42. KEMBALI

439 19 0
                                    

Malam itu, hujan rintik-rintik mengguyur kota Melbourne, pada pertengahan bulan Desember, di pinggiran kota Malbourne, guntur musim semi tiba-tiba terdengar, disusul gerimis, dan aroma tanah yang sangat kuat.

Cuaca seperti ini sangat cocok untuk bermalas malasan di dalam rumah, membungkus diri dalam selimut, mendengar suara gerimis di luar dari kamar sampai tertidur, dan meminum secangkir anggur di depan perapian.

Ketukan ringan bergema di kamarnya yang sunyi dan mata Agatha masih terbuka lebar, kerutan samar-samar muncul di antara kedua alisnya yang halus.

Dia pikir itu hanya perasaannya saja, tapi kemudian hal itu terjadi lagi dan lagi.

Agatha yang semula duduk santai di pinggiran ranjangnya segera berdiri, mendekat ke arah jendela dengan langkah hati-hati, tangannya menggeser tirai. Gerakannya terhenti seketika ketika bayangan pria bertudung itu muncul kembali di pikirannya. Dia ragu dan juga penasaran. Namun, seseorang tiba-tiba memanggil namanya, membuat seluruh tubuhnya tiba-tiba menegang.

"Agatha buka jendelanya..."

Dengan cepat Agatha membuka jendelanya, menatap cukup lama pada seorang pria yang berdiri di bawah sana. Senyum terukir di bibirnya membentuk garis yang menawan. Di bawah sana dia melihat Eros berdiri sambil membawa setangkai mawar hitam ditangannya.

Pria itu masih menawan sepertinya sebelumnya, wajahnya sangat tampan, kulitnya cerah, tubuhnya tinggi dan kokoh, hidungnya mancung, bibir merahnya selalu tersenyum, matanya hitamnya melengkung jahat. Mungkin karena berdiri terlalu lama di bawah hujan rambut pirangnya sedikit basah dan berantakan, menambah kesan nakal dan tak sentuh pria tersebut.

Dengan gugup Agatha mengedipkan sepasang matanya lalu menoleh kekanan dan kekiri, memeriksa keadaan. Setelah melihat keadaan cukup aman, dia berbicara dengan suara rendah. Mirip seperti bisikan,
"Bagaimana bisa?! "Pria di luar sudah bertengger di atas dahan pohon sambil membawa setangkai bunga di tangannya nya. "Bantu aku masuk dulu, aku akan menceritakan semuanya. "

Agatha masih terdiam di tempatnya, memaksakan dirinya untuk mengingat kata demi kata apa yang dia katakan, menahan rasa sakit seperti diremas dan diplintir di dadanya.

Eros bilang dia adalah miliknya, seluruh keberadaanya adalah miliknya. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan menikah kecuali dengan dirinya. Tetapi... Apa yang telah ia lakukan beberapa waktu yang lalu membuat hatinya dipenuhi dengan amarah.

Agatha pikir lelaki itu membuangnya. Karena alasan itulah dia tidak pernah menghubunginya lagi. Tetapi melihat sepasang mata gelap lelaki itu sedang menatapnya terang-terangan, kemarahan di dadanya berangsur-angsur memudar.

Sementara Agatha masih tenggelam ke dalam pikirannya dan bingung harus berbuat apa, dia tidak menyadari Eros sudah bergerak, melompat dari dahan dan masuk ke kamarnya tanpa ijin.

Dia bergerak dengan ringan dan cepat seolah tubuhnya seringan kapas lalu mendarat dengan anggun di balkon kamarnya.

"Kamu pikir kamu ada di mana? "Agatha mendesis pelan, saat dia menegakkan tubuhnya.

"Di kamarmu. "Katanya tanpa basa basi. Dia meletakkan setangkai mawar hitam di telapak tangannya. "Hadiah untukmu. "Katanya lembut.

Sementara Eros berkeliling di kamarnya. Agatha masih terdiam di tempatnya sambil mendekap erat setangkai mawar hitam di dadanya, perasaannya kacau, matanya memerah, dan dia mengangkat kepalanya untuk menahan air matanya.

Setelah cukup tenang. Agatha menghela nafas panjang, mengambil vas bunga, menuangkan air ke dalam kaca bening itu, dan meletakkan mawar hitam di atasnya.

Agatha menatap kagum mawar hitam di tangannya. Baru pertama kali dia melihat mawar hitam secara langsung, selain harganya yang fantastis, mawar hitam cukup langka. Dia hanya tumbuh di daratan Halfeti Turki, dan juga, tidak sembarang orang bisa membelinya. Mereka harus memesan khusus di hari-hari sebelumnya.

Setelah dia selesai berkeliling kamarnya, dia akhirnya mengalihkan perhatiannya ke Agatha. Yang ia berikan senyuman lembut.
"Apa kamu menyukainya? "

Agatha menoleh ke samping, menatap mata gelap miliknya, dan tersenyum lembut. "Ya. Aku menyukainya. "

Dia mendekat, mengangkat tangan, dan meletakkan di wajahnya.
"Karena aku sudah membuatmu terkesan. Apa kamu bisa memaafkanku? "

"Ya. "

Dia melihat senyum riang Agatha dan merasa sedikit linglung sejenak.

Dia baru saja sampai di bandara, mengendarai mobil miliknya dengan kemarahan. Tujuannya hanyalah satu yaitu menjemput miliknya, dia juga sempat berpikir akan mematahkan kakinya jika wanita itu tidak patuh kepadanya, tetapi melihat Agatha menatapnya dengan penuh kasih sayang, kemarahan yang membelenggunya seketika surut tergantikan dengan kerinduan yang luar biasa.

Ini adalah kehidupan yang berbeda dari sebelumnya, yang belum pernah ia alami sebelumnya. Setiap kali melihatnya, tubuhnya menjadi nyaman, dan hatinya menghangat. Setiap inci tubuhnya dipenuhi dengan emosi aneh dan lembut. Agatha adalah miliknya, rumahnya, dan tempatnya untuk kembali.

Kehadiran Agatha membuat Eros melupakan masa lalunya yang dingin, sepi, dan kejam. Dia seperti matahari yang menyinari hatinya yang gelap, begitu hangat dan menenangkan.

Mereka terlalu tenggelam ke dalam pikirannya masing-masing. Ketika Eros terbatuk ringan, barulah dia menyadari jika pria itu dalam kondisi yang tidak baik.

Dia menatap Eros secara menyeluruh. Penampilan pria itu sangatlah kacau, jas biru navynya sedikit basah, kemeja putih persegi panjangnya berantakan, dan beberapa cipratan air mengotori sepatu hitamnya.

Jika terus memakai pakaian basah seperti ini, sangat mungkin jika bibit penyakit singgah di tubuhnya.

"Kemarilah. "Agatha menarik tangannya dan menyuruhnya untuk duduk di atas ranjang. Agatha sedikit menunduk, melepas kancing kemejanya dengan hati-hati, dan hendak melepaskan pakaiannya.

Namun, gerakannya seketika terhenti, lelaki itu segera meraih pergelangan tangannya, dan menariknya ke dalam pelukannya. "Apa yang ingin kau lakukan? "

Agatha mengangkat dagu, dan menatapnya tanpa ragu. "Melepas pakaianmu dan menggantinya dengan pakaian kering. "

Eros tertawa kekanak-kanakan, matanya berkedip nakal. "Daripada mengganti pakaianku dengan pakaian yang kering dan hangat. Aku lebih suka jika kau menghangatkan tubuhku secara langsung. "

Tersenyum, Agatha melirik bibirnya sekilas lalu menatap matanya. "Bagaimana jika aku tidak mau melakukannya? "

"Maka, aku akan memaksamu. "

"Dasar pemaksa! "Agatha memakinya dengan lembut.

Setelah tidak bertemu selama beberapa bulan, Eros merasa bahwa penampilan gadis cilik yang duduk di pangkuannya kini semakin menawan, dan menawan. Membuat kejantanannya tiba-tiba mengeras, seolah-olah gembira bertemu dengan pemiliknya lagi.

Baru saja mendekat, sebuah tangan tiba-tiba melingkari lehernya, dan mata liar Eros tidak bisa menahan nafsu binatangnya. Segera dia mencengkeram lehernya, mencubit dagunya dengan jari telunjuk dan ibu jarinya dan menekannya ke dalam ciuman.

Pada awalnya Agatha ingin menggodanya saja, tetapi tindakan berikutnya sungguh mengejutkan, membuatnya benar-benar kewalahan.

Eros memiliki temperamen yang angkuh, dia tidak suka tubuhnya di sentuh, dan dia akan mengamuk seperti orang yang kesetanan ketika seseorang tidak sengaja menyentuh tubuhnya. Tetapi di hadapan Agatha dia seolah kehilangan batasan dirinya. Dia menginginkan Agatha sekarang. Tapi masalahnya pintu tiba-tiba diketuk.....

Membuat sepasang kekasih itu gelagapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Villain From HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang