Casino Babylon, lobi Hotel, 21.15
Eros keluar dari kamar hotel dan berjalan dengan perasaan tak menentu, ada rasa tidak nyaman yang bersarang di hatinya. Matanya tidak pernah lepas dari layar ponselnya.
Dalam ketidakpastian Eros menelpon sang kekasih. Namun, sayang. Panggilannya tidak terjawab. Eros tidak menyerah begitu saja, dia mencoba menelepon kekasihnya lagi dan lagi.
Kecemasan, kekhawatiran, ketakutan melandanya bagaikan badai. Pikiran buruk dan negatif mengalahkan kewarasan dan kewaspadaanya.
Sewaktu dia mencoba menelepon Agatha untuk yang kesekian kalinya, tepat di atasnya terdengar suara tembakan yang sangat keras. Detik berikutnya pecahan kaca sudah berhamburan ke bawah dan mengenai wajahnya.
Kejadian itu begitu cepat, Reflek Eros merunduk dan melindungi kepalanya.
Serangan tiba-tiba itu membuat para pengunjung berhamburan, mereka segera berlari dan berlindung di tempat aman. Para penjaga segera berlari dan mengerumuninya, dia bergegas masuk ke dalam, mengambil senapan yang tertempel di dinding kaca dan mengacungkan ke arah tembakan berasal.
"Siapa yang menyuruh kalian?" tanyanya. Sorot matanya dingin dan dipenuhi aura membunuh.
Penyerang itu tertawa keras, mereka terdiri dari 3 pria dewasa, masing-masing dari mereka membawa senjata yang berbeda di tangannya. Meski mereka tampak garang di luar sana tidak dengan Eros, dia telah menjumpai berbagai jenis penjahat di dunia.
"Kami hanyalah pekerja biasa yang menawarkan jasa dan menerima pembayaran atas jasa yang kami berikan"
Eros tertawa keras, merasa lucu dengan perkataan pria berkepala plontos di depannya. Berkat pengalaman 5 tahun di penjara, dia paham betul bagaimana pemikiran para penjahat. Selain ragu mereka adalah penjahat kelas teri yang tidak memikirkan resiko. Sangat berbeda dengan penjahat kelas kakap yang meminimalkan resiko.
"Apa kau sedang menertawakan kami?"
Eros tidak menjawab berbicara dengan orang bodoh sama saja berbicara dengan primata, dia lebih memilih diam dan mengabaikan mereka.
"Kau meremehkan kami?"
Salah satu dari mereka yang bernama Hunter berteriak marah. Ia tidak menyangka akan diabaikan seperti ini, bahkan pemimpin mereka yang baru saja bicara tiba-tiba terdiam seketika.
"Sebelum mereka menangkap kita, sebaiknya kita pergi. "
"Tapi bos...."Hunter menyela.
"Tidak ada tapi-tapian, apa kau lupa apa permintaan klien kita?"
"Tidak, aku tidak lupa. "
"Kalau begitu ayo kita pergi. Tugas kita sudah selesai.
Eros melayangkan tembakan. Tembakan melesat, mengenai sisi wajah pria berkepala plontos.
Mereka seketika terdiam, saling menatap ngeri satu persatu. Mereka tidak ingin menyerahkan nyawanya.
"Apa kau lihat sorot matanya, dia bukan manusia dia adalah monster. Dan kita telah mengganggu monster itu. " Hunter mendekati si bungsu dan berbisik di telinganya.
"Aku tahu, tapi kita tidak bisa pergi. "
"Seharusnya kita lari saja?"
"Larilah maka aku akan menembaki kalian satu persatu. "
Eros menjawab dengan suara dingin dan tajam. Dia mengangkat tangan memberi kode para penjaga,
"Bereskan mereka dan bungkam mulutnya! Mereka sangat berisik. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain From Heaven
Romance"Aku sudah pernah bilang, jika kau berani pergi dariku, dengan murah hati aku akan menghancurkan hidupmu. " Lelaki itu tersenyum lembut, tetapi Agatha tahu jika dibalik senyum malaikatnya yang lembut itu ada iblis mengerikan yang sedang mengintai.