36. NERAKA YANG KAU TUJU SEPERTI APA?

461 23 4
                                    

Lelaki itu keluar dari gang sempit itu dengan wajah tenang. Karena hujan yang turun sadari tadi sore membuat jalanan yang biasanya ramai berubah sepi. Senyum merekah di bibirnya, tetapi senyuman itu tidak berlangsung lama tatapan matanya yang setajam elang jatuh pada sebuah koper berwarna hitam yang ada di genggamannya. Dia masih mengingat ekspresi ketakutan gadis itu dengan jelas, melihat gadis angkuh itu tidak berdaya dan ketakutan karena dirinya tiba-tiba saja kesenangan luar biasa memenuhi setiap sudut hatinya.

Menutup bagasi mobilnya, lelaki itu masuk ke dalam mobil, melepas sarung tangan dan memasukkan pistol revolver ke dalam plastik lalu menyimpannya ke dalam dashboard. Dia mengamati selembar foto yang ada di tangannya. Penghinaan dan ketidakadilan ini akan dia balas dengan harga yang setimpal. Sebentar lagi mimpinya akan menjadi kenyataan. Dia harus tetap berhati-hati dan waspada.

.....

Bau darah yang sangat kuat memenuhi ruangan. Dia tiba-tiba membuka matanya dan menemukan seseorang berdiri di depannya. Dia bertemu mata gelap Eros dan menatapnya dengan seksama.

Eros yang terdiam cukup lama membuka mulutnya. "Apa aku membangunkanmu? "

Agatha menggelengkan kepalanya.
Memperhatikan bahwa mata Eros tampak bersemangat dan ada noda kemerahan yang sudah mengering di sudut pakaiannya. Dia menyakini jika itu adalah darah, dengan tangan gemetar Agatha memeriksa tubuhnya. Tidak ada luka di tubuhnya fakta itu membuat dia lega sekaligus ketakutan. Pemikiran liar memenuhi hatinya tetapi semakin dia berpikir dan menyangkalnya jawabanya selalu sama. Itu bahkan lebih mengerikan dari setan yang muncul tiba-tiba.

Lelaki itu mengulurkan tangan, menyentuh wajahnya, tersenyum dan berkata.

"Ingin tahu apa yang aku lakukan? "

Ekspresi keraguan berkedip di wajah Agatha, dia belum siap dengan jawaban yang diberikan lelaki itu. Masih menatap matanya gadis itu menjawabnya.

"Tidak. "

"Kenapa? "Eros bertanya.

Agatha membuka mulutnya, akhirnya tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya, dan dia hanya menatap Eros dengan tenang. Dia memiliki segudang jawaban di sepasang matanya, tapi dia tidak ingin mengatakannya.

Senyum jauh terbentuk di bibir Eros.
"Apa kau mengira aku membunuh seseorang? "

Ekspresi wajahnya membeku dia menjawabnya dengan suara rendah. "Ya. "

Tiba-tiba lelaki itu tertawa seolah olah dia mendengaran sesuatu yang lucu. Membalikan badan dia menutupi mulutnya yang berkedut dengan telapak tangannya. Berbalik, Eros mengatupkan giginya rapat-rapat ketika mendapati ekspresi suram di wajah cantik Agatha. Sekuat tenaga meredam perasaan geli yang bergejolak di dadanya.

"Apa itu sangat lucu bagimu, membuat orang khawatir dan ketakutan sekaligus, jika ya, kau bisa keluar dan menertawakannya sampai pagi. Aku akan kembali tidur. "

Agatha memasang selimutnya kembali, dia meluruskan bibirnya dengan kesal, membalikkan punggung membelakanginya. Eros menatap bagian belakang kepalanya, terkejut. Dia ingin menjelaskan semuanya tetapi dia beranggapan jika Agatha sedang lelah dan ingin segera beristirahat jadi dia mengurungkan niatnya dan menyimpanya untuk keesokan harinya.

Bersama langkah kakinya yang menghilang dari balik pintu. Kamar tidur tiba-tiba menjadi sunyi. Agatha membalikkan tubuhnya, menatap pintu lalu lampu gantung yang ada di atasnya. Dia menghembuskan nafas lega dan dia telah melakukan dengan baik. Apa yang dia takutkan? Dia tidak takut jika lelaki itu membunuh tetapi dia takut jika laki-laki itu mendapat masalah.

Tiba-tiba Agatha teringat pada kejadian di klub malam kemarin, meski samar Agatha mendengar semuanya dan dia tidak bisa menyangkalnya jika laki-laki itu terlibat dalam pembunuhan dan tindakan kriminal lainnya.

Di Ruang Tengah.

"Wanita itu menghilang dan aku tidak bisa menemukannya. "

Ketika mendengar jawaban seorang pria di seberang sana. Eros mengacak rambutnya frustasi, dia mengatupkan gigi gerahamnya rapat-rapat.

"Aku tidak peduli temukan wanita itu dan seret ke hadapanku. Jika kau tidak menemukannya aku yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri. "

Eros memegang ponsel dengan jari-jarinya dan hampir meremas ponsel agar tidak berbentuk. Dia lalu melemparkan tubuhnya dengan kasar di sofa dan memejamkan matanya. Dia telah mencoba untuk tidur, tetapi pikirannya tidak juga tenang, jadi dia memutuskan untuk berdiri dan mengambil beberapa botol alkohol dan menenenggaknya sampai habis.

Eros bahkan tidak mempedulikan efek samping alkohol yang sering dia minum,
yang dia pedulikan sekarang adalah bagaimana dia bisa tenang dan melupakan semuanya sebentar.

Jalang itu, jalang yang membuat wanita yang dia cintai terluka, dia akan merobek setiap anggota tubuh jalang itu dengan tangannya.

"Penjara dan neraka sialan itu. Aku yang akan menghampirinya sendiri. "

.....

Di paruh kedua malam. Agatha bangun saat langit masih gelap, hujan deras masih mengguyur kota Malborne.
Bangkit dari ranjang dia membuka jendela dan berdiri di dekatnya. Tetesan air hujan yang jatuh ke tanah menimbulkan aroma petrichor yang menyegarkan.

Tatapan matanya yang halus berhenti pada tempat kosong di sampingnya.
Setelah keluar dari kamar lelaki itu tidak kembali. Agatha bahkan menunggunya selama beberapa waktu sebelum akhirnya tertidur.

Apa yang dia katakan hanya emosinya sesaat dia tidak ingin Eros menjadi salah paham karena ucapannya. Menutup jendela, Agatha turun ke lantai bawah dan menemukan pria itu tidur di atas sofa dalam keadaan kacau.

Beberapa botol alkohol kosong, puntung rokok, beberapa bungkus makanan ringan yang sudah dibuka dan belum di buka berserakan di bawah meja dan di sekitar tempat tidurnya. Bau alkohol dan nikotin yang sangat kuat menempel di sebagian tempat.

Pemandangan yang kacau ini
Agatha tidak ingin berlama-lama melihatnya, menghela nafas berat, Agatha berlutut, memunguti botol alkohol yang telah kosong, menyapu, mengepel semuanya dengan hati-hati. Setelah semuanya beres Agatha mengambil selimut dari kamar tidurnya, dan meletakan di atas tubuhnya.

"Neraka yang kau tuju itu seperti apa? "

Tanya Agatha sambil meletakan kepala di lengannya.

Villain From HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang