Tempat dimana Grace menghabiskan waktu untuk bersantai atau sekedar minum teh adalah taman belakang. Di
taman itu terdapat paviliun kecil yang dikelilingi ratusan bunga berwarna-warni.Grace menyesap tehnya, tatapan matanya jatuh pada bunga Marigold yang nampak bersinar di antara bunga lainnya.
"Natalie... " Grace memanggil pelayan yang berdiri di sampingnya.
"Ya nyonya? Apa anda menginginkan beberapa camilan?" Natalie mengangkat kepala menatap penuh hormat.
"Tidak!" Grace melambaikan tangan dan melanjutkan. "Kau lihat bunga itu?" Grace menunjuk dengan jemari rapuhnya.
"Ya. Saya melihatnya. "
"Petikan aku beberapa bunga itu dan taruh di kamarku. "
Seolah teringat sesuatu Grace membuka mulutnya sekali lagi.
"Dan panggil gadis yang datang bersama Eros. "
"Baik nyonya kalau begitu saya undur diri. "
Usai mengatakan Natale membungkuk hormat dan keluar dari paviliun kaca.
Disaat yang bersamaan Eros datang dengan nafas terengah-engah. Jemarinya yang panjang merapikan beberapa helai rambut yang menutupi pandangannya.
Setelah mengatur nafasnya dengan baik.
Eros mengusap keringat tipis di pelipisnya dengan sapu tangan berbahan lembut lalu duduk di sebelah Grace dengan pandangan menyelidik.
"Aku melihat Natali sedang tergesa-gesa, apa yang kau rencanakan Grace?"
Kerutan di wajahnya cantiknya sedikit menegang, membentuk senyum samar yang tampak menawan.
"Apa lagi yang kau khawatirkan dari nenek tua ini Eros?"
Menuangkan secangkir teh, dia mengerutkan kening tidak suka. Tetapi bagi Grace itu terlihat lucu dan manis. Hal itu mengingatkan dia pada Eros kecil yang merajuk.
"Grace kumohon biarkan Agatha istirahat sedikit lebih lama. "
"Kau ini. " Grace mencolek lembut hidungnya.
"Sampai kapan kau akan menyembunyikan gadis secantik dia. "
"Nenek. " Eros meraih tangannya dan mengusapnya, dia mengatakan sesuatu yang membuat Grace tidak kuasa untuk menahan senyum lebarnya.
"Aku tidak ingin berbagi Agatha denganmu atau dengan yang lainnya. Dia terlalu istimewa untuk diperlihatkan dengan wanita tua sepertimu. "
"Bukankah itu terlalu jahat. Mengurungnya hanya membuatnya terkekang. Kalau kau memang benar-benar menyukainya jaga dia dengan baik dan jangan buat dia terluka karena sifat burukmu itu. Kau tahu wanita tua ini masih bisa memukuli mu. "
"Aku tau, kau terlalu banyak mengomel Grace. "
Grace mencibir dengan geli.
"Itu karena cucu menyebalkan yang duduk di sampingku. "
"Grace ku mohon kau terlalu berlebihan. "
Eros mengangkat kedua tangan memeluk tubuhnya yang rapuh. Merasa wanita tua ini sedikit dramatis dan berlebihan tetapi Eros menyukai omelan berlebihan yang dikhususkan kepadanya.
Grace nenek yang baik dan menyenangkan, dia tidak pernah menuntutnya ini dan itu. Semua tindakan yang dilakukan adalah pilihan dan keinginannya sendiri. Grace bilang asal kau bisa mempertanggungjawabkan semua tindakanmu itu tidak masalah.
Begitupula dengan Clarissa sang ibu. Meski dia selalu mengomelinya ini dan itu tetapi saat menjelang malam Clarissa akan memeluk tubuhnya hingga fajar menyingsing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain From Heaven
Romansa"Aku sudah pernah bilang, jika kau berani pergi dariku, dengan murah hati aku akan menghancurkan hidupmu. " Lelaki itu tersenyum lembut, tetapi Agatha tahu jika dibalik senyum malaikatnya yang lembut itu ada iblis mengerikan yang sedang mengintai.