"Ini aku, Tobito karasu yang sebelumnya memanggilmu sayang."
Ia tersenyum lebar.
"Aku sudah mencari mu sedari tadi. Ternyata kau bersama si bedebah kulot ini?" Tuturnya tanpa rasa bersalah.
Rin merasa terganggu oleh kehadiran serangga di hadapan nya. Dengan cepat, ia memaksa [name] untuk kembali berjalan. Menghiraukan keadaan pria itu seolah ia hanyalah makhluk halus.
"Tidak sopan..."
Karasu menarik kerah baju belakang milik Rin, menariknya hanya dengan satu jari ke belakang.
Agar cengkraman nya terlepas dari tangan Pribumi ini.
Set!
Rin sekejab tersingkirkan. Rasa jengkel nya naik drastis, terutama kecemburuan nya saat ini.
"Jadi, kau, aku ingin menghabiskan waktu denganmu untuk hari ini. Oh, jangan khawatir, tidak akan sampai 2 jam..."
"Apa alasanmu mengajaknya sembarangan?"
Rin balas menyingkirkan Karasu menjauh dari jangkauan [name]. Dia segera merangkul [name], lalu menatap malas kearahnya.
"Pribumi ini tahanan ku, aku ditugaskan untuk membawanya. Lebih baik kau pergilah ke neraka."
Ucapan tak acuh nya menusuk dinding hati. Rangkulan itu benar-benar canggung. [name] diam mematung seperti batu. Menguping dan mengamati apa yang sedang terjadi di hadapan nya.
Karasu terkekeh keras. Dia langsung memperbaiki posisi kerahnya.
"Memang kenapa? Apa salahnya aku menghabiskan sedikit waktu dengannya? Lagipula, hanya sedikit berbincang..."
"Aku tidak bisa."
"Kenapa?"
"Untuk apa aku percaya pada sampah sepertimu?"
"Ouhh Rin... Ucapan mu benar-benar mengundang titihan darahku..."
Ia mengangkat langkahnya hingga berdiri tepat di hadapan Rin. Sementara itu, Rin menarik [name] untuk berlindung di belakang tubuhnya.
"Bilang saja kau tidak rela melepaskan nya. Aku juga tidak rela permintaan ku di tolak mentah-mentah. Apa hak mu mengatur jawabannya?"
"Tidak rela? Omong kosong. Kau tidak bisa dipercaya dengan alasan sesederhana itu. Bodoh, atau bohong?"
"Kau pasti menyukainya, kan?"
Deg!
Ucapan itu membekukan perkataan hatinya. Seolah ada sebuah es yang menyadarkan sesuatu dalam dirinya.
Dengan tingkat kesabaran yang mulai menipis, Rin mendorong Karasu. Mendorong dadanya dengan ekspresi seakan tidak terima.
"Jaga ucapan mu. Aku tidak akan pernah jatuh cinta pada siapapun."
"Kali ini aku tahu kebohongan mu."
"Ucapan ku tidak pernah berbohong."
"Memang, tapi tidak kali ini."
Karasu tak kuasa menahan tawa. Dia sampai-sampai mengusap tetesan air mata di sudut matanya.
"Rin, rasa yang kau rasakan sama denganku."
Ia menghasut. Rin dengan mata yang perlahan melebar, tentu merasa curiga dengan perkataan itu.
Karasu berjalan ke samping telinganya, kemudian berbisik, "Aku menyukai gadis ini," ucapnya pelan dengan senyum lebar di wajahnya.
Tanpa pikir panjang, ia langsung menghantam tulang pipinya begitu keras. Tangannya mengepal kuat disaat karasu langsung terjatuh bersama darah yang mengalir dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au)
أدب الهواة"Aku hanyalah gadis Pribumi dan aku membencimu. Mengapa kau terus bersikap baik padaku?" "Karena aku mencintaimu." . . . . ⛔ I hate who people like to copy this story ✅ If there is something you want to convey, you can provide suggestions, criti...