The Untamed (Mo Dao Zu Shi) Sp WangXian

Chapter 39

▪︎

▪︎

▪︎

Matahari sudah mulai bergerak naik, semua orang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, terlebih aktifitas di Gusu sudah kembali berjalan seperti biasanya. Namun beberapa pimpinan terlihat sudah berkumpul didalam ruangan pertemuan. Ini semua bukan atas perintah Lan Xichen maupun Lan Qiren, melainkan Wei Wuxian.

Wei Ying sudah mendengar apa yang terjadi selama proses kelahirannya dan siapa saja yang terlibat dalam peperangan serta masalah apa yang terjadi setelah peperangan selesai. Wei Ying saat ini terlihat sangat serius, dia tidak mengikut sertakan Lan Zhan kedalam pertemuan ini karena untuk Lan Zhan sendiri akan ada giliran ketika mereka hanya berdua. Sedangkan Haoxian telah Wei Wuxian serahkan pada Lan Zhan untuk mengurusnya sebentar. Mengenai bagaimana cara Wei Ying bisa pergi keruang pertemuan, Jiang Cheng yang telah membantunya hingga sampai disini, walaupun Lan Zhan sempat tidak menyetujuinya tapi karena Haoxian saat itu sedang menangis, tidak ada yang bisa Lan Zhan lakukan selain membiarkan Jiang Cheng membawa Wei Wuxian untuk pergi ke ruang pertemuan. Dan disinilah mereka bersama dengan Wei Wuxian yang jarang terlihat seserius ini.

"Kenapa Guru dan Zewu Jun harus turun langsung menghadapi mereka disaat mereka bahkan tidak akan bisa memasuki Gusu Lan jika kalian tetap berdiri dibelakang gerbang? Kalian sampai terluka seperti ini, bagaimana jika kalian terbunuh dipeperangan? Diluar sana bukan hanya satu sekte yang berkumpul melainkan lima sekte. Sekuat apapun kalian pasti itu tetap akan menimbulkan banyak korban. Apa kalian tidak memikirkan perasaanku jika sampai sesuatu terjadi pada kalian hanya karena melindungiku dan Haoxian yang bahkan belum sempat melihat wajah kalian?" Tanya Wei Ying pada Lan Qiren dan Lan Xichen.

"Dan kau Jiang Cheng. Apa kau tidak memikirkan keselamatanmu sendiri? Menghadapi ratusan orang sendirian, apa kau sadar apa yang kau lakukan? Jika kau ingin mati, apa kau juga ingin membawa Jin Ling dan Wen Ning untuk mati bersamamu?" Kini Wei Ying mengalihkan perhatiannya untuk menatap Jiang Cheng.

Mendengar itu, Jiang Cheng tidak menjawab. Perkataan Wei Wuxian memang benar, dia terlalu gegabah, kesalahannya karena terlalu mudah terpancing emosi tanpa memikirkan jika dirinya juga membawa Jin Ling bersamanya. Tapi terlepas dari apa yang sedang mereka bicarakan, saat ini emosinya bener-bener sedang dikuasai oleh kehadiran Nie Huaisang diruangan ini. Jiang Cheng sangat marah pada Wei Wuxian, dia sudah mencoba menghindarkan pertemuan diantara keduanya tapi Wei Wuxian malah membiarkannya bergabung kedalam ruangan ini.

Lan Qiren yang mendengar semua teguran yang Wei Wuxian berikan padanya pun merasa sedikit tidak terima walaupun dia merasa jika yang dikatakan Wei Wuxian benar adanya.

"Wei Wuxian, kau berani memarahiku? Dimana sopan santunmu! Hak apa yang kau miliki untuk melarangku melakukan sesuatu? Aku melakukan ini demi melindungi cucuku! Apa kau pikir aku akan diam saja melihat orang-orang diluar sana berniat membunuh cucuku bahkan didepan wajahku sendiri?"

"Paman, tenanglah. Adik ipar, bukan maksud kami tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi kejadian seperti ini tidak dapat disepelekan. Mereka menyerang Gusu Lan, sama dengan tidak menghormatiku sebagai saudara mereka. Mengancam akan membunuh anak dari adikku, mereka benar-benar tidak memandangku sama sekali. Selain harus melindungi adik ipar dan keponakanku, aku juga harus melindungi martabat sekte Gusu Lan. Mereka bahkan sudah melukai ketua Jiang, bagaimana aku harus mengabaikan semua ini?" Jelas Lan Xichen setenang mungkin agar tidak membuat keadaan menjadi lebih buruk.

Jiang Cheng yang mendengar kalimat terakhir Lan Xichen meliriknya sekilas, tidak bohong jika dia merasa tersentuh karena perhatian yang Lan Xichen berikan padanya tapi kejadian kemarin malam benar-benar tidak bisa dia terima, terlebih lagi Lan Xichen membiarkan Nie Huaisang menginap di Gusu Lan. Apa dia tidak memikirkan kemungkinan Nie Huaisang akan melakukan sesuatu yang buruk pada Wei Wuxian dan bayinya?