13. LIHAT AKU!

1.2K 55 0
                                    

Kabar kepulangan Aldrick yang
tiba-tiba membuat mood Eros yang baik menjadi buruk. Bahkan Agatha yang berada di dekatnya merasakan dampaknya sendiri.

Semenjak tadi malam setelah dia mengamuk dan membanting meja beserta isinya dia belum juga terbangun dari tidurnya. Hal itu membuat Agatha yang masih berada di sekolah di penuhi perasaan khawatir dan tidak tenang.

Dia bahkan rela membolos dari sekolah dengan cara melompat pagar hanya untuk melihat keadaan Eros.

Kebodohan dan kecerobohan itu belum pernah dia lakukan di sepanjang delapan belas tahun hidupnya. Tetapi karena lelaki itu Agatha dengan bodohnya melanggar pantangan itu.

Semenjak kejadian di taman beberapa hari lalu. Helena yang biasa mengganggu Agatha belum juga kembali ke sekolah bahkan teman yang selalu bersamanya juga ikut-ikutan tidak masuk sekolah. Mereka seolah menghilang begitu saja.

Tapi ketika pihak sekolah menghubungi rumah Helena jawaban mereka selalu sama jika Helena sedang sakit begitu juga dengan Cecilia dan Bonita. Entah mengapa hal itu sangat mengganggu Agatha meski dia bersukacita karena tidak ada yang mengganggunya lagi tetapi itu sangat aneh dan asing.

Sepulang sekolah Agatha langsung menghampiri lelaki yang masih tidur di sofa dengan posisi menelungkup.

Entah apa yang dipikirkan lelaki itu Agatha tidak tahu, dia beranggapan jika ini masih berhubungan dengan peringatan kematian ibunya 3 hari lagi.

Agatha menggoyangkan tubuh lelaki itu pelan sambil memanggil namanya.

"Eros!"Panggilan pertama tidak ada jawaban.

"Eros!"Panggilan kedua masih sama, Agatha menambah sedikit kekuatan di telapak tangannya ketika menggoyangkan tubuhnya, tapi masih saja sama. Tidak ada gerakan dan jawaban. Dia tertidur seperti orang mati. Untuk yang ketiga kalinya dia dengan canggung menepuk pipinya pelan. "Eros bangunlah!" Dan gerakan itu berhasil, lelaki itu membuka matanya perlahan dan sedikit mengerutkan kening tidak suka.

Eros membalikan badannya, menyipitkan mata menatap seseorang yang duduk di pinggiran sofa. Bau alkohol dan asap rokok menempel di pakaiannya yang kusut. "Syukurlah jika kau sudah bangun. Aku pikir kamu sedang sakit. Jadi aku membangunkan mu untuk memastikan keadaanmu. "

Suara Agatha yang lembut menyadarkannya. Dia meraih pergelangan tangan dan menariknya. Kini wajah mereka sangatlah dekat. Agatha menarik tangannya dan memalingkan muka tetapi gerakan itu di gagalkan oleh Eros. Dia mencubit dagunya, memaksanya untuk menatap kearahnya. Suara serak khas orang yang baru bangun tidur mengalun indah di telinganya. "Cantik, jangan menghindar lihat aku dan hafalkan setiap inci wajahku. "

Suaranya yang lembut dan dalam mengalun indah. Nadanya yang mengintimidasi seolah merenggut keinginanku sendiri.

Agatha seperti tersihir, dia mematuhi perkataannya begitu saja. Jemarinya menyusuri wajah tampan Eros dengan lembut, mata hitam yang pekat seperti langit malam, bulu mata panjang yang membingkai mata itu seperti bintang yang membingkai bulan, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang berwarna merah alami tampak seksi dan menggoda.

Ah! Lelaki ini begitu sempurna. Dia seperti mahakarya.

Jantungnya berdegup kencang seolah bisa melompat saat itu juga.

Jemarinya tanpa sadar berhenti pada bibir merah lelaki itu dan mengusapnya pelan. "Rupanya kau sangat menyukai bibirku? Kau tahu aku sangat pandai berciuman, apa kau ingin mencobanya. "

Aku seolah kehilangan kesadaran dan kewarasan ku. Tanpa sadar terlena dan tenggelam dalam kelembutan yang diberikan.

Tersentak!

Agatha segera menarik tangan dan memalingkan muka.

Ini bukanlah sesuatu yang baik. Jika terus seperti ini sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi.

Agatha mendorong tubuhnya menjauh dari pandangan Eros dan duduk di sofa lain.

Lelaki itu tertawa pelan, dia mengusap bibirnya dengan ujung jemarinya. Rasa hangat dan lembut di bibir membuat panas dan bergairah sekaligus. Meski dia menginginkan tapi tanpa persetujuan sang gadis dia tidak akan pernah melakukannya.

Eros berdiri dari sofa dan melepaskan kemeja. Bahunya yang lebar dan dadanya yang bidang terpampang jelas di matanya. Agatha menggigit bibirnya dan menelan ludahnya dengan susah payah.

Dia sengaja melakukan hal itu untuk melihat reaksi sang gadis.

Tetapi kini dia menyesalinya, wajahnya yang cantik memerah dan gerakan menggigit bibir itu entah mengapa sangat seksi dan menggoda.

Sialan! Ingin sekali aku menciumnya.

Eros mengatupkan gigi gerahamnya rapat-rapat.

"Aku akan mandi sebentar setelah ini kita akan makan dan pergi berbelanja. "

Tanpa rasa malu dan bersalah sedikitpun. Dia meninggalkan Agatha dan masuk ke dalam kamar mandi.

Jika saja dia tipe orang yang mengutarakan apa yang dia pikirkan mungkin dia akan berteriak keras dan mengucapkan 1001 sumpah serapah tapi dia bukanlah jenis seperti itu. Dia lebih suka berteriak di dalam hati.

Sialan! Apa dia sengaja menggoda dan membuatku sesak nafas.

***

Keinginan yang kuat untuk memiliki gadis itu seutuhnya bergejolak di dalam hatinya. Eros menundukkan kepalanya membiarkan air shower yang dingin mendinginkan dan menjernihkan pikirannya.

Peliharaan dan tuannya adalah permainan yang dia rancang sedemikian rupa tetapi dia yang terjebak dalam permainannya sendiri.

Dia terlalu memanjakan gadis itu seharusnya dia memperlakukan dia seperti hewan peliharaan tetapi hati kecilnya berkata lain. Dia tidak tega melakukan itu dan sialnya dia menginginkan lebih.

Hidup Eros yang semula tenang seperti air yang mengalir berubah semenjak kematian ibunya. Ibunya meninggal karena kecelakaan beberapa tahun lalu. Saat itu musim semi. Bunga yang seharusnya mekar indah, layu dan mati. Clarissa ibunya adalah wanita yang anggun dan penuh kasih sayang. Wajahnya yang cantik selalu dihiasi dengan senyuman.

Saat itu Eros mengadakan pesta ulang tahunnya yang ke 19 tahun. Clarissa yang baru pulang dari Shanghai bergegas ke pesta ulang tahun anak semata wayangnya tanpa mempedulikan keselamatannya.

Tepat di perempatan jalan mobil ibunya tiba-tiba mogok. Dari arah belakang kontainer besar yang kehilangan kendali karena beratnya muatan menabrak mobil ibunya yang mogok di tengah jalan. Mobil itu berguling-guling dengan liar dan menabrak besi pembatas.

Mobil itu ringsek dan hancur tak berbentuk. Clarissa mati di tempat dan jenazahnya dibawa ke rumah sakit terdekat.

Eros yang waktu itu sedang mabuk segera menuju rumah sakit terdekat. Tapi, ketika mobilnya hampir sampai ke rumah sakit, pandangannya tiba-tiba buram dan kepalanya sakit, dia menerobos lampu merah dan menubruk beberapa pejalan kaki yang sedang melintas.

Ingatan itu masih teringat jelas seolah baru saja terjadi kemarin. Hal itu sangat aneh. Eros yang biasanya kuat menghabiskan beberapa botol alkohol langsung mabuk dan ambruk saat menghabiskan setengah botol alkohol.

Seminggu setelah berita penangkapan Eros diumumkan. Aldrick memperkenalkan Evelyn sebagai ibu tirinya.

Yang lebih mengejutkan lagi Evelyn memiliki anak dari Aldrick yang seusia dengannya. Dia adalah Leander.

Mendengar hal itu Eros merasa dikhianati oleh ayahnya dan semenjak saat itulah dia sangat membenci Aldrick.

Hidupnya yang sudah tertata rapi hancur dalam satu malam. Kini dia tidak bisa kembali lagi. Yang dia lakukan adalah berjalan lurus ke depan.

Besi pembatas tempat Agatha berdiri saat itu adalah tempat dimana ibunya meregang nyawa. Saat dia melihat gadis itu menangis dan menatap air sungai di bawahnya sama seperti bayangan ibunya yang sedang menangis.

Itu sangat mengganggunya.

Villain From HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang