Pelajaran bahasa inggris adalah pelajaran yang sangat dia benci. Tetapi hari ini guru perwakilan kelas mengumumkan jika akan ada guru sementara yang mengisi mapel kosong tersebut, menggantikan guru bahasa inggris yang sedang cuti melahirkan.
Agatha membulatkan mata sempurna, jantungnya berdebar kencang kala bayangan seseorang yang amat dia kenal menjulang tinggi di hadapannya para siswa. Lelaki itu berdiri di samping guru perwakilan kelas.
Rambut peraknya dicat hitam, kacamata bulat membingkai wajah tampannya, tato di leher dan tangannya ditutupi sedemikian rupa.
Tatapan matanya terkunci pada satu orang yaitu Agatha. Dia tersenyum kecil seolah mengejek dirinya.Agatha memalingkan muka menatap kaca jendela transparan di sebelahnya. Sederet pohon berdiri kokoh mengelilingi halaman. Suara daun dan ranting pohon yang saling bergesekan terdengar indah di telinga, dedaunan kering berjatuhan dan terbang menjauh. Di depan pohon terdapat lapangan yang berukuran cukup besar. Disana siswa kelas lain sedang mengadakan pelajaran olahraga dengan gembira. Murid laki-laki menggiring bola dan menendangnya. Sedangkan murid perempuan bermain bola voli.
Dia merasa pemandangan dari luar kaca jendela lebih menarik daripada orang yang berdiri disana bahkan laba-laba kecil berwarna hitam, terlihat jelas sedang membuat sarang di pinggiran jendela.
Guru perwakilan memperkenalkan lelaki itu dengan segera. "Dia adalah guru sementara yang menggantikan Mrs. Tania untuk mengajar bahasa inggris. "
"Silahkan anda memperkenalkan diri pada murid yang ada disini. "Guru perwakilan sedikit membungkukan badan mempersilahkan.
Lelaki itu menganggukkan kepala dan mulai memperkenalkan diri dengan lancar. "Perkenalkan saya adalah Arthur William guru sementara pelajaran bahasa inggris, mohon kerjasamanya. "
Setelah memperkenalkan diri sorakan dan teriakan memenuhi ruangan kelas. Para murid perempuan tersihir oleh ketampanan guru bahasa inggris yang baru. Mereka mengajukan rentetan pertanyaan.
Salah satu murid perempuan yang duduk dua meja di depannya bertanya. "Mr. Arthur apa kamu sudah punya pacar?"
Eros terdiam sesaat, tatapan matanya jelas tertuju padanya, dengan tenang menjawab, "Belum, kemarin aku menyatakan cinta dan orang itu menolaknya. "
Tatapan matanya bertabrakan dengan tatapan mata Eros, lelaki itu mengedipkan sebelah matanya. Tersenyum. Agatha menurunkan kepala, mengangkat buku, menutupi wajahnya yang sudah sepenuhnya memerah.
Sebagian murid perempuan menyayangkan hal tersebut. Veronica yang duduk di bangku depan berkata, "Jika Mr. Arthur tidak keberatan saya bisa menjadi pacar bapak. " Veronica berkata lantang dan tertawa cekikikan.
Sontak saja ucapan itu disambut tidak baik oleh murid perempuan lainnya.
Mereka bersorak dan menyuarakan pemikirannya satu-persatu.
"Kamu jangan mimpi, Mr. Arthur tidak akan berkencan denganmu. "
"Ya, itu tidak mungkin. "
"Benar. "
"Mr. Arthur sangatlah tampan, pasti seleranya lebih tinggi. "
"Ya. "
"Betul. "
"Jangan bermimpi. "
Mereka saling menyuarakan ketidaksetujuan secara bergantian, kini ruangan yang semula tenang dan damai. Telah kehilangan ketenangannya dan berganti dengan keriuhan.
Eros mengetuk meja dengan ujung bukunya. Segera ruangan yang riuh menjadi hening.
"Baik, sekarang buka halaman 34, hari ini kita akan belajar Narative text. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain From Heaven
Romance"Aku sudah pernah bilang, jika kau berani pergi dariku, dengan murah hati aku akan menghancurkan hidupmu. " Lelaki itu tersenyum lembut, tetapi Agatha tahu jika dibalik senyum malaikatnya yang lembut itu ada iblis mengerikan yang sedang mengintai.