Tidak tahu sejak kapan lelaki itu sudah berdiri disana. Rambut perak platinumnya berkilauan. Jemarinya merapikan rambut perak platinumnya ke belakang. Beberapa helai rambut menutupi keningnya. Kaos hitam yang dia kenakan sangat pas dengan tubuhnya yang tinggi dan tegap.
Dengan santai dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Segera asap rokok mengotori udara di sekitarnya.
Eros hampir saja meledak karena marah. Dia mencoba menguasai emosinya sebaik mungkin. Pemandangan tidak mengenakan di depan membuat matanya hampir keluar. "Kau menggunakan lidah sampahmu dengan berani menghina kekasihku?! "
Eros melemparkan puntung rokok dan menginjaknya.
Mereka menolehkan kepala bebarengan, beraneka macam ekspresi muncul di wajah mereka.
Menatap kagum, terkejut, dan heran disaat yang bersamaan. Namun Eros tidak mempedulikan pandangan mereka, tatapan matanya hanya tertuju pada satu orang. Dia meraih Agatha dengan segera. "Jika kamu berani menghina kekasihku lagi, akan aku pastikan kamu tidak bisa menggunakan lidahmu lagi! "
Kedatangan lelaki itu membuat
Helena semakin marah.Meski lelaki itu tampan tetapi dia telah merusak kesenangannya. Harga dirinya terluka, tidak ada yang berani mengancamnya seperti ini. "Memangnya siapa kau. Beraninya kau merebutnya dariku. Aku tidak akan membiarkan itu!?"
"Kau bertanya siapa aku. Apa kau tuli?! "
Dia menghentikan perkataannya lalu melanjutkan lagi. Mata hitamnya menatap tajam gadis arogan di depannya. Suaranya yang dingin membuat orang yang mendengar suaranya membeku seketika.
"Dia adalah kekasihku. "
"Kekasihmu?"
Mulut Agatha ternganga setengah terbuka. Dia mencoba memproses artinya. Seolah teringat sesuatu Helena tertawa keras dan berkata, "Wanita jalang ini kekasihmu? Kamu terlalu tampan dan tidak cocok dengan gadis rendahan ini. Seharusnya ka...."
"Aku bilang jangan menghinanya lagi, Sepertinya kamu memang tidak membutuhkan lidahmu lagi. Jadi aku akan mematahkan leher dan memisahkan kepalamu. "Mata Eros berkilat marah. Tatapan matanya sangat dingin dan menakutkan. Dia seperti iblis, tidak memiliki perasaan kejam dan keji.
Helena kehilangan semua kata-katanya, tangan kekar pemuda itu mencengkeram lehernya dengan keras.
Kedua tangan Helena terulur ke depan mencoba melepaskan cengkeraman yang melingkari lehernya. Karena tekanan yang diberikan lelaki itu terlalu besar. Dia terjatuh.
"Ak..u tid..ak. "
Semakin dia meronta cengkeraman di lehernya semakin ketat. Seolah ingin meremukkan tulang lehernya.
Agatha membelalakkan mata, dia segera meraih tangan Eros dan menggelengkan kepala. "Hentikan jangan bunuh dia. "
Eros melirik Agatha sekilas lalu menurunkan tangan. Dia mengepalkan tinjunya dan membukanya lagi.
"Manusia sampah seperti dia tidak seharusnya hidup. Kau terlalu baik. "
"Aku tahu. Aku hanya menghawatirkan kamu. "
"Kenapa? Apa kamu tidak ingin aku terluka?"
"Ya, aku tidak ingin kamu terluka. Tangan indahmu terlalu berharga untuk menyentuh sampah. "
Eros tertawa kecil. Dia masih menatap Agatha lekat. "Sejak pertama aku melihatmu, aku tahu jika kamu gadis yang menarik. "
"Terimakasih atas pujiannya Tuan. Sepertinya aku memerlukan bantuanmu. "
"Apa yang kamu inginkan?" Tanyanya.
"Bantu aku mengikatkan tubuhnya ke pohon. Aku butuh jaminan. "
Meskipun mereka baru bertemu beberapa hari ada sesuatu yang menghibur dan menutup kekosongan di hatinya dan itu hanya ada pada diri Agatha. Dia tersenyum lebar dan berkata, "Dengan senang hati sayang. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain From Heaven
Romance"Aku sudah pernah bilang, jika kau berani pergi dariku, dengan murah hati aku akan menghancurkan hidupmu. " Lelaki itu tersenyum lembut, tetapi Agatha tahu jika dibalik senyum malaikatnya yang lembut itu ada iblis mengerikan yang sedang mengintai.