8. PERTEMUAN YANG MENEGANGKAN

1.7K 75 0
                                    

"Jadilah artis yang baik. "Bisiknya pelan.

Meski diucapkan dengan nada yang biasa saja bisikan itu terdengar lembut dan jernih di telinganya seperti air yang mengalir.

Suara lain yang tidak asing terdengar di belakangnya. Awalnya Leander tidak ingin turun dari mobil dan hanya fokus mendengarkan musik dan video di hpnya.

Tapi, Martha sudah turun terlalu lama. Dia penasaran dan memutuskan untuk turun. Dan orang itu mengejutkannya, dia adalah Eros kakaknya. Rambut pirangnya dicat perak platinum membuat Leander sulit mengenali kakaknya.

"Kakak!" Dia memanggil.

Leander turun dari mobil dan berdiri di samping Martha. Sontak saja Eros melepaskan pelukan dan memutar tubuhnya.

Meski Agatha baru mengenal lelaki itu sebentar tetapi dia memahami jika situasi ini tidak menyenangkan sama sekali, itu terlihat dari sorot matanya yang menajam seolah ingin memotong orang di hadapannya menjadi ribuan potong.

Tangan Eros mengepal kuat ujung jemarinya menusuk dagingnya. Agatha mengulurkan tangan meletakan telapak tangannya yang halus pada punggung tangan Eros dan menariknya sedikit.

Eros meliriknya sekilas sentuhan yang diberikan Agatha mengendurkan otot-ototnya. Eros tahu jika dia ingin menenangkan dirinya dengan memberikan sentuhan kecil.

Eros yang hampir kehilangan akal sehatnya mulai tersadar dia menghela nafas dan menghembuskannya.

Dia menautkan jemarinya pada jemari sang gadis. Dia tidak punya waktu untuk bertengkar dan berkelahi dengan Leander, waktunya sangat berharga untuk disia-siakan untuk orang seperti dia, Eros menarik Agatha pergi. Namun saat hendak melangkah pergi pundaknya dicekal.

"Kakak bukankah tidak sopan jika langsung pergi setelah tidak bertemu selama bertahun-tahun. Bagaimana jika makan dulu ada banyak hal yang ingin aku katakan kepada Kakak. Aku harap kakak tidak menolaknya. "

Senyum remeh terpancar di wajahnya dengan kasar dia melepaskan tangan yang bertengger dipundaknya dan membersikan bekas sentuhan itu seolah-olah itu adalah virus yang berbahaya. "Mengapa aku harus bersifat sopan pada orang sepertimu? Apa kau tidak terlalu tinggi hati daripada mengajakku makan sebaiknya kau pulang kerumah dan menyusu pada ibumu. Asal kau tahu orang sepertimu sangat pantas untuk diabaikan kecuali kau tidak punya rasa malu. Oh iya kau memang tidak memilikinya bukan?"

Kemarahan Leander meledak, kedua matanya semakin gelap. Dia melirik gadis berseragam sekolah yang berdiri di sampingnya. Sebuah ide jahat terbentuk di pikirannya, dengan lantang dia mengatakan sesuatu yang memang khusus ditujukan pada sang gadis. "Berhati-hatilah nona cantik lelaki yang berdiri di sampingmu itu, baru saja keluar dari penjara. Dengan kedua tangannya, dia membuat beberapa nyawa orang melayang. "

Mendengar pernyataan itu Agatha membelalakkan mata. Terkejut. Eros melepaskan diri, menerjang dan melayangkan pukulan keras di pipi Leander.

Martha berteriak karena terkejut.

Leander terhuyung ke belakang, dia berteriak kesakitan seperti orang kesetanan. Mereka saling bertukar pukulan sebentar tidak lama kemudian Leander terjatuh.

Leander terbaring di tanah, dia mengatupkan giginya rapat-rapat. Rasa sakit di wajahnya membuatnya hampir menangis.

Tahu jika lawannya lengah. Eros bersiap-siap melayangkan pukulan selanjutnya.

Tetapi Agatha segera berlari dan menarik lengan Eros menjauh dari tubuh Leander.

Dia berdiri di depan Eros merentangkan tangan dan berkata. "Kau. Dia menunjuk hidung Leander . dan melanjutkan. "Memangnya kenapa kalau baru keluar dari penjara? Apa dia tidak pantas mendapat pengampunan?" Terlepas dari seberapa jahat dan buruk dirinya semua orang berhak dan pantas mendapatkan pengampunan. Tetapi orang dengan mulut kotor dan lidah licin sepertimu harus berhati-hati. Bersyukurlah kau masih hidup hari ini dan aku ada disini untuk menghentikannya jika tidak kau bukan hanya akan berakhir di rumah sakit tetapi berakhir dipeti mati. "

Agatha segera menarik pergelangan Eros menjauh, tidak perlu repot-repot menolehkan kepalanya kebelakang.

Martha menutup mulutnya dengan telapak tangan. Terkejut dan terkesima pada perkataan gadis itu. Sekejap kemudian dia mengulurkan tangan, membantu Leander berdiri. Wajah tampannya dipenuhi luka lebam.

Dia sengaja mengatakan agar gadis itu menjauh tetapi dugaannya salah gadis itu tidak menjauh atau takut sedikitpun.

Leander tidak percaya.

Seumur hidup, Leander tidak pernah dihina atau dipermalukan seperti itu oleh seorang gadis.

Agatha adalah gadis pertama yang memperlakukan dia seperti itu setelah Eros. Harga dirinya terluka. "Kau mengenalnya?"

Martha menggelengkan kepala.
"Tidak, aku tidak mengenalnya tetapi sepertinya dia kekasih Eros yang baru. "

"Kekasihnya yang baru? "Leander mengulangi jawaban Martha tercengang.

"Ya. "

Leander menyeringai, dia meringis kesakitan dan memegangi ujung bibirnya dengan jemarinya. Sebuah ide brilian muncul di pikirannya.

Aku akan menghancurkan gadis cantik itu bersama dengan Eros.

"Gadis yang menarik, sepertinya aku akan bertemu dengannya lagi. "

"Kau akan menemui gadis itu lagi?"

"Ya, dalam waktu dekat ini. "

"Kenapa?"

"Karena aku ingin lebih mengenalnya, apa kau rela jika gadis itu bersama dengan Eros?"

Martha menggelengkan kepala mantap, Martha menyukai Eros sejak bertemu pertama kali di pesta ulang tahun.

"Tidak. "

"Baiklah, ayo kita pulang. "

Mereka masuk ke dalam mobil dan kembali melanjutkan perjalanan.

.....

Agatha dan Eros mampir di minimarket.

Tangan Agatha dengan cekatan mengambil plester luka dinasaurus yang tergantung di rak. Selain itu dia membeli beberapa makanan ringan dan 2 botol minuman.

Setelah membayar belanjaannya dia keluar dari toko dan berhenti di depan toko.

Agatha menghela nafas, mendongak, mendekatkan wajahnya dan meletakan plester di sudut bibir Eros.

Eros melirik Agatha, mata mereka saling bertemu.

Agatha memalingkan muka dan menurunkan tangan. Dia mengomel sedikit. "Jika kamu berkelahi di waktu lain, Jangan biarkan dia menyentuh wajah tampanmu. "

Eros tertawa kecil geli mendengar omelan Agatha yang terang-terangan, "Ini hanya luka kecil, aku tidak akan kekurangan ketampanan ku meski terluka sedikit. "

Eros berhenti tertawa dan melanjutkan perkataan dengan serius, "Tetapi kenapa kamu tidak takut kepadaku meski kamu sudah tahu semuanya. Kau bahkan membelaku di di hadapan mereka. "

"Kenapa aku harus takut? Semua orang pernah melakukan kesalahan entah itu kesalahan besar atau kecil semuanya ada alasannya masing-masing. "

"Kenapa kamu tidak bertanya kenapa aku bisa masuk penjara?"

"Memangnya kenapa apa kamu mau menjawabnya?"

Eros merenung sejenak.

"Tanyalah kenapa aku masuk penjara?"

"Kenapa?"

"Aku mengemudi dalam keadaan mabuk dan menabrak 8 orang pejalan kaki dan semuanya meninggal. "

Agatha melebarkan matanya, mulutnya tiba-tiba kering. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Namun sebagai ganti jawabannya dia menepuk pundak Eros dua kali.

Agatha mengalihkan pembicaraan, tidak ingin membahas hal itu lagi. "Ayo kita pulang, hari sudah hampir gelap. Ibu pasti marah karena aku belum pulang. "

"Aku juga ingin segera mengantarmu pulang tapi mobilku tertinggal di sekolahmu dan kita terlalu jauh untuk kembali. "

Agatha menepuk keningnya dengan keras. Dia terlalu panik dan berlari sejauh mungkin dari sekolahnya. Jika dia kembali dia harus berputar komplek.

Agatha menghela nafas dan menarik pergelangan tangan Eros, "Ayo kita kembali lagipula aku sudah biasa di marahi ibuku. "

Eros yang ditarik seperti kambing hanya tersenyum dan mengikuti Agatha dari belakang.

Villain From HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang