Pertandingan telah berlangsung cukup lama dan kini telah sampai di babak 2, menit 90. Tidak ada kejadian aneh selama pertandingan tersebut berlangsung. Akhirnya, pertandingan telah selesai. Club dari Aramico menang telak denga skor 3-0.
Beberapa jam kemudian, stadion telah mulai sepi. Para penonton telah berhamburan keluar dan pulang kerumah. Hendra dan Devon menemui Aramico di ruang ganti.
"Eh Devonn! Gimana kabarmu von?" Tanya Aramico yang telah lama tidak berjumpa dengannya.
"Alhamdulillah baik, oh ya kenalin ini murid aku namanya Hendra." Devon memperkenalkan Aramico.
"Halo om ee.. mas.. kak.." Ucap Hendra terbata-bata karena bingung ingin memanggil Aramico dengan sebutan apa.
"Panggil bang Mico saja." Ujar Aramico.
Kemudian Devon menjelaskan alasan kedatangan mereka ke stadion, yaitu itu memeriksa keanehan yang sering dikeluhkan orang-orang. Aramico yang mendengar itu hanya bisa meng-iyakan dan membiarkan Devon serta Hendra untuk memeriksanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Hendra dan Devon pergi ke lapangan stadion. Suasana disana sangat sunyi ditambah dengan angin yang sangat dingin membuat kengerian semakin terasa.
"Ngeri bet anjir.. merinding gua." Batin Hendra ketakutan.
Sementara itu Devon hanya santai dan bersikap dingin. Ia memeriksa setiap sudut lapangan. Namun, entah apa yang terjadi lampu stadion secara tiba-tiba hidup dengan sendirinya.
Diatas terlihat seperti tongkat yang melayang. Setelah tongkat itu turun sebuah kabut asap muncul dan memperlihatkan sosok nenek tua. Dengan pakaian hitam dan rambut yang telah berubah serta mata yang hitam membuat penampilan nenek itu semakin mengerikan.
"Nenek Lampir?!" Devon terkejut.
"Ha!? Nenek Lampir!? Gua kira ada di cerita dongeng doang jir." Batin Hendra.
Nenek Lampir itu menancapkan tongkatnya ke rumput. Seketika itu juga sebuah getaran muncul dan membuat Hendra kehilangan keseimbangan.
Dari dalam tanah, muncul sosok Genderuwo yang besar. Genderuwo ini berbeda dengan Genderuwo pada umumnya. Ia memiliki tubuh yang lebih besar dan berotot. Sepertinya ini adalah Genderuwo yang sering digunakan untuk pesugihan.
"Serang mereka dan ambil energi mereka!" Nenek Lampir itu menyuruh Genderuwo untuk menyerang Hendra dan Devon.
Genderuwo itu melompat kearah Devon dan menghantamnya. Dengan cepat Devon langsung menghindar dan menebas tubuh Genderuwo itu. Namun, karena kulit yang tebal dan keras membuat Devon sulit untuk melukainya.
"Keras badannya lagi.." Batin Devon.
Hendra mencoba membantu. Ia membuat kerisnya menjadi banyak dengan teknik Shadow Clone. Hendra melempar kerisnya diikuti dengan keris lainnya. Keris yang berjumlah 8 itu menancap di tubuh Genderuwo.
Genderuwo memang tidak merasakan apa-apa. Namun, tubuhnya tidak bisa bergerak.
"Pak!! Serang dia sekarang!!" Seru Hendra kepada Devon.
Devon langsung memotong tangan kiri Genderuwo itu beserta tangan kanannya. Namun, saat Devon memenggal kepalanya, leher Genderuwo itu sangat keras dan sulit untuk ditebas.
Ditambah kedua tangan Genderuwo itu tumbuh kembali. Alhasil, Genderuwo itu mengambil tubuh Devon yang masih melayang di udara lalu membanting tubuhnya berulang kali. Devon dilempar sampai ke bangku penonton.
"Pak Devon!" Teriak Hendra yang khawatir.
Kini Hendra harus menghadapi Genderuwo itu sendirian. Hendra menyerang dengan teknik Shadow Blade. Dari 10 tebasan hanya mampu menghasilkan luka goresan dan luka goresan itupun kembali pulih dengan cepat.
"Semua serangan yang kalian lakukan hanyalah sia-sia!" Ujar nenek itu.
Genderuwo itu mencekik leher Hendra dan berniat untuk menyerap seluruh energi kehidupannya. Devon menembak kepala Genderuwo itu berulang kali untuk mengalihkan perhatian.
Genderuwo itu kembali melompat dan berhasil menangkap Devon sedangkan Hendra dilepaskan. Genderuwo itu langsung menyerap seluruh energi kehidupan Devon sehingga membuat tubuh Devon mengering.
Tubuh Devon langsung menghilang menjadi abu. Membuat Hendra sangat syok melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEROES WORLD
ActionMenceritakan seorang siswa berumur 15 th di sekolah menengah yang menjadi pahlawan sekaligus pembasmi makhluk mengerikan yang diberi kode nama "HUMANOID". Dia masuk di sekolah akademi setelah lulus SMP. Dimulai dari sinilah perjuangan Ken sebagai p...