Travis terdiam mendengar cerita dari Jennie tentang adiknya itu.
"Jadi seperti itu" ucap Lisa.
Jennie hanya mengangguk ia merasa lega karena sudah menceritakan semuanya.
"Siapa yang berani mengganggu adikku" ucap Travis dengan nada yang begitu dingin.
"Itulah yang kami masih tanyakan ke haruto,dia tidak pernah mau memberi tahu siapa yang selalu mengganggunya di sekolah" jawab taehyung.
Tangan Travis terkepal kuat menahan emosinya, kenapa adiknya harus mendapatkan perlakuan seperti itu.
"Travis kamu mau kemana?" Tanya Lisa menahan tangan Travis. Travis tidak menjawab ia langsung saja pergi keluar.
"Vis gimana?" Tanya jihoon saat melihat Travis keluar.
Travis menggelengkan kepalanya,ia lalu duduk di kursi memikirkan siapa orang di balik semua cerita yang di ceritakan Jennie.
Sepertinya kalaupun Travis tau siapa mereka ia tidak tau dimana mereka sekarang. Tapi, kalau benar-benar Travis menemukannya ia tidak akan mengampuninya bahkan ia akan membalas perlakuan mereka.
"Ada yang harus gue bicarain sama kalian semua" ucap Travis menatap teman-temannya.
*******
"Jadi dulu adik lo pernah di bully?"
Travis mengiyakan perkataan Yoshi, sekarang mereka semua sedang berkumpul di kantin rumah sakit memikirkan siapa orang yang membully haruto.
"Sebenarnya ada yang harus gue kasih tau sama kalian semua" celetuk junkyu.
Junkyu sudah tidak tahan untuk merahasiakan semua ini jadi ia harus memberi tahu semuanya sekarang.
"Soal apa?" Tanya Travis.
Junkyu menarik nafas panjang bersiap untuk memberi tahu semuanya.
"Gue tahu siapa orang yang lo cari saat ini"
"Lo tau siapa yang udah bully adik gue?" Travis menatap junkyu menunggu jawaban yang akan dikatakannya.
"Vidio ini akan menjelaskan semuanya"
Junkyu menaruh ponselnya di atas meja memperlihatkan sebuah vidio di mana haruto sedang di bully oleh tiga orang yang begitu mereka kenal.
Mereka semua diam memperhatikan vidio itu sampai di mana menit berikutnya memperlihatkan dimana haruto di bully menggunakan catokan rambut. Mereka semua membulatkan matanya melihat hyunsuk yang dengan teganya menempelkan benda panas itu di tangan haruto sebanyak tiga kali sehingga menyebabkan kulit tangannya memerah.
"Bajingan!" Geram Travis melihat vidio itu,ia masih tidak percaya adiknya akan diperlakukan seperti itu.
"Dan kalo lo mau bukti selanjutnya gue punya rekaman suara haruto"
Junkyu kembali menyalakan rekaman suara yang ia rekam saat bersama haruto di rumah sakit.
"Kurang ajar mereka harus di kasih pelajaran" amarah Travis sekarang sedang meluap-luap ketika mendengar cerita sang adik di rekaman suara itu.
"Lo harus sabar, jangan bawa emosi dulu" ucap Yoshi.
"Bener,kita harus pikirin baik-baik gimana caranya kita balas mereka agar mereka tahu gimana rasanya" ujar Asahi.
"Langsung bunuh aja gak sih?" Kata jihoon.
Yoshi menepuk pundak jihoon agak keras membuat jihoon sedikit meringis.
"Kita harus buat rencana agar mereka tahu gimana rasanya di bully"
Jihoon hanya manggut-manggut menanggapi ucapan Yoshi,ada benarnya juga kalau langsung dibunuh seperti dipikirannya itu tidak adil, lebih baik ia menyiksanya terlebih dahulu atau melakukan persis seperti apa yang pernah mereka lakukan kepada haruto.
"Gini,kita buat rencana kita buat mereka rasain apa yang haruto rasain dulu, gimana?" Tanya jihoon.
"Menarik" gumam Travis memperlihatkan seringainya.
"Semuanya setuju kan?" jihoon menatap teman-temannya satu persatu dan mereka semua menyetujui rencananya.
"Kyu lo dapat semua itu dari mana?" Tanya jeongwoo.
Semuanya sekarang menatap junkyu untuk meminta jawaban bagaimana junkyu punya itu semua.
Junkyu menceritakan dari awal pertama ia menemukan haruto yang sedang dipukuli oleh hyunsuk, yedam dan Junghwan. Dan bagaimana junkyu mendapatkan vidio itu.
Semuanya berawal dari junkyu yang mencurigai yedam kalau dia yang membully mashiho. junkyu yang merasa kalau sifat mashiho akhir-akhir ini menjadi begitu pendiam dan terlihat gelisah setiap berpapasan dengan yedam, junkyu menyadari itu dan di saat itu ia berfikir kalau yedam adalah orang yang membuat mashiho berubah.
Junkyu harus membuktikan itu semua,sudah lelah ia bertanya pada doyoung tapi tetap saja jawabannya selalu tidak bisa,jadi junkyu diam-diam masuk ke dalam kelas saat jam olahraga, setelah dirasa aman junkyu mulai membuka tas yedam dan mengambil ponselnya kebetulan juga ponselnya ada di sana dan dengan cepat junkyu membukanya ini begitu mudah untuknya bahkan ponselnya tidak dikunci yang membuat junkyu dengan bebas mencari sesuatu di sana.
Dan benar ternyata ia menemukan bekas chat dimana yedam mengancam mashiho setelah melihat itu ia beralih mencari sesuatu dan ada satu vidio yang membuatnya tertarik untuk melihat itu adalah vidio haruto yang sedang dibully. Junkyu sebenarnya mengira itu adalah Travis,namun mendengar mereka memanggilnya haruto jadi junkyu menyimpulkan kalau itu bukan Travis.
Suara langkah kaki terdengar junkyu buru buru mengirim vidio itu ke nomor miliknya tak lupa juga ia menghapus jejak di dalam ponsel itu,dan setelahnya ia kembali duduk dengan tenang di bangkunya.
"Gitu ceritanya" kata junkyu setelah bercerita panjang lebar.
"Jadi untuk besok rencananya gimana?" Tanya Travis.
Jihoon menyuruh mereka semua mendekat ke arahnya untuk memberi tahu rencananya setelah memberi tahu mereka apa rencananya jihoon menatap mereka satu persatu untuk meminta persetujuan.
"Gimana? setuju"
"Rencana lo bagus juga" ucap Travis tersenyum ke arah jihoon, tidak salah jika jihoon bisa merencanakan semua ini dianya saja adalah mantan pembully dulu.
"Oke kalau semuanya udah setuju kita mulai besok" kata jihoon.
"Kalo soal beginian lo yang paling semangat" jeongwoo menyenggol jihoon yang sepertinya sangat senang dengan rencananya sendiri.
*******
Halo semuanya gimana kabarnya semua, semoga baik. Udah bab 30 aja kayaknya bentar lagi end deh, buat kalian semua yang baca sampai bab ini aku ucapin terima kasih banyak karena tetap tunggu cerita ini update.
Jangan lupa vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully [Twins Haruto] Treasure
Genç Kurgu"Gue Travis bukan haruto!!" Hyunsuk yang ingin membuat Travis bernasib sama dengan haruto di sekolah barunya tapi itu bukanlah hal yang mudah baginya. END