perintah.
"Aku tidak akan melayani perintah aneh. Jadi berikan perintah yang waras lalu biarkan aku pulang," titahnya kesal dengan mata yang terus menghindari tatapan Karasu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au)
Fiksi Penggemar"Aku hanyalah gadis Pribumi dan aku membencimu. Mengapa kau terus bersikap baik padaku?" "Karena aku mencintaimu." . . . . ⛔ I hate who people like to copy this story ✅ If there is something you want to convey, you can provide suggestions, criti...