Eros meraih tangan Agatha dan mengecup punggung tangannya dengan lembut lalu menjilatnya.
Agatha tersentak oleh gerakan tiba-tiba lelaki tersebut. Matanya melebar. Dia bergidik merasakan sensasi aneh namun memabukkan yang diberikan pria tersebut.
Melihat reaksi menggemaskan terpasang di wajah Agatha dia tertawa kecil dia ingin menggodanya lagi dan lagi.
Eros masih menggenggam tangannya, sebuah ide nakal muncul di benaknya, dengan kepala tertunduk dia kemudian mendekatkan bibirnya kembali ke punggung tangan Agatha dan menggigitnya dengan keras.
Agatha hampir berteriak karena terkejut. "Hentikan apa yang kamu lakukan?!''Dia berhasil mendorongnya menjauh. Jantungnya berdegup kencang seolah meledak dari dadanya kapanpun.
Eros tertawa renyah. Senyum menggoda dan nakal tumbuh di bibirnya ketika menikmati setiap ekspresi lucu yang ditimbulkan sang gadis. Namun, kemudian ekspresi itu tergantikan dengan ekspresi mengerikan yang dipenuhi dengan ancaman."Apa kau terkejut? Itu adalah hukuman karena menolak kesungguhan dan niat baikku Emma. Kenapa kamu kabur saat aku akan mengantarmu pulang? Asal kau tahu setelah kamu membuat kesepakatan denganku, kau adalah milikku dan kau tidak akan bisa pergi dariku. "
Eros berhenti sejenak lalu melanjutkan ucapannya. Kali ini senyum manis dan menawan terukir dibibirnya seolah dia adalah orang yang pandai bersandiwara. "Jadi jadilah peliharaan yang patuh, sekarang makanlah. Aku tidak ingin Emmaku tersayang mati karena kelaparan. "
Tanpa perlu repot-repot menjawab Agatha segera menghabiskan sisa makanannya dengan cepat.
Sudut matanya sedikit terangkat melirik lelaki itu sekilas. Dia masih menatapnya lekat-lekat seolah Agatha adalah obyek yang paling menarik di tempat ini. Dia menurunkan mata kembali sibuk dengan makanannya. Namun, karena terlalu gugup dia tersedak oleh makanannya.
Agatha meraih gelas di hadapannya dan meminumnya hingga tandas.
Eros menghela nafas dan memberikan selembar tissue padanya. Jemari panjangnya merapikan rambutnya lalu menariknya kebelakang dan mengikatnya, "Makan dan minum dengan tenang tidak ada yang akan merebut milikmu. "
Dengan mulut yang masih penuh dengan makanan Agatha mengangguk dan menjawab. "Ya. "
Bel tanda masuk kelas berbunyi. Agatha tidak henti-hentinya bersyukur ketika mendengar bel itu berbunyi seolah bel itu penyelamat hidupnya.
Agatha segera berdiri dan meletakan beberapa lembar uang kertas di bawah mangkuk.
Eros meraih pergelangan tangannya. Tersenyum. "Aku akan menjemputmu nanti. Jangan berpikir untuk kabur lagi. Kalau tidak aku akan memberikan hukuman yang lebih kejam daripada tadi. "
Agatha menurunkan tangannya dengan pelan dan berkata, "Baik, aku juga punya sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu, ini tentang kesepakatan kemarin. "
"Sepertinya itu sesuatu yang menarik aku jadi tidak sabar untuk mendengarnya. "
"Bersabarlah tuan ini mengenai persyaratan. Eh.. it-u mungkin aku harus menambahkan sesu-atu." Dengan gugup Agatha mengatakan. Matanya melirik kesana kemari mencoba mencari dan menyusun kalimat yang pas dan tepat.
"Kau terlihat gugup Emma. "
"Sedikit. "Agatha tidak membantah perkataan Eros karena apa yang dia ucapkan benar. Dia gugup dan takut. Tanpa sadar dia memegang tengkuk dan menundukkan kepala menatap pola lantai bercorak.
"Kau ingin mengajukan persyaratan setelah aku menolongku beberapa kali. Apa kau tidak terlalu angkuh?"
Mengumpulkan sedikit keberanian dia mengangkat kepala dan menatap mata hitam Eros yang sedikit melengkung.
"Perlu digaris bawahi tuan ini bukan persyaratan tetapi lebih seperti permintaan. Aku tahu tuan yang bijak dan baik hati ini akan menyetujuinya dengan mudah. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain From Heaven
Roman d'amour"Aku sudah pernah bilang, jika kau berani pergi dariku, dengan murah hati aku akan menghancurkan hidupmu. " Lelaki itu tersenyum lembut, tetapi Agatha tahu jika dibalik senyum malaikatnya yang lembut itu ada iblis mengerikan yang sedang mengintai.