Saat menatap layar televisi, seulas senyum kemenangan terukir di bibirnya. Hanya membayangkan ekspresi menyedihkan terpasang di wajahnya saja sudah membuat hatinya meledak karena bahagia.
Bagaimana jika aku melihatnya secara langsung. Aku pasti akan gila.
"Aku jadi tidak sabar melihatnya menangis dan memelukku. "
Eros lantas berdiri dari tempat duduknya, langkah kakinya yang panjang menuju sebuah ruangan yang sudah pasti di laluinya
Benar saja. Gadis itu ada di ruang baca berdiri di depan televisi, bahunya kecilnya bergetar hebat. Dia menatap sedih pada layar televisi yang sedang menyala. Ketika orang di seberang sana tidak menjawab panggilannya dia mengerang frustasi seolah dunianya hancur.
Pelayan yang berdiri di belakangnya terlihat bingung dan khawatir. Aku melambaikan tangan menyuruh Natalie untuk pergi.
Dengan lembut aku meraih tubuhnya dan memelukknya dengan kasih sayang. Di dalam pelukanku tubuh Agatha yang bergetar perlahan-lahan menjadi tenang. Aku menyeringai kala dia memanggil namaku dengan
nada putus asa."Eros. "
"Ya. Sayang. " Aku mengusap rambutnya pelan lalu mengecupnya. Aroma shampoo khas milik Agatha membuatku melayang. Rasa panas perlahan-lahan menjalar di seluruh tubuhku. Jika bukan karena akting yang sedang aku lakoni mungkin aku sudah menelanjanginya.
Isak tangis terdengar di telingaku. Meski sejujurnya aku tidak suka kau menangis karena diriku tapi aku akan berulang kali mengusap air mata di wajah cantikmu sampai air mata itu mengering.
Selama kau tidak tau semua akan baik-baik saja.
Agatha semakin membenamkan seluruh wajahnya di dadaku dan memelukku semakin erat.
"Ada apa? Kenapa kau menangis?"Masih dalam keadaan menangis Agatha menyelesaikan kalimatnya dengan susah payah. Setelah kalimat terakhir di ucapkan dia menangis lagi.
"Ibu menjadi pelaku peni-pu-an dan seka-rang dia berada di pen-jara. "
Aku mengusap air mata yang mengalir di pipinya dengan lembut. Tatapan mataku hanya tertuju pada gadis cantik yang ada di pelukanku.
Selanjutnya.
Peraturan kedua, setelah menyakiti adalah mengobati.
"Agatha ibumu pasti akan baik-baik saja. Apa kau ingin menemuinya?"
"Ya. Aku ingin menemuinya. "
"Baik, kalau begitu aku akan mengantarmu. Tetapi aku mohon berhentilah menangis kau membuat hatiku terluka Agatha. "
Agatha segera menghapus air matanya, matanya yang berkaca-kaca sedikit berbinar.
"Ya. Seperti itu Agatha. Kau tampak cantik. "
Agatha tersenyum samar.
"Terimakasih Eros, hanya kau yang aku miliki. "
Aku tersenyum lembut, mengaitkan lengannya pada lenganku dan menariknya dengan lembut.
"Tidak masalah. Ayo pergi."
Semua rencana berjalan sesuai dengan keinginanku. Aku tidak salah. Aku melakukan ini karena ada alasannya yaitu, aku mencintainya. Jadi aku mencuri hatinya.
Agatha hanyalah miliknya, tidak akan aku biarkan orang lain mengambil mu dan merampas mu dariku. Satu persatu orang yang membuat hidupmu bagaikan di neraka akan aku lenyapkan satu persatu.
Termasuk ibumu yang sudah membuang mu.
Aku akan menciptakan keadilan untukmu. Aku juga akan membuat orang yang melukaimu bertekuk lutut di kakimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain From Heaven
Romance"Aku sudah pernah bilang, jika kau berani pergi dariku, dengan murah hati aku akan menghancurkan hidupmu. " Lelaki itu tersenyum lembut, tetapi Agatha tahu jika dibalik senyum malaikatnya yang lembut itu ada iblis mengerikan yang sedang mengintai.