Chapter 27

6 2 0
                                    

Di sebuah gedung tua terbengkalai, yang menjadi tempat persembunyian Nenek Lampir itu. Ia sedang melakukan sebuah ritual yang sangat tidak manusiawi. Disana terdapat beberapa wanita yang diikat untuk dijadikan tumbal dalam ritual.

Entah apa yang direncanakan oleh nenek itu, yang jelas saat ia melakukan ritualnya, Lampor datang mendatanginya.

"Bagaimana dengan ritualnya?" Tanyanya.

"Sedikit mengalami gangguan tapi sebentar lagi akan siap." Jawabnya.

"Lebih baik ritual ini berhasil dilaksanakan. Rencana ku sudah berjalan 50%. Jangan sampai yang satu ini gagal." Ancam Lampor.

Ditengah perbincangan Elvagar yang ternyata masih hidup muncul dihadapan mereka dan memberitahukan sesuatu kepada Lampor.

"Wah wah ada apa ini?"

"Ternyata kau masih hidup setelah terjebak di kobaran api itu ya Elvagar." Pernyataan Lampor secara tidak langsung membuktikan bahwa ia juga melihat pertarungan Elvagar melawan Danar dan Ken sebelumnya.

"Aku hanya ingin melaporkan sesuatu kepadamu. Aku telah menghabisi seluruh manusia yang ada di Kota Dharmasraya, tepat setelah aku berhasil selamat dari pertarungan itu." Ucap Elvagar sembari mengeluarkan senyum jahatnya.

"Baguslah kalau begitu." Ujar Lampor.

Lampor pergi meninggalkan Elvagar dan Nenek Lampir itu menuju ke Dharmasraya. Sementara Elvagar memberikan peringatan kepada Nenek Lampir itu.

"Orang-orang yang mengganggumu sedang menuju kesini. Lebih baik kau waspada hihihi." Elvagar memperingati Nenek Lampir itu.

Nenek itu hanya memasang raut wajah kesal kepada Elvagar. Elvagar kemudian pergi meninggalkan nenek itu menuju Kota Padang.

Benar saja apa yang dikatakan Elvagar, suara pintu masuk terdengar terbuka dari lantai bawah. Ia kemudian membangkitkan Genderuwo dengan menggunakan teknik Summoning.

****

"Benar disini tempatnya dap?" Tanya Deana ragu.

"Kalau menurut mata bintangku sih ya kesini." Ujarnya.

Tiba-tiba saja suara raungan dari Genderuwo itu terdengar jelas. Hendra yang merasakan aura yang tidak enak langsung memerintahkan mereka untuk berhati-hati.

Benar saja, Genderuwo itu datang dari atas dan langsung menghantam mereka. Untungnya mereka semua berhasil menghindar. Sesuai rencana, Deana meminta Hendra dan Aramico untuk pergi keatas melawan Nenek Lampir.

Sementara itu Dafa dan Deana mengurus Genderuwo. Deana mencoba untuk menghipnotis Genderuwo tersebut namun tidak bisa karena mata Genderuwo itu sangat berbeda dengan mata pada umumnya.

Dafa mencoba maju dan beradu pukulan dengan Genderuwo itu. Alhasil karena pukulan Genderuwo lebih kuat, yang terdorong kebelakang adalah Dafa.

"Kuat juga ni setan."

Disisi lain, Nenek Lampir yang sedang membaca mantra ritual berhasil digagalkan oleh Hendra yang melempar sebuah keris.

"Kalian tidak akan bisa menggagalkan rencanaku!" Ujar nenek itu.

Ia mengambil tongkatnya dan bersiap untuk bertarung melawan Hendra serta Aramico. Hendra mengambil keris, Aramico mengambil bola. Pertarungan demi menyelamatkan jiwa seseorang telah dimulai.

HEROES WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang