Chapter 29

5 2 2
                                    

Mendengar suara ledakan dari atas, membuat Dafa dan Deana kehilangan fokus ketika bertarung melawan Genderuwo. Karena mereka sedang lengah, Genderuwo itu tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia memukul Dafa dan Deana tepat di wajah mereka.

"Haduh, pusing kepala ku..." Rintih Dafa sambil memegang kepalanya.

"Hati-hati Dap, jangan main gas aja!" Ucap Deana dengan kesal.

"Sorry, agak kesel sama si babi ini." Balasnya.

Deana mengeluarkan teknik telekinesisnya. Ia mencoba menerbangkan Genderuwo itu namun tidak bisa karena terlalu kuat dan besar. Deana hanya mampu menahan tubuh Genderuwo itu sehingga tidak dapat bergerak.

Deana meminta Dafa untuk segera menyerang. Dengan cepat Dafa segera melaju kencang dan menyerangnya dengan teknik 10 Second Punch Star. Semua pukulan itu mampu membuat Genderuwo itu sempoyongan.

Tidak ingin membuang banyak waktu, Dafa segera mengeluarkan Ultimate nya. Dafa membawa Genderuwo itu ke sebuah dimensi yang berbentuk seperti galaksi atau luar angkasa. Genderuwo yang bingung hanya bisa terdiam ketika melihat Dafa yang sudah berada diatas.

"Hancurlah berkeping-keping menjadi serpihan bintang. Ultimate: Bintang Jatuh." Dafa segera melakukan pukulan super tepat kearah tubuh Genderuwo itu. Karena energi yang sangat dahsyat dari pukulan itu membuat tubuh Genderuwo meledak dan hancur.

Kemudian Dafa secara otomatis langsung keluar dari dimensi galaksi. Tangan kanan yang digunakan Dafa untuk memukul terlihat terluka sangat parah.

"Huu.. itu pasti perih banget." Ujar Deana yang melihat tangan Dafa yang berlumuran darah.

"Emang sih, tapi mau gimana lagi." Balasnya.

****

Sementara itu, Nenek Lampir yang merasa bahwa Genderuwo miliknya telah mati membuat ia sangat kesal. Nenek itu ingin segera kebawah untuk membunuh Dafa dan Deana. Namun, saat ingin turun kebawah nenek itu ditahan oleh Aramico yang ternyata berhasil dari serangan dengan berteleportasi menggunakan bolanya.

"Bagaimana bisa?" Tanya nenek itu keheranan.

"Aku cuma menukar posisiku dengan bolaku. Itu saja." Jawab Aramico.

"HENDRA!" Aramico menendang punggung Nenek Lampir itu dan meminta Hendra untuk segera menyerangnya. Hendra yang telah bebas dari tancapan kerisnya sendiri langsung mengambil kerisnya dan menusuk jantung Nenek Lampir.

Seketika itu juga Nenek Lampir berteriak kesakitan. Tubuhnya langsung menghilang menjadi kabut hitam meninggalkan tongkatnya. Hendra, Aramico, Dafa dan Deana segera berkumpul untuk membebaskan Devon. Mereka yakin bahwa jiwa Devon berada ditongkat Nenek Lampir itu.

Hendra mematahkan tongkat itu dan benar saja, jiwa Devon keluar lalu berkumpul menjadi tubuhnya semula. Devon langsung sadar meskipun ia merasa sakit di sekujur tubuhnya.

"DEVON!" Teriak mereka berempat melihat Devon yang berhasil selamat.

"Apa yang terjadi nih?" Tanya Devon.

"Nanti ajalah kujelaskan. Sekarang kita harus pulang ke Padang dulu, tanganku sakit banget ini bro." Balas Dafa.

Mereka berlima akhirnya segera pulang ketempat yang seharusnya mereka berada. Keadaan Kota Padang benar-benar kacau sekarang. Membuat mereka mau tidak mau harus menetap disana.

HEROES WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang