Chapter 19

33 11 44
                                    

Octopas yang ketakutan langsung menyerang Ken dengan menggunakan semua tentakelnya. Namun, entah apa yang terjadi tiba-tiba semua tentakel itu putus dengan sendirinya. Padahal sudah jelas Ken hanya berdiri diam tidak bergerak sedikitpun.

"Haaa.. membosankan. Kupikir kau itu kuat, ternyata lembek." Ucap Ken mengejek.

"Tunggu dulu.. suaranya berbeda. Suara bocah itu berubah menjadi sangat berat. Bahkan suaranya juga terasa sangat berbeda dari biasanya.. mungkinkah.. bocah itu dirasuki?!" Pikir Octopas.

"Ya sudahlah ya.. kalau begitu biar anak ini saja yang mengurusmu." Setelah mengatakan itu, Ken kembali dalam keadaan normal. Tubuhnya kembali dalam keadaan asli.

Ken langsung tertunduk lesu. Tubuhnya menjadi sangat lemah. Octopas yang tidak terlalu memikirkannya langsung menyerang Ken untuk terakhir kalinya. Karena tentakel miliknya sudah putus semua maka ia menyerang Ken dengan gelembung super dingin.

Untungnya serangan itu berhasil dipatahkan oleh bola api milik Danar yang ternyata ia masih hidup. Kini pertarungan antara Danar melawan Octopas kembali terjadi.

"Bisa-bisanya kau masih hidup!" Octopas melemparkan beberapa bola parasit.

Namun, lagi-lagi usaha itu sia-sia. Danar berhasil mematahkan serangan Octopas kembali. Danar melaju kencang ke arah Octopas dan langsung memukulnya dengan Dragon Punch. Setelah memukulnya beberapa kali Danar mengeluarkan sebuah rantai berapi yang ia sebut dengan Rantai Hades. Danar mengikat Octopas dengan rantai itu. Dengan peluang yang besar, Danar akhirnya mengeluarkan serangan terakhir.

"Matilah kau jadi gurita bakar. Fire Blaster!"

Wosshh!!

Seketika itu juga tubuh Octopas terbakar habis. Octopas akhirnya berhasil dikalahkan dan mati ditangan Danar.

Setelah itu Danar menghampiri Ken yang sedang menangis didepan serpihan Jihan. Danar berusaha menenangkan Ken dan mengatakan kalau Ken harus tetap tegar. Menjadi pahlawan memang banyak resikonya, terutama mereka harus rela kehilangan orang-orang yang mereka sayang.

Ken yang mendengar kata-kata itu hanya bisa meng-iyakan. Ken menahan tangisnya kemudian memungut semua serpihan dari tubuh temannya itu.

Beberapa saat kemudian, Habil beserta pasukan organisasi datang berniat untuk membantu Danar dan Ken. Tetapi seperti yang mereka lihat, mereka terlambat. Habil langsung memerintahkan seluruh pasukan untuk membawa Ken serta Danar. Mereka juga membuat mayat kedua polisi yang telah hancur.

Suara sirine ambulance mengiringi seluruh jalanan. Ken yang berada didalam hanya duduk tertunduk lesu dengan memegang plastik berisi serpihan Jihan. Sayangnya, Ken lupa kalau Jihan tewas menjadi es. Akibatnya, karena terlalu lama terkena sinar dan panasnya matahari. Serpihan es itu mencair.

Keesokan harinya, Ken berniat untuk memberitahu orang tua Jihan tentang seluruh kejadiannya. Ia siap menanggung resiko apapun yang terjadi.

Sementara itu, Danar yang masih terbaring dirumah sakit memanggil Habil untuk membicarakan sesuatu.

"Mau ngomongin soal apa nar?" Tanya Habil.

"Ini tentang Ken." Jawabnya.

HEROES WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang