34. KAU TAMPAK CANTIK

801 17 0
                                    

"Nah. Seperti itu. Kau tampak cantik. "

Lelaki itu mencondongkan tubuhnya dan berbisik di telingaku. Aku bisa merasakan hembusan nafas panas menyapu daun telingaku. Dalam keadaan mata terpejam. Aku bisa merasakan seluruh indraku dua kali lebih sensitif daripada sebelumnya.

"Aku tidak bisa melakukan ini. Setiap kali kau menggodaku mataku terbuka dengan sendirinya. "

"Kau memerlukan bantuanku? "

Agatha menganggukkan kepalanya.

"Ini... " Lelaki itu dengan acuh melemparkan penutup mata berwarna hitam kepadaku.

"Bagaimana kau bisa mendapatkan benda mengerikan ini?" Agatha menangkap penutup mata itu dan melambaikannya.

"Kau tahu laki-laki bertato mengerikan tadi. Aku mendapatkannya darinya. Sejujurnya kekerasan bukanlah gaya bercintaku tetapi melakukan sesuatu yang berbeda tidak buruk juga. "

Lelaki itu mengambil penutup mata dari tangannya, penutup mata menutupi wajahnya lalu dengan cekatan Eros mengikat simpul di belakang kepalanya. Dia memastikan ikatan itu kuat dan nyaman saat dikenakan Agatha.

Eros mengigit daun telingaku dan menjilat leher belakangku.

Segera aku mendorongnya menjauh.

"Eros... Aku mohon... "

Itu adalah protes yang malu-malu. Aku menutup leherku dengan telapak tanganku.

"Kenapa sayang? Apa kau menjadi basah karena aku menjilati leher cantikmu? "

"Tidak! " Seruku.

"Kau tidak pandai berbohong. "

Lelaki itu menyeringai dan melanjutkan perkataannya.

"Aku ingin kau menyentuh vaginamu dengan jemarimu lalu gosok dengan lembut ke atas dan ke bawah. Bayangkan kau sedang menyentuh kelopak bunga. "

Perasaan tidak nyaman karena bulu matanya bergesekan dengan kain, Membuatnya mengedipkan matanya. Aku tidak menginginkannya tetapi aku melakukan perintah Eros dengan patuh.

Saat jariku menyentuh milikku sendiri. Pada awalnya terasa aneh tetapi lama kelamaan aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

"Ah....Hmg... Ini...Ugh! "

Erangan keluar dari mulutku. Aku tidak menyangka erangan menjijikan itu keluar dari mulutku ketika aku menyentuh milikku sendiri. Itu sangat konyol dan memalukkan tetapi aku menyukainya.

Agatha terkejut merasakan tangan Eros berada di payudara kirinya dan dia tersenyum sambil mengambil tangan Agatha yang satunya dan meletakan di payudara kanannya.

"Sentuh juga bagian ini. Aku akan membantumu menyentuh payudara yang satunya. "

Agatha mengangguk ragu dan kemudian menurut, dengan lembut meremas payudaranya. Dia merasakan perut bagian bawahnya kesemutan, dalam keadaan mata yang tertutup Agatha bisa mendengar suara sekecil apapun itu dan merasakan gemetar jika disentuh sedikit saja. Indranya meningkat pesat, dengan kepatuhan menirukan gerakan Eros.

Dengan lembut, dia membelai payudaranya, mencubit putingnya dengan jari telunjuk dan ibu jarinya. Membelai bagian sensitifnya sendiri tentu saja terasa aneh. Menurut pandangan kebanyakan orang menyentuh diri sendiri dianggap tidak bermoral. Apalagi menuruti nafsu duniawi, yang menurutnya sangat menjijikan dan tidak beradab. Itu bukanlah perilaku manusia melainkan binatang. Dan sekarang akulah binatang itu. Tetapi rasa nikmat dan menyenangkan ini aku tidak bisa menyangkalnya.

Dalam keadaan mata tertutup aku menjadi wanita yang lebih berani. Aku merentangkan kakiku menunjukan bagian terdalam miliku. Dan kemudian tanpa instruksinya secara bersamaan aku menggosok bagian bawah miliku dengan kedua jariku dan mencubit payudaraku. Aku bisa merasakan perut bagian bawahku berdenyut dan terasa enak sekali.

"Kau sangat pandai melakukannya Agatha. Sekarang biarkan aku yang mengambil alih. "

Hati Agatha membengkak bahagia ketika mendengar punjiannya. Dia mendorong kepalanya ke depan seolah mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya. Lelaki itu tersenyum dan meletakan bibirnya ke bibirku. Lalu dengan lihai dia menyapu bagian terdalam mulutku dengan lidahnya. Ciuman itu begitu panas dan berapi-api dia bahkan bisa mendengarkan suara air liur mereka saling beradu. Berhenti sejenak dia bergumam dengan nada mengancam.

"Ini akan menjadi malam yang panjang. Jadi persiapan dirimu. "

Setelah mengatakan ancaman erotis itu. Lelaki itu mencengkeram kedua tanganku dengan satu tangannya yang besar dan meletakan diatas kepalaku. Dia lalu menunduk dan menciumku lebih liar dan panas lagi. Ciuman itu membuat tubuhku bergetar. Aku kehabisan nafas tetapi lelaki itu tidak memberiku ruang bernafas sedikitpun. Saat Eros memundurkan kepalanya sedikit, aku memanfaatkan kesempatan itu untuk berbicara.

"Eros... Ugh! Aku mohon... "

Kalimatku terputus di akhir kalimat. Eros tidak memberiku ruang berbicara dan bernafas. Jari-jarinya yang panjang menyelinap masuk ke dalam vaginannya yang basah dan lengket lalu menggosoknya dengan kejam. Isak tangisku semakin keras saat jarinya yang tak terkendali mengusap klitorisku.

"Sepertinya kamu berniat membanjiri klub malam ini hanya dengan satu jari...." Lelaki itu tertawa.

"Berhenti... Jangan lagi. "Wajahnya merah padam karena malu dan bergairah.

Melihat dagingnya yang memerah karena dirinya. Perasaan bahagia membuncah di hatinya.

"Berhenti katamu. Ini belum cukup. "

Bibirnya menggigit bibirku yang bengkak beberapa kali. Lalu secara bersamaan dia memasukan ketiga jarinya ke dalam miliku. Teriakan kecil keluar dari mulutnya saat kenikmatan bercampur rasa sakit menusuk seluruh tubuhnya.

"Haa.. Ugh... Ahh... "

Tubuhnya kesemutan ketika jemarinya yang panjang menusuk bagian terdalam miliknya. Agatha tidak bisa berpegangan padanya karena kedua tangannya masih dicengkeram dengan kuat. Dia kebingungan dan menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Air mata merembas membasahi kain penutup mata. Menggeliat, dia tidak tahu cairan apa yang keluar dari miliknya tetapi Agatha bisa merasakan kegembiraan luar biasa ketika cairan itu keluar dari miliknya.

Kakinya melemah tetapi sepertinya lelaki itu belum puas. Dia ingin menghajarnya lagi dan lagi.

Eros melonggarkan cekalan lalu membuka penutup mataku. Pandangaku kabur karena air mata menggenang di mataku, tetapi Agatha tahu lelaki itu sedang menyeringai dan tersenyum puas ketika melihat aku menderita.

"Ini belum selesai. Sekarang bantu aku menyelesaikannya. "

Eros menurunkan celananya, mengeluarkan miliknya yang sudah membengkak. Ketika dia merangkak di atasku. Bayangan gelap menutupi seluruh tubuhku.

Senyum kecil terbentuk di bibirnya. Mata gelapnya sedang menatap hewan buruanya dengan tatapan mengancam dan berbahaya. Tanpa aba-aba dan peringatan.
Dia memasukan ujung bulat itu ke dalam dirinya. Gerakan yang tiba-tiba itu membuatku tersentak.

Di dalam Agatha. Dia bisa merasakan dinding bagian dalamnya mengencang dan mengancam. Dia hanya ingin memasukinya ke depan dan ke belakang dengan kasar tetapi dinding sempit itu menelan miliknya dengan serakah dan membuat kepalanya berdengung karena bergairah.

"Tidak peduli berapa kali aku menidurimu, bagian ini masih terasa sesak dan sempit. Karena dirimu aku bisa sekarat. Sekarang kau bahkan menelanku seutuhnya. Kau benar-benar serakah Agatha. "

Eros menggerakan pinggangnya ke depan ke belakang dengan lembut. Saat miliknya dengan lancar bergerak dengan gerakan teratur. Agatha tidak bisa menahan erangannya.

"Ahhh... Ahhh... "

Sensasi kenikmatan tiada tara membanjiri seluruh tubuhnya seperti ombak yang menghantam karang. Dia tiba-tiba lupa dengan rasa sakitnya dan menikmatinya.

Ketika menyadari Agatha menikmatinya. Lelaki itu mempercepat gerakannya. Meski dia mengatakan untuk berhenti beberapa kali. Dia tidak yakin bisa berhenti ketika dibutuhkan. Tubuhnya mengambil seluruh kendali pikirannya. Dia mendapatkan kenikmatan luar biasa ketika menggerakan miliknya ke depan dan ke belakang melalui dindingnya yang sempit dan sesak.

Villain From HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang