Chapter 49

1.3K 135 26
                                    








Waktu sudah menunjukan pukul 4 pagi. Lan Zhan yang sempat tertidur sejenak dalam posisi duduk terbangun karena merasakan sebuah gerakan didalam ruangan yang mereka tinggali.

"A-Die, aku lapar."

Suara serak dan polos terdengar melalui gendang telinganya, Lan Zhan seketika bangkit dari duduknya dan menghampiri putranya yang telah sadar.

"A-Xian baik-baik saja?" Lan Zhan menyentuh pergelangan tangan Haoxian untuk memeriksa denyut nadi dan aliran energi ditubuh anaknya.

Haoxian menganggukkan kepalanya patuh berdehem menjawab pertanyaan ayahnya. "Um."

Lan Zhan pun akhirnya bisa bernapas lega setelah benar-benar memastikan kondisi putranya telah membaik. "Kemari dan makanlah." Lan Zhan membantu putranya untuk turun dari atas ranjang kemudian duduk didepan meja yang berada ditengah ruangan.

Dengan hanya sekali gerakan, mantra yang dibuat Lan Zhan untuk menyembunyikan makanan mereka agar tetap hangat pun kini sudah tersaji didepan mereka.

Haoxian yang melihat makanan lezat didepannya sudah tidak sabar ingin langsung memakannya. Namun saat dirinya akan dengan rakus memakan makanannya, seketika tangannya terhenti ketika menyadari siapa yang berada disampingnya sekarang. Dengan hati-hati Haoxian pun merubah perilaku makannya lebih sopan dari sebelumnya.

"Selamat makan A-Die." Haoxian mulai memasukan sesuap demi sesuap makanan kedalam mulutnya.

Lan Zhan tidak banyak bersuara dan hanya menatap Haoxian yang tengah menyantap makanannya. Lan Zhan seperti tengah memikirkan sesuatu.

Setelah beberapa saat berlalu, Haoxian akhirnya selesai menghabiskan dua mangkuk makanannya dikarenakan sebelumnya dia sempat menatap penuh permohonan pada ayahnya untuk menghabiskan satu mangkuk lagi. Mungkin karena ini pertama kalinya bagi Haoxian mengeluarkan seluruh kekuatannya, Haoxian menjadi sangat lapar seakan dirinya hanya bisa mendapatkan energinya kembali dengan makan lebih banyak.

"Terima kasih untuk makanannya, A-Die."

Lan Zhan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Namun saat Haoxian hendak kembali ke ranjangnya, Lan Zhan tiba-tiba membuka mulutnya. "A-Xian."

Haoxian yang sempat ingin beranjak pergi pun kembali ke posisinya dengan cepat. "Ya A-Die?" Haoxian merasa jantungnya berdetak lebih cepat ketika menatap wajah ayahnya yang seperti hendak mengatakan sesuatu padanya.

"Sudah waktunya untukmu kembali ke Gusu Lan."

Haoxian terkejut mendengar perkataan ayahnya, matanya membulat menunjukan rasa terkejutnya. "Kita akan kembali ke Gusu Lan?"

"Bukan kita, hanya kau sendiri."

Jantung Haoxian seakan berhenti mendengar jawaban ayahnya. "Lalu bagaimana dengan A-Die dan A-Niang? Kenapa tidak kembali ke Gusu Lan bersama? Apa aku melakukan kesalahan? Apa A-Die dan A-Niang marah karena aku masih belum terlalu baik mengendalikan kekuatanku? Apa aku-"

"Kami tidak bisa selalu menemanimu dalam pemburuan."

Haoxian kembali menelan kata-katanya, matanya menatap ayahnya dengan pandangan berkaca-kaca. "Aku tidak ingin meninggalkan A-Niang. Aku bisa pergi berburu sendiri, aku tidak akan merepotkan kalian. Aku akan menjaga diriku sendiri dan tidak akan kembali dalam keadaan terluka."

Lan Zhan hendak kembali menjelaskan maksud dari perkataanya pada sang putra, namun sebuah suara tiba-tiba ikut bergabung, memecah ketegangan diantara ayah dan anak tersebut.

"A-Xian? Kau sudah bangun?" Wei Ying yang mendengar perdebatan kecil di sela-sela tidurnya pun merasa sedikit terganggu. Namun saat dirinya sadar jika suara yang di dengarnya adalah suara putranya, Wei Ying bergegas bangun dan melihat sang putra yang terlihat sedang melakukan percakapan serius dengan suaminya.

The Untamed (Mo Dao Zu Shi) Sp WangXian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang