Chapter 4

55 11 32
                                    

"Kami tidak apa-apa. Tapi Rudy..."

"Jadi kalian sudah berhasil memancing Humanoid tingkat 3 ya... Luar biasa! Sayang teman kalian yang jadi korbannya. Perlu kalian tau, bahwa virus yang menyerang sekolah kalian ini bukanlah virus asli. Melainkan perbuatan dari makhluk itu." Ucap Habil sembari mengisi energinya.

Pocong itu membuka payungnya kemudian memutarkannya. Dia kembali menyerang Habil namun Habil berhasil menghindarinya. Keduanya sama-sama saling meluncurkan serangan menggunakan senjata mereka.

Ken yang masih terdiam seperti batu disadarkan oleh Hendra untuk melarikan diri dan mencari tempat yang aman. Mereka berdua berusaha untuk kabur menghindari pertarungan. Pocong yang melihat hal itu tidak membiarkannya begitu saja, dengan menggunakan loncengnya ia membunyikannya sehingga mengeluarkan suara yang sangat keras. Suara yang begitu keras membuat seluruh kaca di sekolah itu pecah. Habil yang tidak sempa menutup telinganya mengalami pendarahan karena frekuensi suara yang tidak mampu ia terima.

Melihat Habil yang lengah, pocong tersebut langsung menghantam Habil menggunakan payungnya sehingga membuat Habil terhempas dan menabrak dinding kelas. Selanjutnya sang pocong langsung mengincar Ken dan Hendra yang masih berada disana. Dia memutar payungnya kembali dan berniat menghancurkan tubuh Ken dan Hendra. Untungnya mereka berdua berhasil menghindari serangan mematikan itu.

"Kita bersembunyi di mushola aja!!" Ken dan Hendra langsung pergi menuju mushola sekolah untuk bersembunyi.

Pocong itu terus mengejar Ken dan Hendra seolah-olah ia ingin sekali membunuh mereka berdua. Sesampainya disana mereka lupa kalo mushola sedang dalam keadaan terkunci. Sedangkan pocong itu telah berada di dekat mereka. Mereka berdua hanya pasrah menunggu ajal menjemput mereka.

Namun tak disangka, sebuah suara tembakan terdengar jelas. Tembakan-tembakan yang mengenai makhluk mengerikan itu. Seorang pria berjas hitam layaknya seorang pekerja kantoran sambil membawa sebuah koper hitam entah apa isinya. Lalu pria itu berkata...

"Beraninya kamu masuk ke dalam area yang suci, akan ku singkirkan makhluk hina sepertimu." Ucap pria itu dengan suara yang pelan namun terdengar jelas.

Sang pocong yang terlihat kesal langsung berbalik arah yang tadinya mengincar Ken dan Hendra, kini mengincar pria itu. Pocong itu berlari dan melompat berniat menghantam dari atas. Namun, pria itu sudah sampai duluan di tempat Ken dan Hendra berada

"Perkenalkan aku Devon, salah satu agen dari organisasi pemburu Humanoid." Pria itu memperkenalkan dirinya dan meminta mereka berdua untuk pergi menjauh.

Pertarungan epik dimulai, Devon kembali menembak tubuh pocong itu berulang kali. Pocong yang sudah muak tanpa basa basi langsung mendekat dan menyerang menggunakan payungnya. Dengan cepat Devon membuka kopernya dan mengeluarkan sebuah golok besi. Dengan golok itu ia menangkis serangan si pocong dan kemudian berbalik menyerangnya. Kini Devon memiliki dua senjata yang membuat Devon bisa menyerang dari jarak jauh atau jarak dekat. Pocong itu kembali mengeluarkan lendir hitamnya namun Devon berhasil menghancurkan lendir itu dengan cara menembaknya.

Devon memindahkan pertarungan di lapangan agar Devon bisa leluasa bergerak. Sang pocong yang telah memutarkan payungnya ketika Devon berlari kearah lapangan langsung melancarkan serangannya itu. Devon yang sadar langsung membalas serangan itu menggunakan goloknya. Adu senjata tidak dapat dihindari. Akibat dari beradu senjata itu, membuat sebuah ledakan yang cukup keras di area sekolah. Warga sekitar yang melihat kejadian itu merasa ketakutan dan khawatir tentang apa yang sebenarnya terjadi. Begitu juga dengan Ken dan Hendra yang sedang bersembunyi di WC sekolah.

Setelah asap dari ledakan menghilang, terlihat bahwa Devonlah yang berhasil memenangkan adu senjata itu. Payung pocong itu hancur beserta dengan tangannya. Tak ingin membuang kesempatan Devon langsung menyerang dengan menebas tubuh pocong itu berulang kali. Devon juga memotong tangan pocong itu yang memegang lonceng.

Karena benar-benar sudah terdesak, pocong itu langsung melompat kebelakang dan mengeluarkan teknik terakhirnya. Ia memuntahkan seluruh lendir tanpa henti yang membuat Devon harus mundur untuk berlindung. Namun, disamping tempat Habil dihempaskan. Muncul sebuah cahaya biru yang begitu terang. Ternyata itu adalah gelombang elektrik yang begitu mematikan. Habil yang sudah sadar dari pingsannya langsung mengeluarkan teknik Ultimate nya.

"Oi bajingan... Pergilah ke neraka. Ultimate: Gelombang Kehancuran." Habil langsung melepaskan serangannya dan berhasil mengenai pocong itu.

Hal itu membuat tubuh Humanoid tingkat 3 itu hancur lebur. Kini semuanya telah selesai. Makhluk yang mengganggu sekolah mereka telah dimusnahkan. Sayangnya akibat pertarungan itu membuat keadaan sekolah hancur dan berantakan.

"Ya ampun tengoklah sekolah kita ni haa.. hancur lebur." Ucap Devon dengan kesal.

"Ngga apa-apa, nanti biar aku yang ngobrol sama kepala sekolahnya. Sekarang kita perlu mengantar kedua anak itu untuk dibawa kemarkas." Ucap Habil dengan santai.

Ken dan Hendra keluar dari tempat persembunyiannya. Dilihat dari wajahnya, mereka terlihat benar-benar ketakutan dan mengalami trauma berat. Mereka takut disalahkan atas apa yang terjadi.

"Baiklah kalian berdua, ikut kami ke markas." Habil membawa Ken dan Hendra ke markas menggunakan mobilnya.

HEROES WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang