"Cinta yang hilang. " Aku mengulangi kalimat itu tercengang.
"Ya. " Dia menganggukan kepalanya.
"Kenapa begitu menyedihkan? "
Senyum terpancar di wajahnya.
Terdiam, dia mengusap wajahku."Ini hanya sebuah kata-kata tidak ada maksud lain, sekarang kembali ke kamarmu. Malam ini aku tidak akan mengganggu mu kau bisa beristirahat dengan tenang. "
Eros menurunkan aku dari pangkuannya, berdiri mengambil jaket hitam yang tergeletak di sofa lalu meletakan di lengannya.
"Kau akan pergi ke mana? " Dia berjalan ke arahku dan mengecup puncak kepalaku.
"Aku akan pergi sebentar menemui Felix. "
Segera aku meraih pergelangan tangannya dan menggelengkan kepala pelan.
Aku tidak ingin ditinggal sendirian. Apalagi di rumah sebesar ini. Aku merasa ada sepasang mata yang mengawasiku.
"Tak bisakah kau membawaku. Aku tidak ingin ditinggal di rumah sendirian. "
"Aku memang tidak berniat membawamu. Percayalah tempat ini bukan tempat yang kau sukai. "
"Memangnya tempat apa itu. "
"Klub Malam, aku akan pergi ke Klub Malam. "
Agatha memasang raut wajah memelas, matanya yang besar seperti mata anjing yang memohon.
"Benar-benar tempat yang buruk. Tapi, aku memaksa ikut boleh ya. Aku janji tidak akan pergi jauh dari pandanganmu kau juga boleh mengikatku. "
Eros menghela nafas dan mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana mungkin dia menolak Agatha yang lucu dan manis ini.
"Oke, aku akan mengajakmu pergi tetapi.... "
Dia berhenti sejenak, dia mengukurku dari atas hingga bawah. Keningnya berkerut ketika mendapati dirinya memakai dress rajut selutut yang menampilkan lekuk tubuhnya yang sempurna.
"Ganti pakaianmu dengan kaos berlengan panjang dan celana panjang.
Eros terdiam dan melanjutkan
"Lebih baik lagi jika kau melapisinya dengan jaket. "
"Tapi Eros..."
"Tidak ada penolakan, aku akan nenunggumu di bawah. "Kata Eros. Nadanya tegas tanpa penolakan.
Berbalik. Aku mengerucutkan bibirku. Memangnya apa yang salah dengan pakaian yang dia kenakan sekarang?
Di dalam kamar, aku mengangkat ujung dress ke atas, menggantinya dengan kaos berlengan panjang berwarna merah marun. Aku juga memakai celana training berwarna senada tidak lupa memakai jaket setebal harapan, aku juga menguncir rambutku membentuk ekor kuda, tas hitam tergantung manis di pundakku. Setelah semuanya selesai tidak lupa aku menyapukan riasan ringan di wajahku. Aku seperti orang yang akan jogging dibandingkan pergi ke tempat hiburan malam. Tapi aku tidak peduli karena aku berniat mempermalukannya.
Ya pasti dia akan malu. Aku yakin itu.
Saat sampai di bawah Eros menganggukan kepala puas.
"Pakaian yang sangat indah. Aku suka. "
"Tapi apa ini tidak terlihat memalukan bagimu? "
"Tidak kau sangat cantik berpakaian seperti itu, ya walaupun aku lebih suka melihatmu telanjang bulat tetapi itu tidak masalah. "
"Apa?" Aku memalingkan muka, malu.
Aku bersusah payah untuk mempermalukan lelaki itu tapi justru aku mempermalukan diriku sendiri. Bagaimana bisa pakaian ini terlihat bagus di matanya? Apa dia mempunyai masalah penglihatan? Aku tidak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain From Heaven
Romansa"Aku sudah pernah bilang, jika kau berani pergi dariku, dengan murah hati aku akan menghancurkan hidupmu. " Lelaki itu tersenyum lembut, tetapi Agatha tahu jika dibalik senyum malaikatnya yang lembut itu ada iblis mengerikan yang sedang mengintai.